Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah (11) : Muqaddimah Ibnu Taimiyah (1)



Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah (Bagian 11)

Oleh : Prof. DR. Muhammad Ibnu Abdir Rahman Al Khumais

Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Semua Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah kami tempatkan dibawah kategori Syarh Tadmuriyah DR. Al Khumais

w

[مقدمة ابن تيمية]

[PENGANTAR IBN TAIMIYAH]

[الفصل الأول: الأصل الأول “التوحيد والصفات”]

[BAB PERTAMA: PRINSIP PERTAMA “TAUHID DAN SIFAT-SIFAT”]

[الأصل الأول: التوحيد والصفات]

[PRINSIP PERTAMA: TAUHID DAN SIFAT-SIFAT]

الأصل الأول

PRINSIP PERTAMA

التوحيد والصفات

TAUHID DAN SIFAT-SIFAT

قال شيخ الإسلام:

Syekhul Islam berkata:

“فأما الأول وهو التوحيد في الصفات فالأصل في هذا الباب أن يوصف الله تعالى بما وصف به نفسه وبما وصفته به رسله نفياً وإثباتاً، فيُثبَت لله ما أثبته لنفسه ويُنفَى عنه ما نفاه عن نفسه،

“Adapun yang pertama, yaitu tauhid dalam sifat-sifat, prinsip dalam bab ini adalah menggambarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan apa yang Dia gambarkan tentang diri-Nya sendiri dan dengan apa yang digambarkan oleh para rasul-Nya, baik dalam nafiyan (penegasian) maupun itsnat (penetapan). Maka, ditetapkan untuk Allah apa yang Dia tetapkan untuk diri-Nya, dan dinafikan dari-Nya apa yang Dia nafikan dari diri-Nya.

 وقد عُلِم أن طريقة سلف الأمة وأئمتها إثبات ما أثبته من الصفات من غير تكييف ولا تمثيل، ومن غير تحريف ولا تعطيل، وكذلك ينفون عنه ما نفاه عن نفسه مع ما أثبته من الصفات من غير إلحاد لا في أسمائه ولا في آياته، 

Telah diketahui bahwa metode Salaf umat ini dan para imamnya adalah menetapkan apa yang Allah tetapkan dari sifat-sifat-Nya tanpa takyif (membayangkan hakikatnya) dan tanpa tamsil (menyerupakan-Nya dengan makhluk), serta tanpa tahrif (menyelewengkan maknanya) dan tanpa ta’thil (meniadakan maknanya). Demikian pula, mereka menafikan dari Allah apa yang Dia nafikan dari diri-Nya sambil tetap menetapkan sifat-sifat yang Dia tetapkan, tanpa melakukan penyimpangan (ilhad) baik dalam nama-nama-Nya maupun ayat-ayat-Nya.

فإن الله ذمَّ الذين يلحدون في أسمائه، وآياته كما قال تعالى:

Allah mencela orang-orang yang melakukan penyimpangan (ilhad) dalam nama-nama-Nya dan ayat-ayat-Nya, sebagaimana firman-Nya:

{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الأعراف: ١٨.]

“Hanya milik Allah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (memahami) nama-nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surah  Al A’raf ayat 180)

وقال تعالى:

Juga Firman Allah Ta’ala :

{إِنَّ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي آيَاتِنَا لا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا أَفَمَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمَّنْ يَأْتِي آمِناً يَوْمَ الْقِيَامَةِ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [فصلت:٤٠] .

“Sesungguhnya orang-orang yang menyimpang dari ayat-ayat Kami tidaklah tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang yang datang dengan aman pada hari kiamat? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Surah Fushshilat ayat 40)

فطريقتهم تتضمن إثبات الأسماء والصفات مع نفي مماثلة المخلوقات إثباتاً بلا تشبيه، وتنزيهاً بلا تعطيل، كما قال تعالى :

Metode mereka mencakup menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dengan menafikan keserupaan dengan makhluk, yakni penetapan tanpa tasybih (penyerupaan) dan penyucian tanpa ta’thil (peniadaan). Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: ١١] ،

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy Syura ayat 11)

ففي قوله:

Maka pada FirmanNya :

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ}

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia

رد للتشبيه والتمثيل، وقوله: 

terdapat penolakan terhadap tasybih (penyerupaan) dan tamtsil (penyerupaan secara rinci), sedangkan pada firman-Nya:

{وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}

Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,

رد للإلحاد والتعطيل.

terdapat penolakan terhadap ilhad (penyimpangan) dan ta’thil (peniadaan).

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.