Kewajiban Memusuhi Orang Yahudi, Orang Musyrik, dan Selainnya dari Kalangan Orang Kafir (2)



وجوب عداوة اليهود والمشركين وغيرهم من الكفار

Kewajiban Memusuhi Yahudi, Musyrikin, dan Selainnya dari Kalangan Kafir (Bagian Kedua)

Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz – Majmū‘ Fatāwā wa Maqālāt Mutanawwi‘ah — Jilid 2, halaman 178

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Kewajiban Memusuhi Yahudi, Orang Musyrik, dan Selainnya dari Kalangan Orang Kafir ini bagian dari Koleksi Fatwa Syaikh bin Baz rahimahuLlahu Ta’ala

ففي هذه الآيات الكريمات حث المؤمنين على بغض الكافرين، ومعاداتهم في الله سبحانه من وجوه كثيرة،

Maka dalam ayat-ayat yang mulia ini terdapat dorongan yang sangat jelas bagi kaum mukminin untuk membenci orang-orang kafir dan memusuhi mereka karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari berbagai sisi dan alasan yang kuat.

والتحذير من اتخاذهم بطانة، والتصريح بأنهم لا يقصرون في إيصال الشر إلينا،

Demikian pula dalam ayat-ayat tersebut terdapat peringatan keras agar tidak menjadikan mereka sebagai teman dekat (orang kepercayaan), serta penegasan dari Allah bahwa mereka (orang-orang kafir) tidak akan pernah lalai atau lemah dalam menimpakan keburukan kepada kita.

وهذا هو معنى قوله تعالى:

Inilah makna firman Allah Ta’ala:

 لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا [آل عمران:١١٨]

Yang artinya: “Mereka tidak henti-hentinya menciptakan kerusakan bagi kalian.”

والخبال هو: الفساد والتخريب.

Adapun “al-khobal” (الخبال) adalah kerusakan, kehancuran, dan pengrusakan.

وصرح سبحانه أنهم يودون عنتنا، والعنت: المشقة،

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa mereka mencintai penderitaan kita, sedangkan al-‘anat (العنت) bermakna kesulitan, kesusahan, dan penderitaan.

وأوضح سبحانه أن البغضاء قد بدت من أفواههم وذلك فيما ينطقون به من الكلام لمن تأمله وتعقله وما تخفي صدورهم أكبر من الحقد والبغضاء ونية السوء لنا أكبر مما يظهرونه،

Allah Ta’ala juga menjelaskan bahwa kebencian mereka telah tampak jelas melalui ucapan-ucapan mereka — bagi siapa saja yang mau memperhatikan dan merenungkannya — dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka jauh lebih besar daripada apa yang mereka tampakkan. Yakni, kedengkian, kebencian, dan niat buruk mereka terhadap kita jauh lebih besar daripada apa yang mereka perlihatkan secara lahiriah.

ثم ذكر سبحانه وتعالى أن هؤلاء الكفار قد يتظاهرون بالإسلام نفاقا ليدركوا مقاصدهم الخبيثة وإذا خلوا إلى شياطينهم عضوا على المسلمين الأنامل من الغيظ،

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa orang-orang kafir itu terkadang menampakkan keislaman secara lahiriah sebagai bentuk kemunafikan, untuk meraih tujuan-tujuan jahat mereka yang tersembunyi. Namun, apabila mereka kembali kepada para setan mereka (pembimbing dalam kebatilan mereka), mereka menggigit ujung jari mereka karena sangat marah terhadap kaum Muslimin.

 ثم ذكر عز وجل أن الحسنات التي تحصل لنا من العز والتمكين والنصر على الأعداء ونحو ذلك تسوءهم

Selanjutnya, Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi menyebutkan bahwa kebaikan-kebaikan yang diperoleh oleh kaum Muslimin — berupa kemuliaan, kekuasaan, kemenangan atas musuh, dan yang semisalnya — sangat membuat mereka bersedih hati.

وأن ما يحصل لنا من السوء كالهزيمة والأمراض ونحو ذلك يسرهم وما ذلك إلا لشدة عداوتهم وبغضهم لنا ولديننا.

Sebaliknya, keburukan-keburukan yang menimpa kaum Muslimin — seperti kekalahan, penyakit, dan musibah lainnya — justru membuat mereka bergembira. Semua itu tidak lain karena besarnya permusuhan mereka, kebencian mereka terhadap kita, serta kebencian mereka terhadap agama kita yang agung.

ومواقف اليهود من الإسلام ورسول الإسلام وأهل الإسلام كلها تشهد لما دلت عليه الآيات الكريمات من شدة عداوتهم للمسلمين،

Sesungguhnya sikap-sikap orang-orang Yahudi terhadap Islam, terhadap Rasul Islam shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan terhadap kaum Muslimin seluruhnya, merupakan bukti nyata yang sangat kuat atas kebenaran kandungan ayat-ayat yang mulia tersebut, yakni tentang betapa besar dan kerasnya permusuhan mereka terhadap kaum Muslimin.

والواقع من اليهود في عصرنا هذا وفي عصر النبوة وفيما بينهما من أكبر الشواهد على ذلك،

Realita dan kenyataan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di zaman kita sekarang ini, maupun di masa kenabian, serta di masa-masa setelahnya, hingga zaman ini, termasuk bukti terbesar dan paling nyata atas kerasnya permusuhan mereka terhadap umat Islam.

وهكذا ما وقع من النصارى وغيرهم من سائر الكفرة من الكيد للإسلام ومحاربة أهله،

Demikian pula apa yang telah dilakukan oleh kaum Nasrani dan selain mereka dari kalangan seluruh orang-orang kafir — berupa makar, tipu daya, dan berbagai usaha untuk memerangi Islam dan memerangi pemeluknya — semuanya menjadi saksi nyata atas kebenaran kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.

وبذل الجهود المتواصلة في التشكيك فيه والتنفير منه والتلبيس على متبعيه وإنفاق الأموال الضخمة على المبشرين بالنصرانية والدعاة إليها، كل ذلك يدل على ما دلت عليه الآيات الكريمات من وجوب بغض الكفار جميعا والحذر منهم ومن مكائدهم ومن اتخاذهم بطانة.

Dan mereka (orang-orang kafir) senantiasa mencurahkan segala daya dan upaya secara terus-menerus untuk menimbulkan keraguan terhadap (agama) Islam, menjauhkan manusia darinya, menyesatkan dan memperdaya para pengikutnya, serta menginfakkan harta kekayaan dalam jumlah yang sangat besar untuk mendukung para misionaris Nasrani dan para pendakwah kepada agama mereka. Seluruh tindakan ini menunjukkan dengan jelas apa yang telah ditunjukkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia, yaitu tentang kewajiban membenci seluruh orang kafir, kewajiban mewaspadai mereka, dan kewajiban menjaga diri dari tipu daya dan makar mereka, serta larangan keras menjadikan mereka sebagai orang kepercayaan atau teman dekat.

فالواجب على أهل الإسلام أن ينتبهوا لهذه الأمور العظيمة وأن يعادوا ويبغضوا من أمرهم الله بمعاداته وبغضه من اليهود والنصارى وسائر المشركين حتى يؤمنوا بالله وحده، ويلتزموا بدينه الذي بعث به نبيه محمدا ﷺ.

Maka wajib atas kaum Muslimin untuk memperhatikan perkara yang agung ini, dan hendaknya mereka memusuhi dan membenci siapa saja yang telah Allah perintahkan untuk dimusuhi dan dibenci, dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan seluruh kaum musyrikin — hingga mereka beriman kepada Allah semata dan berpegang teguh dengan agama-Nya yang telah Dia utus Rasul-Nya, Nabi Muhammad ﷺ, dengannya.

وبذلك يحققون اتباعهم ملة أبيهم إبراهيم ودين نبيهم محمد ﷺ الذي أوضحه الله في الآية السابقة، وهي قوله عز وجل:

Dengan demikian, kaum Muslimin akan merealisasikan sikap mengikuti agama nenek moyang mereka, yaitu Ibrahim ‘alaihis salam, dan agama Nabi mereka, Muhammad ﷺ, sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam ayat sebelumnya, yaitu firman-Nya ‘Azza wa Jalla:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينََ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ [الممتحنة:٤]

“Sungguh telah ada bagi kalian teladan yang baik pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama beliau, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari kalian, dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, hingga kalian beriman kepada Allah semata.'” (Surah al Mumtahanah ayat 4)

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : https://binbaz.org.sa



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.