Lafazh “Ilmu” di al Quran
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Lafazh “Ilmu” di al Quran ini masuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
لفظ (العلم) في القرآن الكريم ورد بتصريفاته المختلفة فيما يزيد عن سبعمائة وخمسين مرة، مشفوعاً معظمها بالدعوى إلى التدبر في آيات الله المسطورة، كما في قوله تعالى:
Lafazh “ilmu” dalam Al-Qur’an disebutkan dengan berbagai bentuk lebih dari tujuh ratus lima puluh kali, sebagian besar disertai dengan ajakan untuk merenungkan ayat-ayat Allah yang tertulis, seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (فصلت:٣)
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, sebagai Qur’an dalam bahasa Arab bagi kaum yang mengetahui (Surah Fushshilat ayat 3)
والتفكر في آياته المبثوثة، كما في قوله سبحانه:
dan ajakan berpikir tentang ayat-ayatNya (tanda-tanda kebesaranNya) yang tersebar, seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (الأنعام:٩٧)
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu dapat menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut, sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengetahui (Surah Al An’am ayat 97).
ولفظ (العلم) جاء في أغلب مواضعه في القرآن بمعنى العلم بالشيء، ومعرفته على حقيقته، كقوله تعالى:
Istilah “ilmu” dalam kebanyakan ayat di Al Quran digunakan dalam arti pengetahuan tentang sesuatu, dan mengetahuinya sesuai dengan hakikatnya, seperti Firman Allah Ta’ala :
أَوَلَا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (البقرة:٧٧)
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? (Surah Al Baqarah ayat 77),
وقوله: وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (البقرة:٢١٦).
dan Firman-Nya: Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Surah Al Baqarah ayat 216).
غير أن لفظ (العلم) ورد في مواضع من القرآن على معان غير معنى العلم بالشيء، ومعرفته على حقيقته. وهذه المعاني هي كالتالي:
Namun, kata “ilmu” juga digunakan di beberapa tempat dalam Al Quran dengan makna yang berbeda dari makna tersebut (pengetahuan tentang sesuatu dan mengetahui hakikatnya). Makna-makna lafazh “Ilmu” yang ada dalam al Quran adalah sebagai berikut :
بمعنى (الرؤية)، من ذلك قوله سبحانه:
Pertama, Dalam arti ar Ru’yah (melihat), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ (آل عمران:١٤٢)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah (ya’lamiLlahu) orang-orang yang berjihad di antara kamu} (Surah Ali Imran ayat 142).
قال ابن عباس رضي الله عنهما – فيما نقله عنه ابن كثير -: لنرى من يصبر على مناجزة الأعداء.
Ibnu Abbas, radhiyallahu ‘anhuma, berkata sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir mengatakan terkait tafsir ayat tersebut adalah : untuk melihat siapa yang bersabar dalam menghadapi musuh.
ونقل عنه أيضاً في تفسير قوله تعالى:
Dan juga dikatakan dalam tafsir Firman Allah:
وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ (البقرة:١٤٣)،
Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang engkau hadap kecuali agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul (Surah Al Baqarah ayat 143),
قال: إلا لنرى؛ وذلك أن الرؤية إنما تتعلق بالموجود، والعلم أعم من الرؤية، فإنه يتعلق بالمعدوم.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan makna illa lina’lamaa adalah : kecuali agar Kami melihat; karena penglihatan hanya berkaitan dengan yang ada, sedangkan ilmu lebih umum daripada penglihatan, karena mencakup yang tidak ada.
بمعنى (الأذن)، ومنه قوله تعالى:
Kedua, Dalam arti al Adzin (izin), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ (هود : ١٤)
Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Al Quran diturunkan dengan pengetahuan Allah (Surah Hud ayat 14),
قال مقاتل: بعلم الله، أي: بإذن الله. وهذا على قول في تفسير (العلم) في الآية.
Muqatil mengatakan makna dari bi ‘ilmiLlah : dengan pengetahuan Allah, adalah : dengan izin Allah. Ini adalah salah satu pendapat dalam tafsir kata “ilmu” dalam ayat tersebut.
بمعنى (الدين)، ومنه قوله سبحانه:
Ketiga, Dalam arti ad Diin (agama), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ(البقرة : ١٢٠)
Dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepadamu, maka kamu tidak akan mendapatkan pelindung atau penolong dari Allah (Surah Al Baqarah ayat 120).
قال أبو حيان: أي: من الدين. وجعله عِلْماً؛ لأنه معلوم بالبراهين الصحيحة. وقال الرازي: أي: من الدين المعلوم صحته بالدلائل القاطعة.
Abu Hayyan berkata: makna minal ‘ilmi dalam ayat itu adalah : dari agama. Disebut dengan ilmu karena agama diketahui dengan bukti-bukti yang jelas. Sementara Ar Razi mengatakan makna minail ‘ilmi adalah : dari agama yang kebenarannya telah dibuktikan dengan dalil-dalil yang pasti.
بمعنى (الدليل والحجة)، ومنه قوله تعالى:
Keempat, Dalam arti ad Dalil wal Hujjah (bukti dan hujah), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ (الأنعام : ١٤٨)
Katakanlah: Apakah kamu mempunyai pengetahuan sehingga kamu dapat mengeluarkannya (Surah Al An’am ayat 148).
قال البغوي: أي: كتاب وحجة من الله. وقال الشوكاني: هل عندكم دليل صحيح من العلم النافع، فتخرجوه إلينا لننظر فيه ونتدبره.
Al Baghawi berkata makna dari min ilmin dalam ayat itu adalah : Kitab dan hujah dari Allah. Sementara Imam Asy Syaukani mengatakan makna ayat itu adalah : Apakah kamu memiliki dalil yang shahih/bukti yang benar dari ilmu yang bermanfaat, sehingga kamu dapat mengeluarkannya kepada kami untuk kita periksa dan kita renungkan.
بمعنى (النبوة)، ومنه قوله سبحانه:
Kelima, Dalam arti an Nubuwah (kenabian), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (يوسف : ٢٢)
Dan ketika ia mencapai kedewasaan, Kami berikan kepadanya kebijaksanaan dan ilmu (Surah Yusuf ayat 22).
قال مجاهد: يعني النبوة. وروي عنه أيضاً، أن (العلم) هنا: الفقه في الدين.
Mujahid berkata makna dari hikman wa ilman dalam ayat itu adalah kenabian. Dan diriwayatkan juga dari Mujahid bahwa lafazh ilmu dalam ayat tersebut berarti pemahaman dalam agama.
بمعنى (التمييز)، ومنه قوله تعالى:
Keenam, Dalam arti at tamyiiz (pembeda), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ * وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا ۚ (آل عمران : ١٦٦ – ١٦٧)
Agar Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan agar Dia mengetahui orang-orang yang munafik (Surah Ali Imran ayat 166-167).
قال ابن كثير: إنما ابتليناكم بالكفار يقاتلونكم، وأقدرناهم على إنفاق الأموال وبذلها في ذلك؛ ليتميز الخبيث من الطيب.
Ibn Katsir mengatakan bahwa tafsir ayat tersebut adalah : “Kami menguji kalian dengan orang kafir yang memerangi kalian, dan Kami memberi mereka kekuasaan untuk menghabiskan harta benda dalam hal tersebut; agar yang buruk dapat dibedakan dari yang baik.”
بمعنى (الفضل)، ومنه قوله سبحانه:
Ketujuh, Dalam arti al Fadhlu (keutamaan), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ (القصص:٧٨)
Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Surah Al Qashash ayat 78)
روى ابن كثير عن عبد الرحمن بن زيد أنه قال في معنى الآية: لولا رضا الله عني، ومعرفته بفضلي ما أعطاني هذا المال.
Ibn Katsir meriwayatkan dari Abdul Rahman bin Zaid bahwa dia berkata mengenai makna ayat tersebut yakni : Seandainya Allah tidak ridha padaku, dan tidak mengetahui keutamaanku, Dia tidak akan memberiku harta ini.
وقال ابن قتيبة: معناه: أعطاني المال لفضل عندي.
Dan Ibn Qutaibah berkata: makna ayat tersebut adalah : Dia memberiku harta karena keutamaan yang ada padaku.
وجاء لفظ (العلم) بمعنى (ما يعده أصحابه علماً، وإن لم يكن كذلك)، ومنه قوله تعالى:
Kedelapan, Dan kata ilmu juga dapat bermakna sesuatu yang dianggap oleh para pemiliknya sebagai ilmu, padahal sebenarnya bukan ilmu. Seperti dalam Firman Allah Ta’ala :
فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِندَهُم مِّنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (غافر:٨٣)
Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. (Surah Ghafir ayat 83).
قال السدي: فرحوا بما عندهم من العلم بجهلهم، فهو من قبيل قوله تعالى:
As Suddi mengatakan : Mereka bersuka cita dengan ilmu yang mereka sangka mereka miliki karena kebodohan mereka, ini adalah bagian dari Firman Allah Ta’ala :
قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ (الأنعام:١٤٨)
Katakanlah: Apakah kamu mempunyai pengetahuan sehingga kamu dapat mengeluarkannya kepada kami? Kamu tidak mengikuti apa pun kecuali dugaan belaka, dan kamu hanya mengada-ada ( Surah Al An’am ayat 148).
وقال ابن عاشور: إطلاق العلم على اعتقادهم تهكم وجري على حسب معتقدهم، وإلا فهو جهل.
Dan Ibn ‘Asyur berkata: bahwa penyebutan “ilmu” untuk keyakinan mereka adalah bentuk sindiran yang mengikuti cara pandang mereka, padahal sebenarnya itu adalah kebodohan.
والمتأمل في المعاني التي جاء عليها لفظ (العلم) في القرآن الكريم، يجد أنها وإن كانت تحمل دلالات محددة، يقتضيها سياق الآية، غير أنها في نهاية المطاف لا تعارض بينها ولا تنافر، بل هي في المحصلة ترجع إلى المعنى الرئيس من لفظ (العلم)، وهو معرفة الشيء على ما هو عليه.
Orang yang merenungkan makna-makna yang dibawa oleh kata “ilmu” dalam Al-Qur’an akan menemukan bahwa meskipun kata tersebut memiliki makna-makna tertentu yang ditentukan oleh konteks ayat, namun pada akhirnya tidak ada pertentangan atau ketidakharmonisan di antara makna-makna tersebut. Bahkan, semuanya pada akhirnya kembali kepada makna utama dari kata “ilmu”, yaitu mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
والله اعلم
Sumber Utama : IslamWeb
Leave a Reply