Lafazh “Al Khayr” di al Quran (1)



Lafazh “al Khayr” di al Quran (Bagian 1)

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Lafazh “Al Khayr” di al Quran ini masuk dalam Kategori Tadabbur al Quran

Seluruh Rangkaian Artikel Lafazh al Khayr di Al Quran dapat dibaca di link berikut ini

من الألفاظ المركزية في القرآن لفظ (الخير)، حيث ورد هذا اللفظ ما يقرب من مئة وثمانين مرة، جاء في معظمها (اسماً)، كقوله تعالى: 

Salah satu kata kunci dalam Al-Qur’an adalah kata al Khayr (kebaikan), yang muncul hampir seratus delapan puluh kali, dan kebanyakan muncul sebagai ism, seperti misalnya pada Firman Allah Ta’ala :

ذلكم خير لكم (البقرة : ٥٤)

Itulah yang terbaik bagi kalian (Surah Al Baqarah ayat 54).

وجاء في سبعة مواضع فقط (فعلاً)، منها قوله تعالى: 

Kata tersebut muncul hanya di tujuh tempat sebagai fi’il, di antaranya adalah Firman Allah Ta’ala :

وربك يخلق ما يشاء ويختار (القصص: ٦٦).

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih ( Surah Al Qashash ayat 66).

ولفظ (الخير) في الأصل اللغوي يدل على العطف والميل، وعليه قالوا: (الخير) ضد الشر؛ لأن كل أحد يميل إليه، ويعطف على صاحبه؛ 

Kata al Khayr (kebaikan) dalam asal bahasa menunjukkan arti kasih sayang dan kecenderungan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa al Khayr (kebaikan) adalah lawan dari asy Syar (kejahatan). Setiap orang cenderung kepada kebaikan dan merasa kasih sayang terhadap pelaku kebaikan.

وعليه أيضاً قالوا: (الاستخارة) وهي الاستعطاف، لأن المستخير يسأل خير الأمرين، ويُقدِم عليه؛ و(الخِيَرة): الاختيار؛ لأن المختار لأمر إنما هو مائل إليه، ومنعطف عليه دون غيره.

Sehingga perkataan al istikhaarah dapat bermakna al isti’thaaf (meminta/memohon kasih sayang), karena orang yang melakukan istikharah meminta yang terbaik dari dua pilihan dan berusaha untuk menggapainya. Sementara al khiyarah berarti al ikhtiyaar (pilihan), karena sesuatu yang dipilih adalah sesuatu yang seseorang condong kepadanya dan berusaha untuk mendapatkannya dibandingkan dengan lainnya.

ثم توسعوا في هذا الأصل اللغوي، فقالوا: رجل خيِّر، أي: فاضل؛ وقوم خيار وأخيار، أي: من أفاضل الناس. و(الخير) من أسماء المال، والعرب تسمِّى الخيل: الخير؛ لما فيها من الخير.

Kemudian mereka memperluas makna asal bahasa ini, sehingga mereka mengatakan: Rajulun khayyirun yang berarti orang yang memiliki keutamaan; dan qawmu khiyar dan akhyar yang berarti orang-orang yang termasuk dalam kelompok yang paling utama di kalangan manusia. Kata al Khayr juga merupakan salah satu sebutan untuk harta. Orang Arab juga menyebut kuda dengan sebutan al Khayr, karena mengandung banyak kebaikan

ثم إن (الخير) في التعريف الاصطلاحي: ما يرغب فيه كل الناس، كالعقل، والعدل، والفضل، والشيء النافع، وضده: الشر .

Dalam definisi terminologis, al khayr adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang, seperti akal, keadilan, keutamaan, dan sesuatu yang bermanfaat, lawannya adalah kejahatan.

و(الخير) يطلق على نوعين: أحدهما: خير مطلق، وهو أن يكون مرغوباً فيه بكل حال، كطلب الجنة. وثانيهما: خير نسبيٌّ، ويكون مقابلاً للشر، كالمال يكون خيراً للبعض، ويكون شراً لآخرين.

Kata al khayr mencakup dua jenis: pertama, kebaikan yang bersifat mutlak, yaitu sesuatu yang selalu diinginkan dalam segala keadaan, seperti menginginkan surga. Kedua, kebaikan yang bersifat relatif, yang berlawanan dengan kejahatan, seperti harta yang bisa menjadi kebaikan bagi sebagian orang, tetapi menjadi keburukan bagi yang lain.

ولفظ (الخير) في القرآن على وجهين: أحدهما: أن يكون (اسماً)، كقوله تعالى: 

Dalam Al-Qur’an, kata al khayr digunakan dalam dua bentuk: pertama, sebagai ism, seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير (آل عمران : ١٠٤).

Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan (Surah Ali Imran ayat 104).

ثانيهما: أن يكون (وصفاً)، على تقدير صيغة (أفعل)، كقوله تعالى: 

Kedua, sebagai sifat dengan taqdir seperti bentuk af’al (ism tafdhil), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

{وأن تصوموا خير لكم} (البقرة : ١٨٤)،

Dan berpuasa itu lebih baik bagi kalian (Surah Al Baqarah ayat 184),

أي: الصيام للمسافر أفضل من الفطر، ونحو ذلك قوله تعالى: 

yang berarti puasa bagi musafir lebih utama daripada berbuka, dan juga seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

{وتزودوا فإن خير الزاد التقوى} (البقرة : ١٩٧)،

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (Surah Al Baqarah ayat 197),

أي: أفضل ما يتزود به قاصد البيت الحرام تقوى الله.

yaitu sebaik-baik bekal bagi orang yang hendak pergi ke Baitullah adalah ketakwaan kepada Allah

وورد لفظ (الخير) مقابلاً لـ (الشر) مرة، وورد مقابلاً لـ (الضُرِّ) مرة أخرى، فمن أمثلة مقابلته لـ (الشر)، قوله سبحانه: 

Kata al khayr (kebaikan) muncul sebagai lawan dari asy syarr (kejahatan) di satu tempat, dan muncul sebagai lawan dari adh dhurr (kesulitan) di tempat lain. Contoh penggunaan kata ini sebagai lawan dari asy syarr (kejahatan) adalah dalam  Firman Allah Ta’ala :

فمن يعمل مثقال ذرة خيراً يره * ومن يعمل مثقال ذرة شراً يره (الزلزلة:٧ –  ٨)، 

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya) * Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya) (Surah Az Zalzalah ayat 7 – 8).

ومن أمثلة مقابلته لـ (الضر) قوله تعالى: 

Sedangkan contoh penggunaan kata ini sebagai lawan dari adh dhurr (kesulitan) adalah Firman Allah Ta’ala :

وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يمسسك بخير فهو على كل شيء قدير (الأنعام : ١٧).

Jika Allah menimpakan sesuatu kesusahan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya (Surah Al An’am ayat 17)

أما من حيث المعنى، فإن لفظ (الخير) في القرآن أطلق على معان، منها:

Adapun dari segi makna, kata al khayr dalam Al-Qur’an digunakan untuk beberapa makna, di antaranya :

الأول: المال، كقوله تعالى: 

Pertama bermakna Harta, seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

إن ترك خيراً (البقرة : ١٨٠)، 

Jika dia meninggalkan kebaikan (Surah Al Baqarah ayat 180),

فـ (الخير) هنا – كما قال القرطبي – المال من غير خلاف. وعلى هذا المعنى جاء أكثر استعمال القرآن للفظ (الخير).

di mana kata al khayr di sini, seperti yang dikatakan oleh Imam Al Qurthubi, berarti harta tanpa ada perbedaan pendapat. Dan dengan makna inilah kebanyakan penggunaan kata al khayr diguanakan Al Quran.

الثاني: الطعام، كقوله تعالى على لسان موسى عليه السلام: 

Kedua dalam makna Makanan, seperti dalam Firman Allah Ta’ala melalui lisan Musa ‘alaihis salam :

رب إني لما أنزلت إلي من خير فقير (القصص:٢٤) 

Ya Robbku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku (Surah Al Qashash ayat 24).

قال ابن عباس رضي الله عنهما: سار موسى من مصر إلى مدين ليس له طعام إلا البقل وورق الشجر، وكان حافياً، فما وصل إلى مدين حتى سقطت نعل قدميه، وجلس في الظل وهو صفوة الله من خلقه، وإن بطنه للاصق بظهره من الجوع، وإن خضرة البقل لترى من داخل جوفه، وإنه لمحتاج إلى شق تمرة.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata : Musa berjalan dari Mesir menuju Madyan tanpa makanan kecuali sayuran dan dedaunan, dan beliau berjalan tanpa alas kaki. Ketika sampai di Madyan, sandal kakinya sudah rusak, dan ia duduk di bawah naungan pohon padahal beliau adalah pilihan Allah dari makhluk-Nya, dan perutnya menempel pada punggungnya karena lapar, dan warna hijau sayuran terlihat dari dalam perutnya, dan saat itu beliau sangat membutuhkan setengah butir kurma.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber Utama : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.