Pertarungan Tiga Arah Dini untuk Kepemimpinan di Israel
Pertarungan Tiga Arah Dini antara Ehud Barak, Benjamin Netanyahu dan Ariel Sharon sudah dimulai
rezaervani.com – 1 Desember 2000 – Persaingan pemilihan umum di Israel telah dimulai lebih awal, dan diperkirakan akan berpusat pada tiga tokoh utama: Perdana Menteri saat ini Ehud Barak, mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, serta pemimpin blok Likud, Ariel Sharon. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas Barak telah merosot ke titik terendahnya, terutama jika dibandingkan dengan Netanyahu.
Menurut hasil survei, Netanyahu akan memperoleh 47% suara, sementara Barak hanya mendapat 25% jika pemilihan dilakukan saat ini. Netanyahu sebelumnya mengundurkan diri dari kepemimpinan Partai Likud setelah kekalahannya dalam pemilihan umum Mei 1999 melawan Barak.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa hanya 50% dari para pemilih Barak pada tahun 1999 yang akan kembali memilihnya jika pemilu dini benar-benar digelar, yang diperkirakan akan berlangsung pada musim semi mendatang.
Survei ini dilakukan oleh Smith Institute for Research terhadap 501 warga Yahudi Israel.
Sementara itu, survei lain yang dilakukan oleh Gallup Institute terhadap 600 responden memperkirakan pertarungan ketat antara Sharon dan Barak, dengan keunggulan tipis bagi Sharon sebesar 37% berbanding 35% untuk Barak, jika Sharon mewakili Partai Likud. Margin kesalahan untuk kedua survei, Smith dan Gallup, adalah 4,5%.
Di sisi lain, meskipun popularitas Barak menurun, Komite Sentral Partai Buruh Israel menyatakan dukungan penuh terhadapnya dalam rapat yang digelar menyusul keputusan parlemen untuk mengadakan pemilihan umum dini.
Dalam pernyataannya, komite tersebut—yang diwarnai perdebatan sengit—menyerukan agar partai bersatu di belakang perdana menteri dalam menghadapi pertarungan politik dan diplomatik yang sedang berlangsung.
Namun, sumber-sumber di dalam partai menyebutkan bahwa kemungkinan munculnya kandidat lain untuk menantang Barak dalam perebutan kepemimpinan tidak sepenuhnya tertutup.
Beberapa tokoh senior partai dari faksi moderat (dovish), termasuk mantan Perdana Menteri Shimon Peres, memboikot pertemuan tersebut sebagai bentuk protes terhadap langkah Barak yang dianggap terlalu tergesa-gesa dalam mengadakan rapat.
Sumber : al Jazeera