دراسة موضوعية عن القضية الكردية
Sebuah Kajian Objektif tentang Masalah Kurdi (Bagian Pertama)
Artikel Sebuah Kajian Objektif Tentang Masalah Kurdi ini disalin dari Majalah al Mujtama Kuwait Nomor 1 – 17 Maret 1970 – Diarsipkan dalam Kategori Sejarah
بداية المشكلة
Awal Permasalahan
انتهت مرحلة مريرة من الصراع الدامي بين الأكراد والعرب في العراق وذلك بسبب شعور الأكراد الملح بأنهم قومية كردية مستقلة عن قومية أخرى ولم يشتعل منهم هذا الشعور إلا في أوائل هذا القرن حينما شعّت على الدول الروح القومية،
Telah berakhir sebuah masa yang pahit dari pertikaian berdarah antara bangsa Kurdi dan bangsa Arab di Irak. Hal itu terjadi karena munculnya perasaan kuat di kalangan orang-orang Kurdi bahwa mereka merupakan suatu bangsa Kurdi yang terpisah dari bangsa lain. Perasaan ini baru menyala pada awal abad ini, ketika semangat nasionalisme mulai menyinari berbagai negara.
حينها كان الأكراد إخوة العرب تحت شعارات (إنما المؤمنون إخوة) و (لا فرق لعربي على عجمي إلا بالتقوى).
Sebelumnya, orang-orang Kurdi adalah saudara bagi bangsa Arab di bawah semboyan “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara” dan “Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang non-Arab kecuali karena ketakwaannya.”
وهذه نبذة عن بلاد كردستان التي يسكن فيها الأكراد وعن نشأة المشكلة الكردية في العراق.
Tulisan ini merupakan pengantar mengenai negeri Kurdistan yang dihuni oleh bangsa Kurdi dan tentang awal munculnya permasalahan Kurdi di Irak.
أصل الأكراد
Asal Usul Bangsa Kurdi
اختلف الباحثون في أصل الأكراد، فالبعض يزعم أنهم من أصل عربي كما قال شاعرهم:
Para peneliti berbeda pendapat mengenai asal-usul bangsa Kurdi. Sebagian berpendapat bahwa mereka berasal dari bangsa Arab, sebagaimana dikatakan oleh penyair mereka:
لمعركٍ ما الأكراد أبناء فارس
“Untuk peperangan, orang Kurdi adalah anak-anak Persia.”
ويقولون: إن الأكراد ما هم إلا عرب في الأصل انفصلوا عنهم مع الفلسفة، في حادثة انهيار سد مأرب، واعتصموا بالجبال والوديان، حيث اختلطوا ببعض الأعاجم فنسوا لغتهم.
Mereka mengatakan bahwa bangsa Kurdi sebenarnya adalah bangsa Arab yang terpisah dari kaumnya setelah peristiwa runtuhnya Bendungan Ma’rib. Mereka kemudian berlindung di pegunungan dan lembah-lembah, lalu berbaur dengan sebagian bangsa non-Arab hingga melupakan bahasa mereka sendiri.
أما المؤرخون من الكرد فيقولون إنهم من العنصر التوراني، وإما من العنصر الآري، وإما لجنة الاستفتاء الأممية فتقول إن البحث في منشأ الأكراد لا يزال غامضاً، وإن الآراء لا تزال متضاربة في أصلهم ونشأتهم.
Adapun sejarawan Kurdi berpendapat bahwa mereka berasal dari ras Turani, atau dari ras Arya. Sementara Komisi Penyelidikan PBB menyatakan bahwa penelitian mengenai asal-usul bangsa Kurdi masih belum jelas, dan pendapat tentang asal dan kemunculan mereka masih saling bertentangan.
لكن الشيء الثابت إلى عصرنا الحاضر أن الأكراد قوم نشيط، ذوو حمية، بعد أن استبدلوا اللغة الفارسية على بلادهم.
Namun hal yang pasti hingga masa kini adalah bahwa bangsa Kurdi merupakan kaum yang giat dan bersemangat, yang kemudian mengganti bahasa mereka dengan bahasa Persia di negeri mereka.
Bangsa Kurdi di Irak
يقطن كرد العراق مدناً وقرىً تبتدئ من الحدود الإيرانية العراقية على خط مستقيم يمتد من جبل حمرين إلى جبل سنجار، حيث يتصل بالحدود العراقية التركية السورية، ويُؤلفون فيه أهمّ القِلل القومية.
Bangsa Kurdi di Irak mendiami kota dan desa yang terbentang dari perbatasan Iran–Irak sepanjang garis lurus dari Pegunungan Hamrīn hingga Gunung Sinjar, di mana wilayah tersebut bersambung dengan perbatasan Turki dan Suriah. Mereka merupakan salah satu kelompok etnis utama di wilayah itu.
وهم في الأصل أربعة أقسام: الكرمانج، والكورانج، والكلهور، واللور، وقد صانهم اعتصامهم بمناطقهم الجبلية من غزوات العالم الخارجي ومن ذوبانهم، فكان ذلك من الأسباب التي جعلت لهم مزايا خاصة.
