Al Baqarah ayat 2 : Al Kitaabu dalam Tinjauan Bahasa
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
Syaikh Ibnu Jibriin menuliskan dalam Tafasir Suwar minal Quran
وأصل مادة الكاف والتاء والباء كتب؛ أصل هذه المادة في لغة العرب التي نزل بها القرآن -معناها الضم والجمع، فكل شيء ضممت بعض أجزائه إلى بعض فقد كتبته. ومنه قيل للكبكبة من الجيش كتيبة؛ لأنها طائفة من الجيش جمع بعض أطرافها إلى بعض كما قال نابغة ذبيان
Komponen asli Kitabun adalah Kaaf, Ta dan Ba. Huruf-huruf asal ini dalam Bahasa Arab – yang merupakan Bahasa Al Quran diturunkan – bermakna Adh Dhommu (mengumpulkan) dan Al Jam’u (mengkomposisikan). Maka segala sesuatu yang dikumpulkan bagian pecahan-pecahannya ke bagian yang lain disebut Katiibatun. Itulah kenapa kumpulan manusia atau kumpulan kuda disebut Katiibah, karena dia sekumpulan dari pasukan yang berkumpul satu bagiannya ke bagian yang lain, seperti yang disebutkan dalam syair Nabighatu Dzabiyan
ولا خير فيهم غير أن سيـوفهـم | بهن فلـول مـن قـراع الكتـائب |
Tidak ada yang lebih baik dari mereka selain pedang-pedang mereka – padanya terdapat sisa-sisa Qaraa’il Kataa-ib (bunyi pukulan pasukan)
ولذا قيل للخياطين: كاتبين؛ فالعرب تسمي الخائط كاتبا، وتسمي الخياطة كتابة؛ لأن الخياط يضم أطراف الثوب بعضها إلى بعض. وكذلك الخراز تسميه العرب كاتبا، لأنه يضم بعض أطراف الجلد إلى بعض ويخرزها فيجمعها بالسير، وقيل له: كاتب؛ لأنه ضم بعض الأجزاء إلى بعض.
Karena itu Al Khayaatiin (Tukang Tenun/Pembuat Pakaian) disebut : Kaatibiin. Orang arab menamakan Al Khaa-ith (penenun) : Kaatiban dan Al Khayaathah (Menenun) disebut Kitaabah, dikarenakan tukang tenun menggabungkan sebagian kain ke bagian yang lain. Begitupun Al Kharooz (tukang sepatu) diesebut oleh orang Arab sebagai Kaatib, dikarenakan dia menggabungkan sebagian kulit ke bagian yang lain, dia membolonginya dan menggabungkannya dengan tali, sehinggai disebutlah dia Kaatib, karena dia mengumpulkan sebagian dari sesuatu ke bagian yang lain.
Imam Al Qurthubi dalam Al Jami’ liahkamil Quran menuliskan :
والكتاب مصدر من كتب يكتب إذا جمع ; ومنه قيل : كتيبة ; لاجتماعها . وتكتبت الخيل صارت كتائب . وكتبت البغلة : إذا جمعت بين شفري رحمها بحلقة أو سير ; قال :
Al Kitaabu adalah mashdar dari Kataba – Yaktubu, jika menunjukkan pekerjaan mengkompilasikan/mengumpulkan sesuatu, sebagian mengatakan Katiibatun untuk pekerjaan mengumpulkan/mengelompokkan/menggabungkan sesuatu. Takattabatil Khaili : mengumpulkan kuda perang, menjadi Kataa-ib (pasukan-pasukan)
والكتاب : هو خط الكاتب حروف المعجم مجموعة أو متفرقة ; وسمي كتابا وإن كان مكتوبا ;
Adapun Al Kitaabu yakni seorang Kaatib menuliskan huruf-huruf Al Mu’jam (lexicon : the complete set of meaningful units in a language) secara terkumpul (menjadi kata atau kalimat) atau secara terpisah (huruf). Disebutkan sebagai Kitaab karena dia Maktuuban (dikompilasikan/dituliskan). Seperti perkataan syair :
كِتَابٌ مِثْلَ مَا لَصِقَ الْغِرَاءُ | تُؤُمِّلُ رَجْعَةً مِنِّي وَفِيهَا |
Berharap kembali dariku, dan terkumpul (Kitaabun) laksana sesuatu yang menempel
— selesai kutipan —
Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ – فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Surah Al Qiyamah ayat 17 – 18)
Maka makna Al Kitaab senada dengan makna Al Quraan.
Syaikh Manna Al Qaththan dalam Kitab Mabahits fii Ulumil Quran menuliskan
“قرأ”: تأتي بمعنى الجمع والضم، والقراءة: ضم الحروف والكلمات بعضها إلى بعض في الترتيل،
Qara-a memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun, Qiroo-ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang teratur.
Al Qurthubi melanjutkan dalam Tafsirnya :
والكتاب : الفرض والحكم والقدر ; قال الجعدي :
Dimaknai pula Al Kitaabu sebagai Perintah, Hukum dan Ketetapan, sebagaimana dikatakan Al Ja’di :
عَنْكُمْ وَهَلْ أَمْنَعَنَّ اللَّهَ مَا فَعَلَا | يَا بْنَةَ عَمِّي كِتَابُ اللَّهِ أَخْرَجَنِي |
Wahai putri pamanku, keluarkan untukku Kitabullah darimu, atau apakah kalian hendak menghalangi Allah dari apa-apa yang Dia perbuat
— selesai kutipan —
Adapun penambahan Alif Laam adalah untuk men-definite-kannya atau menspesifikasikannya.
Disebutkan dalam Kitab I’rabul Quran wa Bayanuhu :
التعريف : في تعريف الكتاب بالألف و اللام تفخيماً لأمره, و هو في الأصل مصدر قال تعالى :
كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
At Ta’rif (Spesifikasi) : Dengan menspesifikasikan Al Kitab dengan huruf Alif Lam sebagai penegas/penguat bagi kedudukannya. Adapun asalnya adalah berasal dari firman Allah Ta’ala
كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
sebagai ketetapan-Nya atas kamu (Surah An Nisa ayat 24)
Allahu Ta’ala A’lam
Leave a Reply