Kita Harus Terus Meninggikan Suara Kita
Oleh : Rabia Şenol
rezaervani.com – 24 Oktober 2025 – Sidang Pengadilan Gaza, yang dibentuk untuk mengungkap kejahatan perang Israel, dimulai di Istanbul. Mantan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Prof. Dr. Richard Falk, menegaskan bahwa kehancuran di Gaza masih merupakan proses genosida yang terus berlanjut. Sementara itu, musisi asal Inggris Roger Waters menyerukan solidaritas global dengan mengatakan, “Kita harus terus meninggikan suara kita.”
Pengadilan Gaza, sebuah inisiatif sipil independen yang dibentuk untuk menyelidiki dan mendokumentasikan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza, menggelar sidang terakhirnya kemarin di Istanbul. Setelah pertemuan di London dan Sidang Terbuka Rakyat di Sarajevo, sidang penutup ini mempertemukan para akademisi, intelektual, pembela hak asasi manusia, perwakilan media, serta berbagai organisasi masyarakat sipil.
Saatnya Menuntut Pertanggungjawaban
Dalam pidato pembuka, mantan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Richard Falk, menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan “proses genosida yang masih terus berlangsung.” Ia menekankan, “Saat ini adalah waktu untuk tetap waspada. Kita tidak bisa menganggap genosida di Gaza sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Para penyintas masih berjuang setiap hari melawan kehilangan tempat tinggal, kelaparan, penyakit, dan duka atas orang-orang yang mereka cintai.”
Falk menambahkan bahwa meskipun telah ada gencatan senjata, ancaman serangan dari Israel masih berlanjut, sementara masyarakat internasional tetap diam. “Sudah tiba waktunya untuk menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan Israel. Pengadilan ini adalah bentuk perlawanan nurani masyarakat terhadap propaganda negara,” ujarnya.
Israel Berperang Melawan Kemanusiaan
Avi Shlaim, seorang Yahudi kelahiran Irak, mengatakan bahwa menjadi bagian dari Pengadilan Gaza “sangat penting” baginya, sambil menegaskan bahwa komunitas internasional telah mengecewakan rakyat Palestina selama satu abad terakhir. Ia menyoroti bahwa negara-negara Barat, terutama Inggris dan Amerika Serikat, merupakan pendukung aktif Israel.
“Pemerintahan Netanyahu telah menolak semua hak nasional dan politik rakyat Palestina. Ini bukan perang antara Israel dan Hamas, melainkan perang antara Israel dan kemanusiaan,” kata Shlaim.
Sementara itu, pengacara Palestina dan Direktur Pusat untuk Hak Asasi Manusia Palestina, Raji Sourani, menegaskan, “Rakyat Palestina hanya bisa menikmati kedamaian ketika mereka diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri.”
Musisi dan aktivis asal Inggris Roger Waters menambahkan, “Kita harus terus meninggikan suara kita,” sembari menyerukan solidaritas global melawan penindasan.
Pengadilan Gaza akan mendengarkan kesaksian para saksi dari pembantaian yang terjadi di wilayah tersebut, dan akan mengumumkan putusan akhirnya — yang menjadi dokumen atas genosida tersebut — pada 26 Oktober.
“Mereka Membantai 54 Anggota Keluarga Saya”
Sebagai bagian dari sidang terakhir, diselenggarakan pula panel bertajuk “Kejahatan dan Kesaksian Saksi.” Haider Eid, seorang penyintas genosida asal Gaza yang kini berada di Afrika Selatan, ikut berbicara melalui sambungan jarak jauh. Eid, yang sebelumnya mengajar sastra dan studi budaya di Universitas Al-Aqsa Gaza, menggambarkan apa yang terjadi di Gaza sebagai “kejahatan absolut.”
Ia menceritakan bahwa pada Desember 2023 ia terpaksa menyeberang ke Afrika Selatan melalui Mesir. Eid kehilangan 54 anggota keluarganya, 39 rekan dosennya di Universitas Al-Aqsa, serta lebih dari 280 mahasiswanya. Ia mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya, rumahnya, sekolah anak-anaknya, dan universitasnya semuanya telah dihancurkan. Eid juga menegaskan bahwa genosida ini berakar hingga ke peristiwa Nakba tahun 1948.
Sementara itu, Radwan Abu Muammar menceritakan tentang serangan terhadap sebuah rumah yang dihuni warga sipil. Ia mengatakan bahwa pada malam 20 Desember 2023, rumah itu dibom tanpa peringatan apa pun, menewaskan 30 dari 51 orang yang berada di dalamnya — sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sumber : Yeni Safak