Syahidnya Seorang Tahanan Palestina di Penjara Israel
Syahidnya Seorang Tahanan Palestina di Penjara Israel semakin membuktikan bahwa perlakuan Israel di penjara-penjara mereka sudah melampaui batas wajar kemanusiaan
rezaervani.com – 3 November 2025 – Sejumlah lembaga yang menangani urusan tahanan di Palestina mengumumkan syahidnya tahanan Mohammad Hussein Mohammad Ghawadra (63 tahun), warga kota Burqin di wilayah Jenin yang diduduki, di dalam penjara Israel hari ini.

Pasukan pendudukan Israel sebelumnya menangkap almarhum Ghawadra pada tahun 2024, dan sejak itu ia ditahan di Penjara Janout (yang sebelumnya dikenal sebagai Penjara Nafha–Ramon). Ia ditahan dalam kondisi yang sangat berat dan tidak mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, meskipun menderita berbagai penyakit kronis.
Syahid Ghawadra adalah ayah dari Sami, seorang tahanan administratif, dan ayah dari Shadi, seorang mantan tahanan yang kini diasingkan ke Mesir setelah dibebaskan dalam kesepakatan “Topan al-Ahrar” yang dilaksanakan awal tahun ini.
Lembaga-lembaga urusan tahanan menegaskan bahwa syahidnya Mohammad Ghawadra terjadi di tengah meningkatnya kampanye hasutan sistematis yang dipimpin oleh otoritas pendudukan Israel, khususnya oleh Menteri Itamar Ben-Gvir, yang berusaha mengesahkan undang-undang hukuman mati bagi tahanan, sambil membanggakan kejahatannya terhadap mereka. Dalam waktu yang sama, para tahanan Palestina tengah menghadapi salah satu bentuk perang pemusnahan paling brutal dan berkelanjutan di dalam penjara-penjara pendudukan.
Peningkatan Kekerasan dan Pelanggaran
Klub Tahanan Palestina, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, serta Kantor Informasi Tahanan menyatakan bahwa setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata, otoritas penjara Israel justru meningkatkan tindakan represif dan pelanggaran terhadap para tahanan.
Kesaksian dan laporan dari para tahanan yang baru dibebaskan menjadi bukti kuat adanya tindakan penyiksaan berat dan eksekusi lapangan di dalam penjara. Hal ini terlihat jelas dari kondisi jenazah para syuhada yang dikembalikan dalam kerangka kesepakatan tersebut.
Dengan gugurnya tahanan Mohammad Ghawadra, jumlah syuhada gerakan tahanan Palestina sejak dimulainya perang pemusnahan meningkat menjadi 81 orang yang telah teridentifikasi, sementara kejahatan penghilangan paksa masih menimpa puluhan tahanan lainnya.
Jumlah jenazah para tahanan yang ditahan oleh Israel, baik sebelum maupun sesudah perang, kini mencapai 89 jenazah, di antaranya 78 setelah dimulainya perang pemusnahan di Gaza.
Beberapa hari lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (dalam teks asli tertulis Yisrael Katz) mengeluarkan keputusan untuk melanjutkan larangan terhadap Komite Palang Merah Internasional agar tidak mengunjungi para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Menurut data resmi Palestina, Israel saat ini menahan 9.100 warga Palestina, termasuk 400 anak-anak dan 49 perempuan.
Pernyataan Hamas
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) turut menyampaikan belasungkawa atas gugurnya tahanan Mohammad Hussein Ghawadra. Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa peristiwa ini adalah “kejahatan baru yang menambah daftar panjang kejahatan hitam yang dilakukan pendudukan terhadap para tahanan kami, di tengah kelalaian medis yang disengaja, penyiksaan, dan perlakuan keji.”
Hamas juga memperingatkan akan “bahayanya pola kriminal yang terus dilakukan pendudukan Israel,” serta menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina untuk “memperkuat segala upaya demi membela para tahanan pemberani dan membela hak mereka hingga meraih kebebasan.”
Gerakan itu juga menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional dan hak asasi manusia agar memikul tanggung jawab mereka dalam menghadapi “pelanggaran-pelanggaran yang terus berlanjut ini, serta bekerja untuk menuntut dan menghukum pendudukan atas kejahatan dan kebrutalannya.”
Sumber: Al Jazeera + Kantor Berita