[Tanya Jawab Kelas Bahasa Arab Talaqqi.Online] Al Kaafirun ayat 6
Diampu oleh : Reza Ervani bin Asmanu
Pertanyaan Peserta :
Bismillah,
Ustadz, ijin bertanya,
Pada surah al kafirun ayat pertama, kata الكفرون marfu’ sebagai apa ?
kemudian pada ayat terakhir وَلِىَ kenapa ى nya difathah tidak disukun ?
+62 811-15xxxxx
Jawaban :
Alhamdulillah wa shalatu wa salamu ‘ala Rasulillah
Pertanyaan yang bagus.
Jawaban Untuk Soal Pertama
Kata “al Kaafirun” pada ayat pertama Surah Al Kafirun dalam pandangan ulama nahwu setidaknya memiliki 3 (tiga) kemungkinan posisi I’rab :
1. Na’at dari kata “Ayyu” – marfu’
Yang berpendapat seperti ini misalnya adalah Imam al Makkiy (lihat kitab Musykilu I’rabil Quraan), Imam al Qurthubiy juga menyebutkan hal yang sama dalam tafsir beliau.
Imam al Makkiy mengatakan kata ini tidak boleh di-hadzf, karena merupakan munada dari sisi makna. Sebagian besar nahwiyin juga mengatakan tidak boleh menashabkannya.
Keterangan Tambahan : Terkait penjelasan lebih jauh tentang kebolehan dinashabkan tabi’ munada dalam beberapa kasus umum karena memelihara mahall-nya, in sya Allah kita bahas di kelas Alfiyyah Ibnu Maalik, atau dapat dibaca di Syarh Ibnu Aqiil untuk bait Alfiyyah :
وَابْن المُعَرَّفَ المُنَادَى المُفْرَدَا ……. عَلَى الَّذِي فِي رَفْعهِ قَدْ عُهِدَا
وَانْوِ انْضِمَامَ مَا بَنَوا قَبْلَ النِّدَا …… وَليُجْرَ مُجْرَى ذِي بِنَاءٍ جُدِّدَا
2. Sebagai athaf bayan dari “ayyu” – marfu’
3. Sebagai badal dari “ayyu” – marfu
Catatan Belajar : Keseluruhan 3 (tiga) format ini jika kita perhatikan sangat berkesesuaian dengan materi awal kita di Kelas alAjurumiyah saat membahas jenis-jenis murokkab dalam Bahasa Arab
Jawaban untuk Soal Kedua
ya mutakallim bisa di-sukun-kan dan bisa di-fathah-kan
Menurut DR. As Samrawi, ya mutakallim harus dibaca fathah jika berada setelah alif maqshur dan ya manqush. Selain itu boleh dibaca dengan fathah, boleh juga dengan sukun.
Pada ayat ke-6 surah al Kaafirun ini :
Imam Qolun ‘an Naafi dan Imam Warsy ‘an Naafi, Imam al Baaziy (wajah pertama) ‘an Ibnu Kaatsir, Imam Hisyam ‘an Ibnu ‘Aamir, Imam Hafsh ‘an ‘Aashim membaca dengan mem-fathah-kan huruf ya (waliya)
Sementara Imam Qiroat yang lainnya membaca dengan mensukunkan ya (walii). Ini juga merupakan wajah kedua bacaan Riwayat Imam al Baaziy
Sebagaimana dikatakan oleh Imam asy Syaathibi dalam Hirzul Amaani Bab Madzahibihim fii Yaa-at al Idhafah (bait 415)
…………………………………… وَلِيْ دِينِ عَنْ هَادٍ بِخُلْفٍ لَهُ الْحُلَا
Allahu Ta’ala A’lam
Leave a Reply