Al-Hayya: Apa yang Kami Dengar dari Para Mediator dan Trump Menenangkan Kami bahwa Perang Telah Berakhir
Ditengah tuduhan bahwa Hamas-lah yang melanggar perjanjian gencatan senjata, citra Hamas justru menguat dengan ragam negosiasi dan pernyataan komitmennya terhadap perjanjian Gencatan Senjata di Gaza. Trump & Mediator, menurut Khalil al-Hayya memberikan “pernyataan menenangkan” bahwa perang telah berakhir. Pernyataan ini menguatkan posisi Hamas, bahwa mereka tidak terlibat provokasi apapun yang dituduhkan oleh Israel
rezaervani.com – 21 Oktober 2025 – Kepala Gerakan Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, pada hari Selasa mengatakan bahwa pernyataan para mediator dan presiden Amerika Serikat memberikan ketenangan bahwa perang di Jalur Gaza telah berakhir, sambil menegaskan keseriusan gerakannya dalam melaksanakan perjanjian penghentian pertempuran.
Al-Hayya mengatakan, “Apa yang kami dengar dari para mediator dan presiden Amerika meyakinkan kami bahwa perang di Gaza telah berakhir.”
Ia menegaskan kesungguhan gerakannya dalam mengevakuasi jenazah semua tawanan Israel yang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah tersebut selama perang genosida yang berlangsung selama dua tahun.
Ia menambahkan, “Kami menghadapi kesulitan besar dalam mengevakuasi jenazah, namun kami terus berusaha dan kami memiliki keyakinan serta tekad penuh untuk melaksanakan perjanjian penghentian perang.”
Al-Hayya menekankan komitmen Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata dan semua hal yang telah disepakati dengan faksi-faksi Palestina lainnya.
Ia juga menyatakan harapannya agar jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
Rencana Terperinci
Perlu diketahui bahwa pada 29 September 2025, Gedung Putih mengeluarkan rencana terperinci yang menyerukan penghentian segera tembakan di Jalur Gaza, diikuti dengan program komprehensif untuk rekonstruksi serta penataan ulang situasi politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Pada 9 Oktober, Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dan melakukan pertukaran tawanan setelah perundingan tidak langsung di Syarm Asy-Syaikh, yang dimediasi oleh Amerika Serikat serta ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Turki.
Pada tanggal 13 di bulan yang sama, diselenggarakan KTT Perdamaian mengenai Gaza di kota Syarm Asy-Syaikh, yang dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan dihadiri lebih dari 31 pemimpin negara serta organisasi regional dan internasional.
Para pemimpin Amerika Serikat, Mesir, Turki, dan Qatar menandatangani dokumen komprehensif mengenai kesepakatan antara Israel dan Gerakan Hamas.
Sumber: Al Jazeera