Mengapa Microsoft Putus Akses Israel ke Sebagian Layanan? (Bagian Pertama)
Sebagai respon dari berbagai protes yang dilayangkan dari seluruh penjuru dunia, Microsoft Putus Akses Israel ke Sebagian Layanan Mereka
rezaervani.com – 26 September 2025 – Langkah ini dilakukan setelah adanya laporan investigasi pada bulan Agustus yang mengungkap bahwa Israel menggunakan layanan Microsoft untuk memata-matai warga Palestina.
Microsoft mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah menarik sebagian layanannya dari militer Israel, setelah adanya penyelidikan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Israel mungkin telah melanggar ketentuan layanan perusahaan dengan menggunakan layanan kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan (cloud) Microsoft untuk memata-matai jutaan warga Palestina di seluruh Gaza dan Tepi Barat.
Keputusan pada hari Kamis itu diambil setelah investigasi bersama antara surat kabar The Guardian dari Inggris dan dua publikasi Israel, yaitu +972 Magazine dan Local Call, yang pada bulan Agustus mengungkap bahwa militer Israel menggunakan platform cloud Microsoft Azure untuk melakukan pengawasan massal terhadap warga Palestina di tengah serangan brutal Israel terhadap Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 65.000 orang dalam waktu kurang dari dua tahun.
Dalam beberapa bulan terakhir, Microsoft telah memecat atau melaporkan sejumlah karyawannya kepada pihak kepolisian karena melakukan protes atas penggunaan perangkat lunak perusahaan oleh militer Israel di Gaza. Pada bulan Agustus, empat karyawan dipecat. Beberapa lainnya mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap hubungan Microsoft dengan militer Israel, yang menurut mereka telah memungkinkan terjadinya kehancuran di Gaza.
Perusahaan teknologi tersebut secara konsisten membantah tuduhan itu. Namun, setelah penyelidikan dilakukan, Microsoft mengumumkan bahwa mereka telah menugaskan firma hukum Covington & Burling LLP yang berbasis di Washington DC, serta satu firma konsultan teknis lain yang tidak disebutkan namanya, untuk melakukan peninjauan eksternal terhadap komunikasi perusahaan terkait Israel.
Berikut yang diketahui:
Apa yang telah diumumkan Microsoft mengenai layanan AI-nya di Israel?
Dalam sebuah posting blog yang ditujukan kepada para karyawan pada hari Kamis, wakil ketua dan presiden Microsoft, Brad Smith, mengungkapkan bahwa hasil peninjauan eksternal terhadap catatan komunikasi dan laporan keuangan perusahaan mendorong diambilnya keputusan tersebut, karena ditemukan elemen-elemen yang mendukung hasil investigasi itu sebagai benar. Smith tidak merinci bukti spesifiknya, tetapi menyatakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan penggunaan layanan Azure dan AI Microsoft oleh militer Israel.
“Karena itu, kami telah memberitahu Kementerian Pertahanan Israel (IMOD) tentang keputusan Microsoft untuk menghentikan dan menonaktifkan langganan tertentu milik IMOD beserta layanannya, termasuk penggunaan layanan dan teknologi penyimpanan cloud serta AI tertentu,” tulis Smith, merujuk pada Kementerian Pertahanan Israel.
“Kami telah meninjau keputusan ini bersama IMOD dan langkah-langkah yang kami ambil untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan layanan kami, dengan fokus pada jaminan bahwa layanan kami tidak digunakan untuk pengawasan massal terhadap warga sipil,” tambahnya.
Langkah ini menandai perubahan besar dalam sikap Microsoft terhadap isu tersebut. Pada bulan Mei, setelah temuan serupa yang dilaporkan oleh kantor berita Associated Press bahwa badan intelijen militer Israel, Unit 8200, menggunakan layanan Microsoft untuk pengawasan massal di Gaza, perusahaan itu mengatakan telah melakukan peninjauan internal atas catatannya.
Meskipun Microsoft mengakui bahwa layanan AI canggih dan komputasi awan telah dijual kepada militer Israel untuk membantu upaya menemukan dan menyelamatkan warga Israel yang ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober, perusahaan itu menyatakan tidak menemukan bukti bahwa layanannya digunakan untuk menargetkan atau melukai warga di Gaza.
Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Smith mengatakan bahwa peninjauan atas layanan yang digunakan oleh militer Israel masih berlangsung, namun keputusan untuk membatasi sebagian layanan telah diambil karena ketentuan layanan Microsoft “melarang penggunaan teknologi kami untuk pengawasan massal terhadap warga sipil.”
Mengapa Microsoft mengubah sikapnya terhadap isu ini sekarang?
Sederhananya, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui untuk apa militer Israel menggunakan layanannya.
Smith menjelaskan bahwa laporan berita bulan Agustus telah mengungkapkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui oleh Microsoft sendiri karena adanya peraturan terkait privasi pelanggan.
Perusahaan itu telah berulang kali menegaskan bahwa kebijakan privasi tersebut membuat mereka tidak memiliki cara untuk mengetahui bagaimana militer Israel menerapkan teknologi Microsoft.
Teknologi AI atau pengawasan apa yang telah ditarik?
Smith menyatakan bahwa hanya langganan layanan Microsoft tertentu yang telah diblokir dari militer Israel, dan bahwa Israel masih dapat menggunakan produk Microsoft lainnya untuk kebutuhan keamanan siber negaranya.
Ia tidak menyebutkan produk spesifik mana yang dinonaktifkan, atau apakah unit tertentu dalam militer Israel telah dilarang menggunakannya.
Namun, Smith menyebut adanya masalah terkait cara militer Israel menggunakan server penyimpanan Azure yang berbasis di Belanda, serta layanan AI milik Microsoft.
Bersambung ke bagian berikutnya
Sumber : al Jazeera