Hamas Umumkan Kedatangan Delegasinya ke Kairo untuk Menindaklanjuti Pelaksanaan Perjanjian Penghentian Perang
Tidak terpancing provokasi yang dilakukan oleh Israel bersama Geng Kolaboratornya, Pihak HAMAS mengatakan tetap komitmen terhadap perjanjian gencatan Senjata, dan mengumumkan bahwa delegasi Hamas akan ke Kairo untuk tindak lanjut Penghentian Perang.
rezaervani.com – 20 Oktober 2025 – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada hari Minggu mengumumkan bahwa sebuah delegasi dari kepemimpinannya, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, telah tiba di Kairo untuk menindaklanjuti pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Hamas menegaskan komitmennya yang penuh dan tepat terhadap seluruh ketentuan perjanjian tersebut, sementara Tel Aviv terus melanggarnya.
Kunjungan ini bertepatan dengan berlanjutnya pelanggaran Israel terhadap perjanjian tersebut dan peluncuran serangan udara sejak Minggu pagi di berbagai wilayah Jalur Gaza, yang mengakibatkan sedikitnya 35 warga Palestina gugur dan puluhan lainnya luka-luka.
Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan bahwa delegasi pimpinan Khalil al-Hayya telah tiba di ibu kota Mesir, Kairo, untuk menindaklanjuti pelaksanaan gencatan senjata bersama para mediator, faksi, dan kekuatan Palestina.
Sebelumnya, gerakan tersebut menyatakan bahwa tentara pendudukan Israel masih memberlakukan kontrol tembakan di sepanjang jalur yang disebut “garis kuning,” yaitu garis penarikan sementara. Hamas juga menyoroti bahwa Israel tidak mematuhi protokol kemanusiaan dan masih menghalangi masuknya berbagai jenis bahan makanan.
Hamas menambahkan bahwa pendudukan juga terus bersikap keras kepala dan menunda pembebasan perempuan serta anak-anak, dan belum memberikan daftar resmi berisi nama dan data tahanan di penjaranya, juga belum menyerahkan nama ratusan syuhada yang jenazahnya masih ditahan oleh Israel.
Sementara itu, pada Minggu malam, tentara pendudukan Israel dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka telah menyerang puluhan target di Jalur Gaza dengan dalih bahwa Hamas telah melanggar perjanjian gencatan senjata sebelumnya pada hari itu, meskipun Hamas bersikeras membantah tuduhan tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa warga Palestina “menembakkan roket antitank dan peluru ke arah kendaraan teknik militer yang sedang menghancurkan infrastruktur teroris di wilayah Rafah, sesuai dengan ketentuan perjanjian,” menurut isi pernyataan tersebut.
Sebaliknya, Hamas membantah telah melakukan pelanggaran apa pun dan menegaskan dalam pernyataannya bahwa pihaknya tetap berpegang pada perjanjian gencatan senjata serta melaksanakan ketentuannya “dengan penuh ketelitian dan tanggung jawab.” Hamas menegaskan bahwa Israel-lah yang terus melanggar perjanjian tersebut, yang sejak mulai berlaku pada 10 Oktober tahun ini telah menyebabkan gugurnya dan terluka puluhan warga Palestina.
Perjanjian gencatan senjata ini didasarkan pada rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mencakup penghentian perang, pembebasan tawanan Israel di Gaza serta ratusan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, penghentian tembakan, pelucutan senjata Hamas, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Perjanjian tersebut mengakhiri perang genosida yang dilancarkan oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan gugurnya 68.159 orang, melukai 170.203 lainnya — sebagian besar anak-anak dan perempuan — serta menghancurkan 90% infrastruktur sipil di Jalur Gaza.
Sumber: Anadolu Agency