حكم زيارة بابا الفاتكان للمسجد الأموي
Hukum Kunjungan Paus ke Masjid Umayyah
Artikel Hukum Kunjungan Paus ke Masjid Umayyah ini masuk Kategori Aqidah dan Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan
هل يجوز للبابا أن يصلي في المسجد الأموي أو حتى الدخول إليه ؟ و لماذا؟
Apakah diperbolehkan bagi Paus untuk berdoa di Masjid Umayyah atau bahkan sekadar masuk ke dalamnya ? Dan mengapa ?
الإجابــة
Jawaban
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فقد تقدم بيان حكم دخول الكافر المسجد تحت الفتوى الأخرى هنا
Telah dijelaskan sebelumnya mengenai hukum non-Muslim masuk ke masjid di fatwa lain di link ini
وبُيَّن فيها خلاف العلماء في ذلك، وأن الراجح من أقوالهم جواز دخول الكافر جميع المساجد -إلا المسجد الحرام- إذا دعت الحاجة إلى ذلك، أو كان في دخوله مصلحة كدعوته إلى الإسلام.
Dalam fatwa tersebut, dijelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Pendapat yang lebih kuat menyatakan bahwa orang Kafir diperbolehkan masuk ke semua masjid — kecuali Masjidil Haram — jika ada kebutuhan atau kemaslahatan tertentu, seperti untuk mengajaknya masuk Islam.
لكن هذا لا يعني أن يسمح لرأس الكفر الصليبي أن يدنس مساجد المسلمين، وهو القائم على حملات التنصير والتضليل التي تغري فقراء المسلمين بالردة، مستغلة حاجتهم إلى الطعام والشراب والدواء.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa Pemimpin Kekufurann Nasrani diizinkan menodai masjid-masjid kaum Muslimin. Sebab ia adalah orang yang memimpin kampanye pemurtadan dan penyesatan yang memanfaatkan kemiskinan kaum Muslimin untuk menarik mereka keluar dari Islam, dengan memanfaatkan kebutuhan mereka akan makanan, minuman, dan obat-obatan.
وكيف يسمح له أن يدخل مساجد المسلمين، وهو رأس النصرانية التي تحارب المسلمين في بقاع شتى من العالم، وليس في دخوله إلى المسجد مصلحة ولا حاجة، كما أن من استضافه لم يكن من أهدافه أن يدعوه إلى الإسلام، ولا سعى إلى ذلك.
Bagaimana mungkin dia diizinkan masuk ke masjid-masjid kaum Muslimin, sementara dia adalah kepala Kaum Nasrani yang memerangi kaum Muslimin di berbagai belahan dunia. Sungguh tidak ada manfaat atau kebutuhan dari kehadirannya di masjid. Selain itu, pihak yang mengundangnya juga tidak bertujuan untuk mengajaknya kepada Islam atau berusaha melakukannya.
فدخول الكافر المسجد ليسمع الإسلام، أو يعمل فيه بناء وصباغاً لون، ودخوله ليوهم الناس أنه متسامح، وأنه يحمل رسالة التقارب بين من يزعمون أن الله ثالث ثلاثة، وبين من يوحدون الله تعالى لون آخر، ولا يخفى ما يترتب على ذلك من تشويش على دهماء المسلمين،
Seorang Kafir boleh masuk ke masjid untuk mendengarkan tentang Islam atau melakukan pekerjaan seperti konstruksi atau pengecatan. Tetapi jika tujuannya adalah untuk mempropagandakan bahwa dia adalah orang yang toleran, dan mengesankan ada kedekatan antara mereka yang menganut Trinitas dengan Ummat Islam yang mentauhidkan Allah, maka hal tersebut adalah sesuatu yang berbeda. Hal ini tidak diragukan lagi akan menimbulkan kebingungan di kalangan orang awam Muslim.
وقد باضت هذه الدعوة وأفرخت أفراخاً: منهم من زعم أن النصارى مؤمنون، ومنهم من زعم أن أتباع الديانات الثلاث يشتركون في أصول الإيمان، كالإيمان بالله واليوم الآخر والنبوة والكتاب، وأن هؤلاء جميعاً يمكن أن يقفوا صفاً واحداً في وجه الإلحاد واللادينية، ضاربين صفحاً عن حقيقة ما عليه النصارى واليهود من الكفر والشرك والتبديل الذي انسلخوا به عن شرف الاتباع، وثبت عليهم به معرة المنابذة والشقاق عن علم وسبق إصرار،
Dari situ, muncul pemahaman-pemahaman yang keliru : ada yang menganggap bahwa kaum Nasrani adalah orang-orang beriman, dan ada pula yang menyatakan bahwa para pengikut ketiga agama (Islam, Yahudi, Nasrani) berbagi keyakinan yang sama dalam hal iman kepada Allah, hari akhir, kenabian, dan kitab suci, sehingga mereka semua bisa berdiri bersama melawan atheisme dan sekularisme, sambil melupakan kenyataan bahwa Yahudi dan Nasrani sebenarnya berada dalam kekufuran, kesyirikan, dan penyimpangan yang telah memisahkan mereka dari kemuliaan para pengikut kebenaran. Karena itu mereka juga tetap tercatat dalam perpecahan dan permusuhan yang nyata dengan Kaum Muslimin, bahkan dengan sengaja dan tekad yang kuat.
فحظهم من الديانتين هو من جنس حظ أبي جهل وأبي لهب وعبد الله بن أبي بن سلول، ومن جنس حظ المشركين من التوحيد، مع أنهم يثبتون لله الربوبية :
Nasib mereka yang menganut kedua agama tersebut sama dengan nasib Abu Jahal, Abu Lahab, dan Abdullah bin Ubay bin Salul, sama halnya dengan nasib para musyrik terhadap tauhid, meskipun mereka mengakui rububiyah Allah Ta’ala :
(ولن سألتهم من خلقهم ليقولن الله). [الزخرف : ٨٧]
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ Niscaya mereka menjawab, ‘Allah’.” (Surah Az Zukhruf ayat 87).
وقد تقرر أنه لا يجوز إقرار الكافر على ممارسة شعائر كفره في بيوت الله التي إنما أقيمت لتوحيده وذكره.
Telah ditegaskan pula bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang kafir untuk melaksanakan ritual kekufurannya di rumah-rumah Allah, yang didirikan hanya untuk menyembah dan mengingatNya semata.
والله أعلم.
Sumber Utama : IslamWeb
Leave a Reply