[TADABBUR HARIAN] Jenis-jenis Al Isti’aadzah (1) : Al Isti’aadzah yang Disyariatkan
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
اولًا: الاستعاذة المشروعة:
Yang pertama : Al Isti’aadzah yang Disyariatkan
هي الاستعاذة التي تكون بالله، والمستعاذ به هو الله وحده رب الفلق، ورب الناس، وملك الناس، وإله الناس، الذي لا ينبغي الاستعاذة إلا به، ولا يستعاذ بأحد من خلقه؛ بل هو يعيذ المستعيذين ويمنعهم، ويعصمهم من شر ما استعاذوا من شره
Al Isti’aadzah yang Disyariatkan adalah Al Isti’aadzah yang ditujukan kepada Allah. Meminta perlindungan kepadaNya karena Dialah Allah satu-satunya Robbul Falaq, Robb-nya Manusia, Penguasa manusia. Yang tidak tercapai Al Isti’aadzah (permintaan perlindungan) kecuali kepadaNya,
Tidaklah perlindungan oleh satupun dari makhlukNya, melainkan Dialah yang hakikatnya melindungi orang-orang yang meminta pertolongan dan menghalangi dan membuat mereka luput dari keburukan apa-apa yang mereka mintakan perlindungan darinya. (Kitab Bada-i’ul Fawaa-id, Ibnu Qayyim)
والاستعاذة به سبحانه مما لا يقدر عليه سواه من مقتضيات التوحيد ولوازمه، فلا يستعاذ من ذلك بغيره.
Berlindung kepada Allah Subhanahu dari hal-hal dimana hanya Allah Saja Yang Berkuasa atas hal tersebut – adalah bagian dari syarat dan kebutuhan Tauhid. Maka tidaklah seseorang berlindung dari hal-hal tersebut kepada selain Allah Ta’ala.
ثم الاستعاذة تكون بأسماء الله الحسنى وصفاته العليا،
Kemudian Al Isti’aadzah dilakukan dengan Asmaul Husna dan Sifat-sifat Allah Yang Mulia,
وأكثر ما وردت به نصوص القرآن الاستعاذة باسم ( الله )؛ كقوله تعالى:
Banyak disebutkan dalam Nash Al Quran, Al Isti’aadzah dengan NamaNya “Allah”, seperti dalam firmanNya :
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ [فصلت: ٣٦].
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surah Fushshilat ayat 36)
وقال تعالى: فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ [غافر: ٥٦].
Dan Firman Allah Ta’ala :
maka mintalah perlindungan kepada Allah. (Surah Ghaafir ayat 56)
وقال سبحانه عن موسى عليه السلام: قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ [البقرة: ٦٧].
Dari FirmanNya Subhanahu wa Ta’ala tentang Musa alaihi salam :
Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. (Surah Al Baqarah ayat 67)
ومن الكثير أيضًا الاستعاذة باسم(الرب)، كقوله تعالى:
Ada banyak pula Al Isti’aadzah dengan nama Allah “Ar Robb” seperti firman Allah Ta’ala :
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ [الفلق: ١].
Katakan : Aku berlindung pada Robb-nya waktu subuh (Al Falaq) (Surah Al Falaq ayat 1)
وقوله عز وجل عن موسى عليه السلام :
Dan Firman Allah Ta’ala tentang Musa alaihi salam :
وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَن تَرْجُمُونِ [الدخان: ٢٠].
Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Robbku dan Robbmu, dari keinginanmu merajamku, (Surah Ad Dukhaan ayat 20)
أو بالضمير العائد إلى الرب؛ كقوله تعالى عن نوح عليه السلام:
Atau dengan dhomir (kata ganti) yang merujuk kepada Ar Robb, seperti Firman Allah Ta’ala tentang Nuh ‘alaihi salam :
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ [هود: ٤٧].
Nuh berkata: Ya Robbi, Sungguh aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya (Surah Huud ayat 47)
وقوله سبحانه عن امرأة عمران:
Dan Firman Allah Ta’ala tentang istri Imran alaihi salam :
رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ [آل عمران: ٣٦].
“Ya Robbku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”. (Surah Ali Imran ayat 36)
أما اسم (الرحمن) فلم ترد الاستعاذة به في القرآن إلا مرة واحدة؛ في قوله تعالى عن مريم عليها السلام:
Adapun nama Allah “Ar Rahman” maka disebutkan isti’adzah dengannya di dalam Al Quran satu kali, yakni dalam Firman Allah Ta’ala tentang Maryam alaihi salam : (Kitab Masaa-ilu fii Al Isti’aadzati – Abdul Aziz Al Hudhoiry, Majalah Ad Dirosaat Al Quraniyah nomor 5)
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا [مريم: ١٨]
Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Ar Rahman, jika kamu seorang yang bertakwa”. (Surah Maryam ayat 18)
فنستنتج مما سبق: أن الاستعاذة المشروعة تكون بالله أو أسمائه أو صفاته، ويجوز الاستعاذة بالإنسان فيما هو داخل تحت قدرته وإرادته، كأن يستجير به من حيوان مفترس، أو إنسان يريد الفتك به
Maka kita simpulkan dari pembahasan diatas, bahwa Al Isti’aazah yang disyariatkan adalah yang ditujukan kepada Allah atau dengan menggunakan nama-nama atau sifat-sifatNya.
Diperbolehkan berlindung kepada manusia dalam hal-hal yang berada dalam kemampuan dan kemauannya, seperti meminta perlindungan dari hewan buas, atau dari manusia yang ingin membunuhnya. (Kitab Al Mausu-ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah)
Disarikan dari Mausu-ah At Tafsir Al Maudhuu-i
Bersambung in sya Allah
Leave a Reply