التوسل وطلب الشفاعة
Tawassul dan Meminta Syafa’at (Bagian Pertama)
Artikel Khudz Aqidatak : Tawassul dan Meminta Syafa’at adalah Bagian dari Kategori Aqidah
س 1 – بماذا نتوسل إلى الله؟
1. Dengan apa kita bertawassul kepada Allah?
ج 1 – التوسل منه جائز، ومنوع:
1. Tawassul ada yang diperbolehkan dan ada yang dilarang:
(1) Tawassul yang diperbolehkan dan dianjurkan adalah tawassul dengan nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, dan amal shalih.
﴿ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها﴾ (سورة الأعراف)
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.” (Surah Al-A’raf)
﴿يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة﴾ (الآية من سورة المائدة)
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.” (Surah Al-Maidah)
وقال ﷺ:
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
أسألك بكل اسم هو لك
“Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu.” (Shahih HR. Ahmad)
Juga sabda beliau kepada sahabat yang bertanya tentang menemani beliau di surga: “Bantulah dirimu untuk mencapai itu dengan memperbanyak sujud.” (Yaitu shalat, yang merupakan bagian dari amal shalih) (HR. Muslim)
Diperbolehkan bertawassul dengan kecintaan kepada Allah, Rasul, dan para wali. Seperti kisah para sahabat penghuni gua yang bertawassul dengan amal shalih mereka, lalu Allah menyelamatkan mereka.
(2) Tawassul yang dilarang adalah berdoa kepada orang mati, meminta kebutuhan kepada mereka, seperti yang banyak terjadi hari ini, dan itu termasuk syirik akbar. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك﴾ (سورة يونس)
“Dan janganlah kamu menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu.” (Surah Yunus)
(3) Tawassul dengan kedudukan Rasulullah ﷺ seperti ucapan: “Ya Rabb, dengan kedudukan Muhammad…” adalah bid’ah, karena para sahabat tidak melakukannya, dan Umar tidak bertawassul dengan Nabi setelah wafatnya, melainkan dengan doa Al-Abbas. Tawassul ini dapat membawa kepada syirik jika meyakini Allah membutuhkan perantara manusia, karena menyerupakan Sang Pencipta dengan makhluk.
س 2 – هل نحتاج الدعاء بواسطة بشر؟
2. Apakah kita memerlukan perantara manusia dalam berdoa?
ج 2 – لا نحتاج الدعاء بواسطة بشر، لقوله تعالى:
2. Tidak, kita tidak memerlukan perantara manusia dalam berdoa, Allah Ta’ala berfirman:
﴿وإذا سألك عبادي عني فإني قريب﴾ (سورة البقرة)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat.” (Surah Al-Baqarah)
وقال ﷺ:
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
إنكم تدعون سميعاً قريباً وهو معكم
“Kalian berdoa kepada Dzat Yang Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Dia bersama kalian (dengan ilmu-Nya).” (HR. Muslim)
س 3 – هل يجوز طلب الدعاء من الأحياء؟
3. Apakah boleh meminta doa dari orang yang masih hidup?
ج 3 – يجوز طلب الدعاء من الأحياء، لا الأموات.
3. Boleh meminta doa dari orang yang masih hidup, tidak dari orang mati. Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi:
﴿واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات﴾ (سورة محمد)
“Mohonlah ampunan untuk dosamu dan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.” (Surah Muhammad)
Dan dalam hadits shahih riwayat Tirmidzi, disebutkan bahwa seorang lelaki buta datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata: “Berdoalah kepada Allah agar Dia menyembuhkan penglihatanku…”
Leave a Reply