Belgium's Prime Minister Bart De Wever speaks during a United Nations Summit on Palestinians at UN headquarters. / AFP
Belgia, Malta, Andorra, Monako, dan Luksemburg Akui Negara Palestina
rezaervani.com – 23 September 2025 – Belgia, Malta, Andorra, Monako, dan Luksemburg telah mengumumkan bahwa mereka secara resmi mengakui Negara Palestina, bergabung dengan daftar negara yang semakin panjang yang menyatakan pengakuan dalam sebuah konferensi internasional di New York.
Para pemimpin dari ketiga negara tersebut membuat pengumuman itu saat pertemuan mengenai Palestina dan solusi dua negara, yang digelar menjelang Sidang Umum PBB.
Langkah ini disambut tepuk tangan dari para delegasi dan dipuji sebagai dorongan bagi momentum internasional menuju pengakuan negara Palestina.
“Pengakuan ini mencerminkan keyakinan kami yang teguh pada perdamaian dan keadilan, serta pada hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” kata Perdana Menteri Malta.
Rekan sejawatnya dari Luksemburg menyebut langkah ini sebagai “keputusan bersejarah”, sementara Belgia mengatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan dukungan lamanya terhadap solusi dua negara yang dinegosiasikan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya juga mengumumkan pengakuan pada pertemuan yang sama.
“Saya menyatakan bahwa hari ini, Prancis mengakui negara Palestina,” ujarnya, seraya menyebut pengakuan ini sebagai “satu-satunya solusi yang memungkinkan Israel hidup dalam damai.”
Macron mengatakan keputusan ini mendesak mengingat genosida Israel di Gaza yang terus berlangsung.
“Waktunya telah tiba untuk menghentikan perang, pengeboman di Gaza, pembantaian dan pengungsian rakyat. Tidak ada yang membenarkan perang yang sedang berlangsung di Gaza,” katanya kepada para delegasi.
Momentum yang semakin besar
Macron berterima kasih kepada negara-negara yang juga baru-baru ini menyatakan pengakuan, termasuk Andorra, Australia, Kanada, Monako, Portugal, Inggris, dan San Marino.
Ia mengatakan pengakuan ini “membuka jalan bagi negosiasi yang bermanfaat” dan mendesak negara-negara Arab serta Muslim untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah negara Palestina berdiri.
Macron juga mengatakan Prancis dapat membuka kedutaan di Palestina “segera setelah semua sandera yang ditahan di Gaza dibebaskan dan gencatan senjata diberlakukan,” seraya menambahkan bahwa Paris siap berkontribusi dalam misi stabilisasi internasional.
Konferensi yang diketuai bersama oleh Prancis dan Arab Saudi ini mengikuti pertemuan serupa pada bulan Juli. Amerika Serikat dan Israel tidak menghadiri acara tersebut.
“Konferensi solusi dua negara yang menjadi tuan rumah bersama Prancis dan Arab Saudi di PBB diboikot oleh Israel dan AS. Namun acara itu terbukti menjadi keberhasilan diplomatik penting bagi Palestina, karena berpuncak pada pengakuan negara Palestina oleh Prancis dan banyak negara lainnya,” kata Baba Umar dari TRT World, melaporkan dari markas besar PBB di New York.
“Konsensus internasional yang semakin berkembang semakin ditegaskan dengan pernyataan dukungan dari para pemimpin dunia lainnya yang hadir dalam acara tersebut.”
Sumber : TRT World