Serangan Udara Terus-menerus Menghantam Kota Gaza
rezaervani.com – 15 September 2025 – Serangan udara mematikan kembali mengguncang Kota Gaza pada Senin ini. Pesawat tempur Israel melancarkan gempuran yang menewaskan sedikitnya 20 warga di jantung kota, sementara pasukan pendudukan terus melanjutkan penghancuran luas terhadap gedung-gedung permukiman melalui pemboman dan peledakan. Aksi ini dinilai sebagai bagian dari rencana untuk memaksa warga mengungsi.
Sumber medis melaporkan total 25 korban jiwa akibat serangan sejak dini hari, termasuk 20 orang di Kota Gaza. Serangan hari ini kembali terfokus pada lingkungan-lingkungan padat penduduk setelah sehari sebelumnya menargetkan dua menara apartemen dan bangunan lain yang menjadi tempat tinggal ratusan pengungsi.
Agresi dilancarkan bersamaan dengan pergerakan pasukan darat Israel di pinggiran beberapa wilayah, seperti kawasan Zeitoun di tenggara dan Sheikh Radwan di utara. Militer Israel menyebut langkah itu sebagai persiapan menuju operasi besar bernama “Arabat Gideon 2” untuk menduduki kota.
Dalam perkembangan terbaru, empat orang tewas akibat serangan di kawasan Karama, Gaza utara. Pagi hari tadi, sepuluh warga Palestina gugur dalam serangan udara yang menghantam dua rumah di Jalan Jalaa. Enam orang lainnya, termasuk anak-anak, tewas ketika sebuah tenda pengungsi di distrik Rimal, Gaza barat, dibom.
Selain serangan udara, artileri Israel menghantam sejumlah area, termasuk Karama di utara dan Shujaiya di timur kota. Kendaraan militer Israel juga menargetkan kompleks menara di Tel al-Hawa, selatan Kota Gaza.
Serangan-serangan itu diikuti dengan penghancuran sistematis menggunakan bahan peledak terhadap bangunan-bangunan di Tel al-Hawa serta di Sheikh Radwan, yang terletak di sebelah utara pusat Kota Gaza.
Laporan terbaru dari Gaza menegaskan semakin parahnya kehancuran dan penderitaan warga sipil akibat serangan Israel.
Menurut koresponden Al Jazeera, pasukan Israel pada hari Minggu menghancurkan 16 bangunan, termasuk 4 menara apartemen di Kota Gaza. Di antara bangunan tinggi yang hancur adalah Menara al-Jundi al-Majhul dan al-Kawthar di distrik Rimal selatan, serta Menara Muhanna dan al-Rabi’ di Tel al-Hawa.
Di bagian tengah Jalur Gaza, sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda melaporkan satu warga Palestina gugur ditembak pasukan Israel di kawasan al-Mughraqa, sementara beberapa lainnya terluka di dekat poros Netzarim, yang memisahkan bagian selatan dan utara Gaza. Kota Deir al-Balah juga menjadi sasaran serangan udara, sementara artileri Israel menembaki wilayah utara kamp Nuseirat.
Di bagian selatan, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis melaporkan tiga orang tewas ditembak pasukan Israel di wilayah al-Mawasi, barat daya kota. Khan Younis juga digempur serangan udara dan artileri sejak dini hari, termasuk serangan di sebelah timur kompleks perumahan Hamad, disertai tembakan suar penerangan di langit kawasan itu.
Gelombang Pengungsian
Sementara itu, arus pengungsian dari Kota Gaza terus berlanjut di tengah gempuran hebat Israel terhadap menara dan gedung-gedung permukiman. Jalan ar-Rashid dipenuhi ratusan keluarga Palestina yang bergerak menuju wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza, yang disebut Israel sebagai “daerah aman”.
Namun, bagi warga Palestina, fenomena ini kembali menempatkan mereka pada ketidakpastian hidup di tengah kondisi yang sangat sulit. Militer Israel mengklaim 250 ribu warga mengungsi dari Kota Gaza, tetapi kantor media pemerintah di Gaza menyatakan hanya 68 ribu orang yang berpindah ke wilayah tengah dan selatan, sementara 20 ribu lainnya justru kembali ke kota. Lembaga itu menegaskan masih ada 1,3 juta warga Palestina di Kota Gaza dan wilayah utara yang menolak meninggalkan rumah mereka.
Kantor media tersebut juga menyebut bahwa sejak awal operasi militer di Gaza sekitar sebulan lalu, Israel telah memaksa 350 ribu warga dari timur Gaza pindah ke bagian tengah dan barat kota. Sejak awal bulan ini saja, Israel menghancurkan 190 menara dan bangunan permukiman, serta 3.500 tenda pengungsi. Bangunan-bangunan yang hancur sebelumnya menampung lebih dari 50 ribu orang, sementara tenda-tenda tersebut menjadi tempat tinggal lebih dari 52 ribu pengungsi. Artinya, lebih dari 100 ribu warga kehilangan tempat tinggal akibat serangan ini.
Sumber: Al Jazeera