Puluhan Ulama Bahrain Kecam Kunjungan Menlu Israel ke Manama
Kunjungan Yair Lapid ke Bahrain mendapatkan protes. Puluhan Ulama Bahrain kecam kunjungan Menlu Israel tersebut ke Manama.
rezaervani.com – 1 Oktober 2021 – Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri Israel ke Bahrain pekan ini — dalam rangka peluncuran hubungan resmi antara kedua pihak — telah meninggalkan “noda aib” yang tak akan pernah terhapus dari para penguasa negara Arab tersebut. Sementara itu, lebih dari 240 ulama di Bahrain mengecam kunjungan tersebut. Di sisi lain, sebuah surat kabar Israel melaporkan bahwa kedua negara sedang membahas kerja sama menghadapi ancaman pesawat nirawak Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, dalam pernyataannya yang dikutip oleh Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA), mengatakan, “Kami mengutuk setiap langkah yang bertujuan memperkokoh keberadaan Israel yang merusak di kawasan.”
Ia menyatakan penyesalan atas sikap para penguasa Bahrain yang mengabaikan “kejahatan-kejahatan yang setiap hari dilakukan oleh entitas Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas namun tetap tegar.”
Khatibzadeh menambahkan bahwa langkah tersebut merupakan “noda aib yang tidak akan pernah terhapus dari wajah otoritas Bahrain,” serta menegaskan bahwa “rakyat di kawasan akan terus menentang proses normalisasi hubungan dengan entitas Zionis.”
Ulama Bahrain Mengecam
Lebih dari 240 ulama di Bahrain menyatakan penolakan terhadap segala bentuk normalisasi hubungan, termasuk pembukaan kedutaan Israel di negara mereka dan pembentukan hubungan dagang dengannya.
Dalam pernyataan bersama, para ulama Bahrain mengutuk kunjungan Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, ke Manama, serta menegaskan sikap teguh mereka dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina dan perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Pembukaan Kedutaan
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, pada Kamis kemarin meresmikan kedutaan besar Tel Aviv di Manama dan bertemu Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Dalam sebuah cuitan di Twitter, Lapid menulis, “Kami sepakat bahwa pada akhir tahun ini, kedutaan besar Bahrain di Israel akan diresmikan.”
Setelah bertemu Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa, Lapid menyatakan bahwa ia dan pihak Bahrain “melangkah lebih jauh dalam membangun hubungan berdasarkan kemitraan dan koeksistensi antarbudaya serta antaragama.”
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan resmi pertama seorang menteri Israel ke Bahrain sejak kedua negara menandatangani perjanjian normalisasi hubungan pada tahun 2020.
Kunjungan pejabat Israel itu bertepatan dengan pembukaan rute penerbangan langsung maskapai Bahrain, Gulf Air, ke Tel Aviv.
Uni Emirat Arab dan Bahrain sebelumnya menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel pada pertengahan September 2020 dalam sebuah upacara resmi di Gedung Putih.
Lingkaran perjanjian normalisasi tersebut kemudian meluas mencakup Maroko dan Sudan. Warga Palestina mengecam kesepakatan itu karena dianggap melanggar konsensus Arab yang menjadikan penyelesaian konflik Israel–Palestina sebagai syarat utama bagi perdamaian dengan Israel.
Sejak penandatanganan perjanjian tersebut, hubungan Israel dengan negara-negara Teluk yang baru menjadi mitranya berkembang pesat, mencakup penerbangan langsung, kesepakatan ekonomi, dan kerja sama di berbagai bidang.
Kerja Sama Keamanan
Dalam konteks kerja sama ini, surat kabar Haaretz melaporkan bahwa Tel Aviv dan Manama sedang mempertimbangkan kerja sama menghadapi ancaman pesawat nirawak Iran yang disebut sebagai ancaman bagi kawasan.
Haaretz mengutip sumber keamanan Israel yang menyatakan bahwa isu tersebut dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Israel dan para pejabat Bahrain di sela-sela peresmian kedutaan Israel di Manama.
Media Israel juga melaporkan bahwa Lapid, bersama Menteri Luar Negeri Bahrain Abdul Latif al-Zayani, dengan sengaja mengunjungi kapal perang Amerika Serikat USS Pearl Harbor milik Armada Kelima yang berlabuh di Teluk dekat perairan Iran.
Protes Jalanan dan Penolakan di Media Sosial
Sebagai bentuk protes terhadap kunjungan menteri Israel tersebut, para demonstran membakar ban di luar ibu kota Manama pada Kamis dini hari. Sementara itu, pengguna media sosial menyuarakan penentangan mereka melalui tagar seperti #البحرين_ترفض_الصهاينة (#BahrainMenolakZionis) dan #البحرين_ترفض_التطبيع (#BahrainMenolakNormalisasi).
Asosiasi Al-Wefaq Islamiyah mempublikasikan sejumlah foto yang menunjukkan aksi demonstrasi marah dan penolakan terhadap kunjungan Menteri Luar Negeri Israel ke Bahrain.
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) juga mengecam keras penyambutan Menteri Luar Negeri Israel di Bahrain dan menegaskan bahwa normalisasi hanya menguntungkan kepentingan Israel.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, dalam pernyataannya mengatakan bahwa “penyambutan rezim Bahrain terhadap Menteri Luar Negeri pendudukan Israel untuk meresmikan kedutaan di Manama merupakan kejahatan nasional terhadap kepentingan umat, serta kelanjutan dari dosa besar berupa penandatanganan perjanjian normalisasi.”
Qassem menambahkan bahwa sikap pemerintah Bahrain “merupakan dorongan bagi penjajah untuk terus melakukan kejahatan terhadap rakyat kami di Palestina dan terhadap tempat-tempat suci umat Islam.”
Sumber: Al Jazeera + Kantor Berita