Investigasi Reuters : Bukti Visual bahwa Israel Sengaja Targetkan Jurnalis di Rumah Sakit (Bagian Keempat)
Bukti kuat kembali ditemukan bahwa Israel Sengaja Targetkan Jurnalis dalam serangan mereka
Oleh : Maayan Lubell, David Gauthier-Villars, Lena Masri, Nidal Al-Mughrabi, Reade Levinson, M.B. Pell, dan Milan Pavicic
Rekaman Masri dari Gaza memperlihatkan beragam pemandangan di depan Rumah Sakit Nasser, dengan beberapa cuplikan menunjukkan aktivitas militer di kejauhan. Pada 20 dan 21 Agustus, misalnya, kameranya merekam penggali dan buldoser Israel yang sedang menggali area yang hancur 2,4 kilometer di timur laut rumah sakit. Citra satelit wilayah tersebut pada tanggal-tanggal itu menunjukkan peralatan tersebut dikelilingi oleh sedikitnya lima tank, yang tidak tampak dalam rekaman Masri.
Mengutip tinjauan awal IDF atas insiden 25 Agustus, pejabat militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan telah mengidentifikasi target serangan dengan benar. Namun, pejabat tersebut mengatakan IDF telah melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap kemungkinan kesalahan dalam pelaksanaan serangan itu.
“Kami sedang menyelidiki insiden ini untuk memahami apa yang salah dalam proses pelaksanaan, ketika bertindak terhadap target nyata yang dianggap mengancam pasukan,” katanya.
Di antara kegagalan yang ditemukan, Reuters mendapati adanya pelanggaran dalam rantai komando.

Aturan IDF mewajibkan persetujuan dari seorang perwira senior sebelum menembak ke arah target sipil jika pasukan tidak sedang diserang, kata pejabat militer itu. Dalam kasus Rumah Sakit Nasser, pasukan di lapangan seharusnya memperoleh otorisasi dari kepala Komando Selatan IDF, yang bertanggung jawab atas front Gaza secara keseluruhan. Namun pasukan tersebut tidak memiliki izin dari komandan, Mayor Jenderal Yaniv Asor, kata pejabat militer itu. Ketika dihubungi melalui telepon, Asor mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak berwenang berbicara kepada pers.
Persetujuan untuk serangan tersebut seharusnya mencakup penilaian hukum untuk memastikan bahwa karakterisasi target sesuai dengan hukum internasional, kata pejabat militer Israel kedua. Penilaian semacam itu bersifat mengikat bagi pasukan Israel; sebuah serangan seharusnya tidak dilakukan tanpa izin tersebut. Pejabat itu mengatakan ia tidak mengetahui adanya nasihat hukum yang diminta atau diberikan sebelum serangan di Nasser.
Selain kemungkinan kesalahan dalam pelaksanaan serangan, IDF juga mengatakan akan meninjau jenis amunisi apa yang disetujui sebelum serangan dan bagaimana prosesnya.
Reuters memperoleh foto potongan logam yang ditemukan di Rumah Sakit Nasser, yang diambil oleh seorang dokter di lokasi pada hari kejadian. Potongan-potongan itu berasal dari sirip ekor peluru tank buatan Israel kaliber 120 mm, menurut lima ahli amunisi yang meninjau foto potongan dan rekaman serangan untuk Reuters.
Peluru tank serupa digunakan dalam serangan militer Israel tahun 2023 yang menewaskan jurnalis video Reuters, Issam Abdallah, di Lebanon.
Peluru tank merupakan pilihan amunisi yang tidak sebanding untuk serangan di Nasser, mengingat IDF mengatakan targetnya adalah kamera dan lokasinya berada di atau di dalam rumah sakit, kata Wes Bryant, mantan penasihat senior bidang penargetan dan analis kebijakan di Pentagon, yang menjabat sebagai kepala cabang penilaian kerugian sipil. Namun bahkan senjata yang berpotensi menimbulkan lebih sedikit korban tak disengaja dibanding peluru tank tetap akan menyebabkan banyak korban jika diarahkan ke tangga yang ramai, kata Bryant.
IDF masih belum menjelaskan mengapa mereka menyerang tangga itu untuk kedua kalinya, ketika jurnalis dan petugas penyelamat sedang berkerumun di pendaratan tangga.
Fotografer Reuters, Khaled, berada di luar rumah sakit bersiap memulai hari kerjanya ketika ledakan pertama terjadi. Ia mengambil kameranya dan bergegas menuju gedung, mendokumentasikan situasi di sepanjang jalan. Ia menaiki tangga untuk mencapai Masri. Ketika menemukannya, Masri sudah meninggal, tubuhnya tertutup debu, pakaiannya robek, dan peralatannya rusak.
Khaled terus merekam. “Saya tidak bisa melakukan apa pun untuk menolongnya selain mendokumentasikan apa yang telah terjadi,” katanya. Petugas penyelamat tiba dan mulai memindahkan Masri, memasukkannya ke dalam kantong putih.
Pada pukul 10.17 pagi, ketika Khaled dan para penyelamat menuruni tangga membawa jenazah Masri, militer Israel menyerang tangga itu untuk kedua kalinya.
Dua amunisi terlihat menghantam rumah sakit hanya dalam selisih sepersekian detik dalam rekaman yang diperoleh Reuters. Khaled merekam serangan itu, yang membuatnya terluka. Ia mengalami gangguan pendengaran akibat ledakan tersebut dan akan memerlukan operasi lanjutan untuk mengeluarkan serpihan logam.
Alhamdulillah, selesai rangkaian artikel 4 (Empat) Seri – Bagian Pertama Bisa Dibaca Disini
Sumber : Reuters