عداوة أبي جهل للنبي ـ درس وعِبْرَة ـ
Permusuhan Abu Jahal Terhadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam : Pelajaran dan Hikmah (Bagian Kelima)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Permusuhan Abu Jahal ini masuk dalam Kategori Sirah Nabawiyah
ورغم علم وشهادة أبي جهل للنبي صلى الله عليه وسلم بالصدق والأمانة إلا أنه لم يؤمن به؛ حسداً واستكباراً، وقد قال الله عنه وعن أمثاله -من أهل الكتاب وغيرهم- ممن كذبوا رسول الله صلى الله عليه وسلم، ولم يؤمنوا به، وهم يعلمون صدقه ونبوته:
Meskipun Abu Jahl mengetahui dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang yang jujur dan terpercaya, ia tetap tidak beriman kepadanya karena kedengkian dan kesombongan. Allah berfirman tentang dia dan orang-orang yang sejenis dengannya – baik dari kalangan Ahli Kitab maupun lainnya – yang mendustakan Rasulullah ﷺ dan tidak beriman kepadanya, padahal mereka mengetahui kebenaran dan kenabiannya:
{فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ} (الأنعام:٣٣)،
“Sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu, tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah” (Sura Al An’am ayat 33).
قال ابن كثير: “أي: لا يتهمونك بالكذب في نفس الأمر، {وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ} أي: ولكنهم يعاندون الحق ويدفعونه بصدورهم،
Ibnu Katsir berkata: “Artinya, mereka tidak menuduhmu berbohong dalam hakikatnya, ‘tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah,’ yaitu, mereka membangkang terhadap kebenaran dan menolaknya dengan penuh kedengkian.”
كما قال سفيان الثوري عن أبي إسحاق عن ناجية بن كعب عن عليّ رضي الله عنه قال: قال أبو جهل للنبي صلى الله عليه وسلم: إنا لا نكذبك، ولكن نكذب ما جئت به، فأنزل الله :
Sufyan Ats Tsauri meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Najiyah bin Ka’ab, dari Ali f, ia berkata: “Abu Jahl berkata kepada Nabi ﷺ, ‘Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, tetapi kami mendustakan apa yang engkau bawa.’ Maka Allah menurunkan ayat:
{فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ}”.
Sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu, tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.’“
لقد كان أبو جهل -فرعون هذه الأمة- شديد الأذى للنبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه، وكم لاقى المسلمون من إيذائه واستهزائه، وظل مستكبراً حتى آخر لحظات حياته، وقد شاء الله تعالى أن يكون مقتله في غزوة بدر على يد غلامين صغيرين (معاذ بن الجموح ومعاذ بن عفراء) وأحد ضعفاء المسلمين (عبد الله بن مسعود) الذي كان نحيل البدن،
Abu Jahl – yang dijuluki Fir’aun umat ini – adalah orang yang sangat menyakiti Nabi ﷺ dan para sahabatnya. Betapa besar penderitaan yang dialami kaum Muslimin akibat gangguan dan ejekannya. Ia tetap bersikap sombong hingga saat-saat terakhir hidupnya. Allah Ta’ala telah menentukan bahwa ia dibunuh dalam Perang Badar di tangan dua pemuda kecil (Mu’adz bin al Jamuh dan Mu’adz bin ‘Afra’) serta seorang Muslim yang lemah fisiknya (Abdullah bin Mas’ud), yang berbadan kurus dan bertubuh pendek.
قصير القامة، وقد دُفِن أبو جهل في قليب بدر بعد أن تعفنت جثته وجثث أقرانه من طغاة قريش، الذين دعا عليهم النبي صلى الله عليه وسلم قبل المعركة بأسمائهم، كما ذكر ذلك مسلم في “صحيحه” عن عبد الله بن مسعود أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
Abu Jahl dikuburkan di sumur Badar setelah jasadnya membusuk bersama tubuh para pemimpin Quraisy yang zhalim lainnya. Nabi ﷺ telah menyebut nama-nama mereka dan berdoa agar mereka binasa sebelum pertempuran. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi ﷺ bersabda:
اللهم عليك بأبي جهل بن هشام، وعتبة بن ربيعة، وشيبة بن ربيعة، والوليد بن عقبة، وأمية بن خلف، وعقبة بن أبي معيط، وذكر السابع، ولم أحفظه،
“Ya Allah, binasakanlah Abu Jahl bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Walid bin ‘Uqbah, Umayyah bin Khalaf, ‘Uqbah bin Abi Mu’ith, dan orang ketujuh yang namanya aku lupa.”
فوالذي بعث محمداً صلى الله عليه وسلم بالحق، لقد رأيت الذين سَمَّى صرعى (قتلى) يوم بدر، ثم سُحِبوا إلى القليب قليب بدر)،
Demi Dzat yang mengutus Muhammad ﷺ dengan kebenaran, aku melihat orang-orang yang disebutkan itu tewas pada hari Badar. Lalu mereka diseret ke sumur Badar.”
وفي ذلك عبرة للذين يصدون عن سبيل الله، ويعتدون على الضعفاء ويظلمونهم، ويغترون بقوتهم ومكانتهم، فمآل هؤلاء الطغاة الظلمة -في كل زمان ومكان ـ إلى عاقبة سيئة في الآخرة، وقد يُمَكِّن الله عز وجل للضعفاء والمظلومين منهم في الدنيا، كما حدث لأبي جهل يوم بدر،
Dalam peristiwa itu terdapat pelajaran bagi mereka yang menghalangi jalan Allah, menindas orang-orang lemah, dan berlaku zalim. Mereka yang sombong dengan kekuatan dan kedudukan mereka, pada akhirnya akan mengalami kesudahan yang buruk di akhirat. Bahkan, Allah Z sering memberikan kesempatan kepada orang-orang lemah dan tertindas untuk mengalahkan para tiran tersebut di dunia, sebagaimana yang terjadi pada Abu Jahl dalam Perang Badar.
قال الله تعالى :
Allah Ta’ala berfirman:
{وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ} (القصص:٥).
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (Surah Al Qashash ayat 5).
قال السعدي: “{وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ} بأن نزيل عنهم مواد الاستضعاف، ونهلك من قاومهم، ونخذل من ناوأهم. {وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً} في الدين، وذلك لا يحصل مع استضعاف، بل لا بد من تمكين في الأرض، وقدرة تامة، {وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ} للأرض، الذين لهم العاقبة في الدنيا قبل الآخرة”.
As Sa’di berkata: “‘Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi,’ yaitu dengan menghilangkan sumber kelemahan mereka, membinasakan musuh-musuh mereka, dan menghancurkan siapa saja yang memerangi mereka. ‘Dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dalam agama,’ yang mana hal itu tidak akan terwujud dalam kondisi lemah, melainkan harus melalui kemenangan dan kekuasaan di bumi dengan kemampuan yang sempurna. ‘Dan Kami hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),’ yakni mereka yang memiliki kesudahan yang baik di dunia sebelum akhirat.”
Alhamdulillah, selesai rangkaian Artikel 5 (Lima) Seri
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply