5 Alasan Mengapa UEA Berkepentingan Atas Sudan (Bagian Kedua)
Oleh : Muhammad Khansa
Artikel 5 Alasan Mengapa UEA Berkepentingan Atas Sudan ini kami arsipkan di Kategori Analisa
Tuduhan bahwa UEA menyokong RSF yang melakukan genosida di Sudan bukanlah tuduhan main-main. Apa yang sebenarnya yang melatarbelakangi UEA Berkepentingan Atas Sudan ?
2. Lumbung Pangan bagi Uni Emirat Arab
Sejak tahun 1970-an, negara-negara Teluk telah berinvestasi di sektor pertanian Sudan sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi masalah ketahanan pangan regional. Gagasan bahwa Sudan akan menjadi “lumbung pangan dunia Arab” mendorong lahirnya proyek mekanisasi pertanian — sebuah visi yang secara resmi didukung oleh negara-negara Teluk sejak tahun 2003.
Sebagai produsen pertanian terkemuka di Afrika dan Timur Tengah, sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi Sudan, menyumbang 60% dari total ekspor dan sepertiga Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2022, menurut laporan African Development Bank (AfDB).
Sudan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan UEA, mengingat negara Teluk tersebut mengimpor 90% makanannya karena keterbatasan lahan subur dan kelangkaan air. Untuk menjamin pasokan pangan, UEA mengembangkan jaringan pertanian global yang mencakup sekitar satu juta hektare lahan pertanian, terhubung melalui pelabuhan dan pusat logistik. Sebagian besar lahan pertanian ini terletak di Afrika, dan Sudan menjadi salah satu tujuan utama investasi Emirat, dengan fokus utama pada produksi pakan ternak, tanaman pangan, dan peternakan.
Di tengah konflik yang sedang berlangsung, dua perusahaan Emirat — International Holding Company (IHC), perusahaan publik terbesar di UEA, dan Jenaan — sedang menggarap lebih dari 50.000 hektare lahan di Sudan. Tak lama sebelum pecahnya perang, IHC menandatangani perjanjian dengan DAL Group untuk mengembangkan tambahan 162.000 hektare lahan pertanian di Abu Hamad, Sudan bagian utara.
Namun, dalam beberapa tahun sebelum perang, sejumlah upaya UEA untuk mengamankan kesepakatan pertanian tambahan di Sudan ditolak oleh pemerintah Sudan. Pemerintah menentang kesepakatan tersebut karena dinilai memberikan keuntungan yang tidak seimbang bagi pihak Emirat, sementara manfaatnya bagi komunitas lokal sangat kecil.
Seorang pakar Sudan mengatakan kepada Middle East Eye bahwa RSF, yang dikenal mengabaikan hak asasi manusia, telah menjadi “opsi praktis” bagi para investor asing. “Orang-orang Emirat lebih memilih menjarah kekayaan tanah,” katanya. “Ketika mereka gagal merebut lahan melalui perjanjian, mereka mulai melakukan kolonisasi langsung dengan menggunakan RSF.”
3. Menguasai Pelabuhan-Pelabuhan Strategis
Dengan garis pantai sepanjang 700 kilometer di Laut Merah, Sudan memiliki posisi strategis yang sangat penting bagi ambisi regional UEA. Lokasinya menjadikan negara ini target utama bagi upaya UEA untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan penting. Seperti di kawasan lain di Tanduk Afrika, UEA biasanya melancarkan kepentingan tersebut melalui perusahaan dagang seperti Abu Dhabi Ports dan Dubai Ports.
Pada tahun 2020, sejumlah pejabat Sudan — yang berbicara tanpa menyebut nama kepada Al Jazeera — mengungkapkan bahwa pemerintah sedang bernegosiasi dengan raksasa logistik asal UEA, Dubai Ports World (DP World), untuk mengelola South Port Container Terminal di Port Sudan. Namun, rencana kerja sama tersebut mendapat penolakan keras dari Sudanese Ports Authority dan serikat pekerja, yang menentang pengelolaan aset nasional penting oleh pihak swasta asing.
Masih di tahun yang sama, Al-Monitor melaporkan bahwa DP World menandatangani kontrak lobi senilai 5 juta dolar AS dengan Ari Ben-Menashe dan perusahaan miliknya yang berbasis di Montreal, Dickens & Madson. Ben-Menashe, mantan agen intelijen Israel, disewa untuk melobi demi kepentingan DP World agar mendapatkan konsesi selama 20 tahun di Sudan.
Pada Desember 2022, pemerintah Sudan menandatangani kesepakatan dengan konsorsium Emirat yang terdiri atas perusahaan milik negara Abu Dhabi Ports Group dan Invictus Investment untuk mengembangkan pelabuhan Abu Amama di Laut Merah. Lokasi yang sebelumnya menjadi pangkalan angkatan laut kecil itu direncanakan akan dipindahkan guna memberi ruang bagi proyek Emirat tersebut. Pembangunan ini memiliki arti strategis bagi UEA karena mendukung ekspansi lebih luas AD Ports Group di sekitar Terusan Suez.
Investasi senilai enam miliar dolar AS ini mencakup pengembangan kompleks pelabuhan Abu Amama, yang terletak 200 kilometer di utara Port Sudan. Kesepakatan itu juga mencakup pendirian kawasan perdagangan bebas dan pembangunan jalan sepanjang 500 kilometer yang menghubungkan pelabuhan dengan proyek pertanian berskala besar yang telah disebutkan sebelumnya.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : People Dispatch