Manfaat Boikot Produk Pendukung Israel (Bagian Kedua)
Oleh : Muhammad Yusuf (Jurnalis al Jazeera)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Manfaat Boikot Produk Pendukung Israel dipaparkan dengan gamblang dalam serial artikel analisa yang cukup panjang dari seorang jurnalis al Jazeera. Selamat membaca
Kesultanan Oman
Di Kesultanan Oman, perilaku konsumen mengalami perubahan, di mana memeriksa merek dagang suatu produk menjadi hal yang penting untuk menentukan apakah produk tersebut termasuk dalam daftar boikot atau tidak. Banyak pembeli kini menggunakan berbagai cara, seperti memanfaatkan ponsel mereka, untuk memastikan apakah suatu barang tercantum dalam daftar produk yang diboikot.

Peneliti ekonomi ‘Alawi Al-Mashhūr berpendapat bahwa dampak dari boikot ini positif terhadap perekonomian lokal. Boikot telah berkontribusi dalam mengurangi arus transfer dana ke luar negeri yang berkaitan dengan agen-agen dagang global, serta membuka peluang bagi kemunculan alternatif produk lokal. Boikot juga mendorong peningkatan perputaran uang di dalam negeri.
Al-Mashhūr mengatakan, “Boikot memungkinkan perusahaan-perusahaan lokal untuk tumbuh, terutama di sektor-sektor yang sebelumnya didominasi oleh perusahaan internasional yang sulit disaingi. Meskipun beberapa alternatif lokal mungkin belum setara dari segi kualitas atau efisiensi, namun dukungan masyarakat telah memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka.”
Perusahaan-perusahaan yang Diboikot
Laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar boikot menunjukkan hasil yang bervariasi, namun tetap mengarah pada keberhasilan boikot. Hal ini terlihat dari penurunan pendapatan, keuntungan, atau pencapaian mereka di wilayah Timur Tengah, dunia Arab, atau dunia Islam secara umum, termasuk negara-negara di kawasan Pasifik dan Asia. Kadang, lebih dari satu indikator muncul dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. Berikut beberapa indikatornya:
Starbucks
Jaringan gerai kopi asal Amerika Serikat, Starbucks, mengungkapkan adanya penurunan penjualan sebesar 7% selama periode Juli hingga September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sebagai akibat dari kampanye boikot.
Data keuangan perusahaan pada kuartal terakhir tahun fiskalnya — yang dimulai pada awal Juli dan berakhir pada 29 September sesuai kalender internal perusahaan — menunjukkan bahwa laba bersih mereka turun menjadi 909,3 juta dolar dari sebelumnya 1,21 miliar dolar pada kuartal yang sama tahun lalu.

Penjualan toko-toko Starbucks di Amerika Utara dan Amerika Serikat sendiri turun sebesar 6%, sementara penjualan di pasar internasional menurun sebesar 9%.
Penjualan Starbucks di Tiongkok mengalami penurunan sebesar 14% menurut data yang sama.
Pendapatan Starbucks dari bulan Juli hingga September mencapai sekitar 9,1 miliar dolar, mencatatkan penurunan tahunan sebesar 3,2%.
Pendapatan perusahaan selama satu tahun fiskal yang berakhir pada bulan September lalu mencapai 36,2 miliar dolar, naik sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, laba per saham perusahaan turun sebesar 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menjadi 80 sen per saham. Baik pendapatan maupun laba perusahaan tercatat lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Americana
Laba perusahaan restoran Americana menurun hampir setengahnya selama sembilan bulan pertama tahun ini, di tengah kampanye boikot yang terjadi di berbagai pasar kawasan terhadap merek-merek dagang yang dituduh mendukung Israel.

Perusahaan Americana Restaurants memegang lisensi waralaba untuk sejumlah jaringan internasional ternama, di antaranya Pizza Hut dan KFC (Kentucky Fried Chicken), dan perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Saudi.
Dalam pernyataan resmi, perusahaan menyebutkan bahwa selama sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersihnya turun sebesar 48,2%, menjadi 440,18 juta riyal (setara sekitar 117,4 juta dolar AS).
Sementara pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih Americana Restaurants mencapai 850,11 juta riyal (sekitar 226,7 juta dolar AS).
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Saudi, perusahaan menjelaskan bahwa penurunan laba bersih ini disebabkan oleh penurunan penjualan akibat situasi geopolitik serta penerapan pajak korporasi di Uni Emirat Arab.
Americana Restaurants mengelola merek-merek internasional seperti KFC (Kentucky Fried Chicken), Pizza Hut, Hardee’s, Krispy Kreme, dan TGI Fridays.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah