[DALIILUS SAALIK] 410 – 412 Idhofah yang Dihilangkan Mudhof Ilaihi-nya (3) : Qabla dan Ba’da (1) – Mu’rab
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
قبل ، بعد : ظرفان متقابلان ، الأول يدل على سبق شيء على شيء آخر وتقدمه عليه في الزمان أو المكان والثاني يدل على تأخر شيء عن آخر في الزمان أو المكان . سواء كان ذلك حسيّاً أو معنوياً ، تقول :
Qabla dan ba’da : Keduanya merupakan zharaf (kata keterangan) yang menunjukkan makna yang saling berlawanan satu sama lain.
Qabla menunjukkan pada terdahulunya sesuatu atas sesuatu yang lain, baik mendahului secara waktu ataupun tempat. Ba’da menunjukkan pada diakhirikannya sesuatu atas sesuatu yang lain, baik secara waktu maupun tempat. Baik secara nampak maupun secara makna. Misalnya kita mengatakan :
جئتك بعد الظهر وقبل العصر .
Aku datang kepadamu setelah zhuhur dan sebelum Ashar
وتقول :
Atau saat kita mengatakan :
جاءك خالد قبل عاصم .
Khalid sudah datang kepadamu sebelum ‘Aashim
ولهما حالتان :
Untuk keduanya terdapat dua keadaan :
الأولى : الإعراب : وهو النصب على الظرفية : أو الجر بمن
Yang pertama : Dapat di i’rab : Yakni dinashobkan atas Azh Zhorfiyah atau Jar dengan min 1
وذلك في ثلاث صور :
Hal yang demikian (lafazhnya dalam kondisi Mu’rob) terdapat dalam tiga bentuk
1- أن يذكر المضاف إليه .
Yang Pertama : Jika Mudhof ilaihinya disebutkan, contoh :
نحو :نظف أسنانك قبلَ النوم وبعدَه ,أو من قبل النوم ومن بعده .
Bersihkan gigimu sebelum tidur dan sesudahnya atau semenjak sebelum tidur dan semenjak setelahnya
قال تعالى :
Allah Ta’ala berfirman :
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya (Surah Tha Haa ayat 130)
فـ ( قبل) ظرف زمان منصوب بالفتحة متعلق بـ (سبح )
Maka Qabla dalam ayat itu adalah Zharaf Zamaan manshub dengan fathah muta’alaq dengan Sabbih
وقال تعالى :
Firman Allah Ta’ala :
أَوْ يَخَافُوا أَن تُرَدَّ أَيْمَانٌ بَعْدَ أَيْمَانِهِمْ ۗ
dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. (Surah Al Maidah ayat 108)
فـ ( بعد) ظرف زمان منصوب بالتفحة متعلق بـ (ترد ) أو صفة لـ ( أيمان ) .
Maka ba’da dalam ayat tersebut adalah Zhorof Zaman Manshub dengan fathah, muta’alaq dengan turodda atau shifat bagi Aimaan
2- أن يحذف المضاف إليه وينوي لفظه نصّاً دون غيره من الألفاظ فيبقى الإعراب ويحذف التنوين كما لو كان المضاف إليه مذكوراً ، نحو : ي
Bentuk kedua : Mudhof ilaihinya dihilangkan dan lafazh yang tersirat secara nash bukan lafazh-lafazh selainnya, maka I’rabnya tetap dan tanwinnya dihilangkan sebagaimana jika mudhof ilaihinya disebutkan. Contoh :
بدأ المعتمر بالطواف بالبيت قبلَ أو من قبلِ .
Umroh dimulai dengan thawaf di Baitullah sebelum atau dari sebelum
أي : قبل السعي ،
Yakni yang dimaksudkan adalah Sebelum sa’i
فالمضاف (قبل ) منصوب على الظرفية . أو مجرور بـ ( من ) ولا ينون لأنه لا يزال مضافاً والمضاف إليه محذوف بمنزلة الموجود . منوي لفظه دون غيره من الألفاظ .
Maka qabla dalam contoh tersebut dalam posisi mudhof manshub atas Azh Zhorfiyah. Atau majrur dengan min. Tidak ditanwinkan karena mudhofnya tidak hilang serta mudhof ilaihinya dihilangkan dalam kondisi yang masih bisa dikira-kirakan. Lafazhnya tidak menyiratkan hal lain.
3- أن يحذف المضاف إليه . ولا ينوى شيء . فيبقى الإعراب ويرجع التنوين لزوال الإضافة لفظاً وتقديراً نحو:
Bentuk ketiga : Mudhof ilaihinya dihilangkan dan tidak menyiratkan apa-apa. Maka I’robnya tetap dan diberikan tanwin untuk hilangnya idhofah secara lafazh dan taqdir (asumsi). Contoh :
عرفت قيمة الوقت وكنت قبلاً مضيعاً لوقتي .
Aku tahu berharganya waktu sementara aku sebelumnya menyia-nyiakan waktuku
فـ ( قبلاً ) ظرف زمان منصوب بـ (كان ) . ويكون معنى (قبل بعد ) في هذه الصورة القبلية المطلقة والبعدية المطلقة .
Maka Qablan dalam contoh tersebut adalah Zharaf Zamaan manshub oleh Kaana. Makna yang ditujukan oleh (Qabla ba’da) dalam contoh ini adalah Qabliyah Mutlak dan Ba’diyah Mutlak (tidak menyiratkan apa-apa selainnya melainkan hanya keterangan waktu semata – pent)
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply