Muqaddimah ‘Ilal as Sajawandi (1)
Alih Bahasa Reza Ervani bin Asmanu
Seluruh Terjemahan Kitab ‘Ilal as Sajawandi dapat anda lihat pada Kategori ‘Ilal as Sajawandi
بسم الله الرحمن الرحيم
المقدمة
الحمد لله وحده ، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده ، وعلى آله وصحبه أجمعين والتابعين لهم بإحسان . أما بعد
Segala puji hanya bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang tidak ada nabi sesudahnya, beserta keluarga dan para shahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan. Amma ba’du.
فإن أشرف العلوم وأفضلها ما يكون فيه خدمة لكتاب الله تعالى بالايضاح والبيان . ومن هذه العلوم : علم الوقف والابتداء ،
Sesungguhnya ilmu yang paling mulia dan utama adalah ilmu yang memberikan pelayanan kepada Kitab Allah Ta’ala dengan penjelasan dan penerangan. Salah satu dari ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu waqf dan ibtida’.
فهو : علم مهم ، وفن جليل ، وهو : حلية التلاوة ، وزينة القارىء، وبلاغ التالي ، وفهم للمستمع، وفخر للعالم،
Ilmu ini adalah ilmu yang penting dan seni yang agung, ia adalah hiasan dalam membaca, perhiasan bagi pembaca, kelancaran bagi pelantun, pemahaman bagi pendengar, dan kebanggaan bagi ulama.
وبه تعرف كيفية أداء القرآن ، فيتبين به الوقف والابتداء، وبه يُعرف الفرق بين المعنيين المختلفين، والنقيضين المتباينين ، والحكمين المتغايرين،
Dengan ilmu ini, diketahui cara menyampaikan bacaan Al Quran, sehingga dapat dibedakan antara waqf (berhenti) dan ibtida’ (memulai). Dengan ilmu ini juga, perbedaan antara dua makna yang berbeda, dua makna yang berlawanan, dan dua hukum yang berbeda bisa diketahui.
وقد قال أبو حاتم: ((من لم يعرف الوقف لم يعلم القرآن)).
Abu Hatim berkata: “Barang siapa yang tidak mengetahui waqf, maka ia tidak mengetahui Al Quran.”
فبذلك يتحقق فهم كلام الله تعالى ، حيث إنه لا يدرك معناه الا بذلك . فمن لم يهتم به فقد يقف قبل تمام المعنى، ولا يصل ما وقف عليه بما بعده حتى ينتهي إلى ما يصح أن يقف عنده ، فحينئذ لا يفهم هو ما يقرأ ، بل ربما يَفهم خلاف المراد من كلام الله تعالى إذا وقف على غير موطن وقف . وهذا فساد عظيم وخطر جسيم لاتصح به القراءة ، ولا توصف به التلاوة
Dengan demikian, pemahaman terhadap kalam Allah Ta’ala akan tercapai, karena maknanya tidak dapat dipahami kecuali dengan ilmu tersebut. Barang siapa yang tidak memperhatikannya, mungkin ia akan berhenti sebelum makna selesai, atau tidak menghubungkan apa yang telah diwaqf dengan kelanjutan ayat hingga sampai pada tempat yang sah untuk berhenti. Akibatnya, ia tidak memahami apa yang dibacanya, bahkan mungkin salah memahami maksud firman Allah Ta’ala jika berhenti di tempat yang tidak seharusnya. Ini adalah kerusakan yang besar dan bahaya yang serius, yang membuat bacaan tidak shahih dan tidak dapat disebut sebagai tilawah.
ولما كان من عوارض الإِنسان التنفس ، فان القارىء يضطر إلى الوقف ، لأنه لايمكنه أن يقرأ السورة أو القصة في نفس واحد .
Karena bernapas adalah kebutuhan alami manusia, seorang qari terpaksa harus berhenti, karena tidak mungkin membaca seluruh surah atau kisah dalam satu tarikan napas.
وحيث أن الكلام بحسب المعنى له أحوال اتصال يقبح معها الوقف ، وأحوال انفصال يحسن معها القطع، حتى لا يختل المعنى ، ولا يصعب الفهم ، فاحتيج إلى قانون يعرف به ما ينبغي من فصل ووصل في قراءة القرآن الكريم فكان علم الوقف والابتداء
Karena kata-kata memiliki keterhubungan makna, ada kondisi tertentu yang membuat berhenti menjadi tidak pantas, dan ada kondisi tertentu yang membuat memutus bacaan menjadi baik sehingga makna tidak menjadi rancu dan pemahaman tidak menjadi sulit. Oleh sebab itu, diperlukan aturan yang dapat menjelaskan kapan sebaiknya seseorang berhenti dan menyambung dalam membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, lahirlah ilmu wakaf dan ibtida’.
فبمعرفة هذا العلم يحصل للمسلم تمام المعرفة بالقرآن ، فيتمكن من إدراك معانيه ، واستنباط أحكامه ، ومعرفة إعرابه ، وفهم غريبه
Dengan memahami ilmu ini, seorang muslim dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang Al-Qur’an, sehingga ia dapat memahami maknanya, menggali hukumnya, memahami tata bahasa, dan mengerti kosa kata yang asing.
فهو علم يحتاج إليه جميع المسلمين ، لأنهم لابد لهم من قراءة القرآن ، ليقرءوه على اللغة التي أنزله الله تعالى بها، وقد فضلها ومدحها ،
Ilmu ini dibutuhkan oleh setiap muslim, karena mereka harus membaca Al-Qur’an sesuai bahasa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala, bahasa yang telah Allah Ta’ala muliakan dan puji.
فقال تعالى :
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ . نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ . عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ . بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Surah asy Syu’araa ayat 192 – 195)
وقال تعالى :
Juga Firman Allah Ta’ala :
الرَّحْمَٰنُ .عَلَّمَ الْقُرْآنَ . خَلَقَ الْإِنسَانَ. عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (Surah ar Rahman ayat 1 – 4)
فمن البيان تفصيل الحروف ، والوقف على ما قد تم معناه ، والابتداء بما يحسن الابتداء به ، وتبين ما يجب أن يجتنب من ذلك. وبهذا يتبين لنا أهمية هذا الفن الجليل ، إنه لا يستغني عنه طالب العلم .
Sebagian dari kejelasan makna adalah dengan merinci huruf-huruf, berhenti pada tempat di mana maknanya telah selesai, memulai bacaan pada tempat yang tepat untuk memulai, serta menjelaskan apa yang harus dihindari dalam hal tersebut. Dengan ini, tampak jelas bagi kita betapa pentingnya ilmu yang agung ini, karena para penuntut ilmu tidak dapat mengabaikannya.
Bersambung in sya Allah
Leave a Reply