Secara asal, mereka terbagi menjadi empat kelompok besar: Kurmanj, Kurang, Kalhur, dan Lur. Tempat tinggal mereka di daerah pegunungan telah melindungi mereka dari serangan bangsa-bangsa asing dan dari proses asimilasi, hal inilah yang membuat mereka memiliki ciri khas tersendiri.
فهم أُبَاةٌ ذو بأسٍ شديد، يتمسّكون بأصلهم تمسكاً شديداً، ويغارون لرؤسائهم ومشايخهم انقياداً تاماً، ويتمسّكون بآداب الدين الحنيف تمسكاً قوياً.
Mereka dikenal sebagai bangsa yang pemberani dan tangguh, sangat berpegang teguh pada asal-usul mereka, serta sangat setia kepada para pemimpin dan syekh mereka dengan ketaatan penuh. Mereka juga berpegang teguh pada ajaran agama Islam yang lurus dengan komitmen yang kuat.
أكراد العراق أكبر أقلية عنصرية في العراق، يبلغ عدد أكراد العراق نحو ١٠٠٠٠٠٠ من مجموع السكان، ويقطنون عموماً شمال العراق، وينتشرون في لواء السليمانية، وينتشرون في أربيل وكركوك وشمال الموصل.
Bangsa Kurdi merupakan kelompok etnis terbesar di Irak. Jumlah mereka diperkirakan mencapai satu juta jiwa dari total penduduk Irak, dan mereka umumnya tinggal di wilayah utara Irak, tersebar di Kegubernuran Sulaymaniyah, serta di Erbil, Kirkuk, dan utara Mosul.
وهم مسلمون سنّيون وأكثرهم أميون فقراء. ويتمتع الشيوخ والعلماء ومشايخ الطرق الصوفية بسلطان واسع هناك.
Mereka adalah Muslim Sunni, sebagian besar dari mereka miskin dan buta huruf. Para syekh, ulama, dan pemimpin tarekat sufi memiliki pengaruh yang besar di sana.
دسائس الإنجليز
Intrik-Intrik Inggris
دسائس الإنجليز وقد بدأ الإنجليز، محاولتهم للتفرقة بين الأكراد والعرب في العراق منذ بدء حكمهم هناك، وكانت أول محاولة في هذا السبيل، وهي حرمان الأكراد من الاشتراك في الاستفتاء الذي نظمه الإنجليز لتولية الملك فيصل الأول عرش العراق.
Intrik-intrik Inggris dimulai ketika mereka berusaha menanamkan perpecahan antara bangsa Kurdi dan bangsa Arab di Irak sejak awal kekuasaan mereka di sana. Upaya pertama mereka adalah dengan melarang bangsa Kurdi ikut serta dalam referendum yang diselenggarakan Inggris untuk menaikkan Raja Faisal I ke takhta Irak.
وقال الإنجليز لتبرير ذلك، أن الأكراد في سبيل إنشاء دولة كردية مستقلة.
Inggris membenarkan langkah itu dengan alasan bahwa bangsa Kurdi sedang berupaya mendirikan sebuah negara Kurdi yang merdeka.
وفي سنة ١٩١٨ أقام الإنجليز حكومة كردية في السليمانية، وكان على رأسها ضابط كردي، وجمع حوله طائفة من الأكراد، كانت رياستها أحد مشايخ الطرق الصوفية اسمه الشيخ محمود.
Pada tahun 1918, Inggris membentuk pemerintahan Kurdi di Sulaymaniyah yang dipimpin oleh seorang perwira Kurdi. Ia mengumpulkan sejumlah kelompok Kurdi di bawah kepemimpinannya. Pimpinan tersebut adalah salah satu syekh tarekat sufi bernama Syekh Mahmud.
وبعد ذلك نصبت حكومة بغداد اقناع الإنجليز بثورة تفصيلية الدولة الكردية، وتم لما ذلك، واعتقل الشيخ محمود.
Setelah itu, pemerintah Baghdad dengan bujukan Inggris melakukan pemberontakan untuk menghapus negara Kurdi tersebut. Akibatnya, Syekh Mahmud ditangkap.
وبعد ذلك اشتركت السليمانية في انتخابات الجمعية التأسيسية سنة ١٩٢٤ ومن ذلك التاريخ تسلمت نقل وزارة عراقية من وزيرين كرديين الأول.
Setelah itu, Sulaymaniyah ikut serta dalam pemilihan Majelis Konstituante pada tahun 1924. Sejak saat itu, kabinet Irak mulai memasukkan dua menteri Kurdi di dalamnya.
ثم كانت الاضطرابات في المنطقة الكردية مرة أخرى سنة ١٩٤٢، ثورة البرزاني.
Kemudian terjadi kembali kerusuhan di wilayah Kurdi pada tahun 1942, yang dikenal sebagai Pemberontakan Barzani.
نظم الملا مصطفى البرزاني ثورته في حكومة بغداد، ولكن القوات العراقية نجحت في القضاء على الثورة ونفي زعماؤها إلى إيران.
Mulla Mustafa Barzani memimpin pemberontakan melawan pemerintah Baghdad, namun pasukan Irak berhasil memadamkan pemberontakan tersebut dan mengasingkan para pemimpinnya ke Iran.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : al Mujtama