Polisi ‘Israel’ Perpanjang Penahanan Administratif terhadap Akademisi Palestina karena Percakapan dengan ChatGPT
Israel Perpanjang Tahanan Akademisi Palestina dengan tuduhan diskusinya dengan ChatGPT terkait pembuatan senjata. Tuduhan ini dibantah. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan apakah ChatGPT mengawasi para penggunanya ?
rezaervani.com – 26 Oktober 2025 – Polisi “Israel” telah memperpanjang masa penahanan administratif terhadap seorang akademisi muda Palestina dari wilayah Palestina yang diduduki selama enam bulan tambahan, sehingga total masa penahanannya kini menjadi 12 bulan. Hal ini disampaikan oleh pengacara Khaled Mahajna, seorang ahli urusan tahanan.
Kasus ini dikabarkan belum pernah terjadi sebelumnya, karena berawal dari interaksi individu tersebut dengan program kecerdasan buatan ChatGPT.
Mahajna mengatakan kepada Roya News bahwa akademisi itu ditangkap secara tiba-tiba oleh intelijen “Israel” dan awalnya tidak diizinkan bertemu dengan pengacaranya.
Selama interogasi, pihak berwenang “Israel” menuduh mahasiswa Palestina tersebut telah menanyakan kepada ChatGPT cara membuat senjata dan bahan peledak, mengklaim bahwa pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan niat untuk melakukan serangan terhadap “Israel”. Akademisi itu dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menegaskan bahwa pertanyaannya bersifat murni akademis dan terkait dengan penelitian ilmiahnya, tanpa niat sedikit pun untuk melakukan tindakan melanggar hukum.
Pemantauan Belum Pernah Terjadi terhadap Percakapan AI
Mahajna menggambarkan aspek yang sangat mengkhawatirkan dalam kasus ini: selama penyelidikan, intelijen “Israel” menunjukkan kepada mahasiswa tersebut transkrip percakapannya dengan ChatGPT, padahal ia tidak pernah membagikan percakapan itu kepada pihak mana pun. Menurut pengacara tersebut, hal ini menjadi preseden berbahaya dalam pemantauan percakapan pribadi di platform kecerdasan buatan.
“Dinas intelijen kini menafsirkan komunikasi dengan AI sebagai potensi tindak pidana,” ujar Mahajna dengan peringatan. “Orang-orang kini diawasi dan ditahan hanya karena interaksi mereka dengan sistem kecerdasan buatan.”
Ia menambahkan bahwa penahanan ini merupakan bagian dari gelombang penangkapan yang lebih luas dalam beberapa pekan terakhir, khususnya di kota Umm al-Fahm, di mana para pemuda —termasuk seorang anak berusia 15 tahun— ditangkap karena penelusuran daring yang mereka lakukan di Google, Telegram, media sosial, dan platform AI.
Sebelumnya, Mahajna menyatakan, “Seorang pemuda Palestina dari wilayah pendudukan telah berada di bawah penahanan administratif selama berbulan-bulan hanya karena percakapannya dengan kecerdasan buatan. Ia bertindak karena rasa ingin tahu, namun dialog yang tidak berbahaya itu justru dijadikan dasar untuk penangkapannya.”
Sumber : Roya News