PM Qatar: Pembahasan Isu-isu Berat Ditunda Agar ada Perkembangan Negosiasi
Salah satu strategi yang dilakukan oleh mediator negosiasi adalah melakukan pentahapan negosiasi. Isu-isu berat ditunda pada pembahasan lebih lanjut agar gencatan senjata bisa segera tercapai
rezaervani.com – 13 Oktober 2025 – Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menegaskan pada hari Minggu bahwa para mediator dalam perjanjian gencatan senjata di Gaza memutuskan untuk menunda pembahasan isu-isu paling sulit ke waktu lain, “karena pihak-pihak yang terlibat belum siap.” Ia menambahkan, “Seandainya sejak awal kami menuju negosiasi yang mencakup semua isu besar, kami tidak akan mencapai hasil seperti ini.”
Dalam wawancaranya dengan The New York Times, Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menjelaskan bahwa pendekatan bertahap dalam menangani berbagai persoalan telah membantu mencapai hasil yang nyata, terutama dalam penghentian perang dan pembebasan para tawanan.
Ia menekankan bahwa salah satu pertanyaan utama yang kini diajukan adalah: “Kepada siapa Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) akan menyerahkan senjatanya?”
Ia menambahkan, “Ada perbedaan mendasar antara jika Hamas menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina atau kepada pihak lain,” sambil menegaskan bahwa gerakan Hamas bersikap terbuka untuk membahas cara agar keberadaannya tidak dianggap sebagai ancaman bagi Israel.
Syekh Mohammed juga menyatakan bahwa langkah berikutnya seharusnya adalah membahas pembentukan pasukan internasional untuk menjaga stabilitas.
Qatar, yang berperan sebagai mediator antara Israel dan Hamas dalam perundingan di Sharm el-Sheikh untuk menghentikan perang pemusnahan yang telah berlangsung selama dua tahun di Jalur Gaza, sebelumnya pada 9 Oktober menegaskan bahwa kedua pihak telah menyetujui seluruh butir dalam tahap pertama dari rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan perang.
Sebelumnya, Hamas juga menyatakan bahwa bergabungnya Qatar dan Turki bersama Mesir dalam perundingan Sharm el-Sheikh memberikan dorongan kuat untuk mencapai hasil positif dalam penghentian perang dan pertukaran tawanan, serta mempersempit ruang manuver bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang diburu oleh Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan melakukan kejahatan perang.
Sumber: Al Jazeera + The New York Times