Catatan Ringkas Majelis Sama’ Hadits Al Arba’iin An Nawawiyah Syaikh DR. Yahya Al Ghoutsani, 26 Sya’ban 1441 H – 20 April 2020 M
Oleh : Reza Ervani bin Asmanu
w
Majelis dimulai pukul 00.43 WIB dengan pembacaan ayat Al Quran.
Lalu di awal pertemuan, Syaikh menjelaskan thabaqah sanad, yakni jenjang sanad beliau hingga sampai ke Imam An Nawawi rahimahullahu Ta’ala, dari siapa saja beliau mendapatkan sanad Al Arbain An Nawawiyah, kapan beliau mendapatkannya, bagaimana cara tahammulnya. Sebuah teladan yang sangat baik untuk ditiru terkait tahammul wa ada’ bagi mereka yang memperhatikan sanad ilmu.
Beliau membaca sendiri (nampaknya dengan hafalan) dan menyampaikan penjelasan serta beberapa nasehat hingga hadits ke-10, untuk kemudian dilanjutkan oleh Qori’ Syaikh Muhammad As Shabah.
Qori’ juga membacakan beberapa redaksi hadits yang berbeda di beberapa bagian hadits dan menyebutkan kitab induk hadits asalnya.
Saat sampai hadits ke-24, Syaikh menyampaikan tentang Musalsal bi Dimasyqiyyun, yakni beliau adalah orang Dimasyq mendapatkannya dari gurunya yang juga orang Dimasyq yang juga gurunya orang Dimasyq. Beliau menyebutkan Syeikh Ahmad Nasif al-Magamid. Kemudian Syeikh Abdul Ghoni an-Nashr dari Syeikh Badruddin al-Hasani. Imam An Nawawi sendiri juga memiliki nisbah Ad Dimasyqi karena terlahir disana.
Di akhir hadits ke-30 beliau menjelaskan pentingnya mencatat saat majelis sama’ siapa yang membaca hadits sekian sampai sekian, hadits sekian sampai sekian dan seterusnya. Beliau sampaikan pula sebuah kitab syarah Al Arbain An Nawawiyah yang beliau rekomendasikan berjudul
المبين المعين لفهم الأربعين وهو شرح الأربعين النووية
Lalu beliau membaca lagi sendiri mulai hadits ke-31 dan menjelaskan serta memberikan nasehat di beberapa bagian. Ada banyak doa yang beliau ucapkan saat menjelaskan hadits-hadits, sungguh menyentuh hati (mungkin juga karena majelis ini kami ikuti di sepertiga malam Waktu Indonesia Barat, rasanya agak syahdu)
Di awal hadits ke-42 beliau menjelaskan kenapa dinamakan Al Arba’iin An Nawawiyah sementara haditsnya lebih dari 40 hadits. Beliau menggambarkan sebagaimana Habbatu Misk (Biji Kesturi), yakni orang Syam punya kebiasaan jika ada sesuatu yang dianggap mulia maka ditaburkan diatasnya Habbatu Misk. Jadi tambahan hadits melebihi 40 itu semacam tanda akan kemuliaan hadits-hadits yang dikumpulkan Imam An Nawawi.
Setelah selesai, karena masih ada waktu, beliau meminta Syaikh Muhammad Shabah membaca bagian bagian Al Isyaaraat ila dhabti alfaazhil Musykilaat, yang merupakan penjelasan singkat terkait beberapa hal di beberapa bagian hadits Al Arba’iin An Nawawiyah
Sungguh kami mendapatkan kesan yang indah dalam majelis sama’ online beliau ini. Jazahullahu ahsanal jazaa.
Subhanallah, semoga Allah Ta’ala tumbuhkan di hati kita kecintaan terhadap sunnah Rasulillah shalallahu alaihi wa salam.
Leave a Reply