Kewajiban Memusuhi Orang Yahudi, Orang Musyrik, dan Selainnya dari Kalangan Orang Kafir (4)



وجوب عداوة اليهود والمشركين وغيرهم من الكفار

Kewajiban Memusuhi Yahudi, Musyrikin, dan Selainnya dari Kalangan Kafir (Bagian Keempat)

Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz – Majmū‘ Fatāwā wa Maqālāt Mutanawwi‘ah — Jilid 2, halaman 178

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Kewajiban Memusuhi Yahudi, Orang Musyrik, dan Selainnya dari Kalangan Orang Kafir ini bagian dari Koleksi Fatwa Syaikh bin Baz rahimahuLlahu Ta’ala

أما قول الكاتب :

Adapun ucapan penulis tersebut —

(وإننا نحترم جميع الأديان السماوية)

“Dan sesungguhnya kami menghormati semua agama samawi”

فهذا حق ولكن ينبغي أن يعلم القارئ أن الأديان السماوية قد دخلها من التحريف والتغيير ما لا يحصيه إلا الله سبحانه

Maka pernyataan tersebut memang benar secara makna, bahwa menghormati agama-agama samawi merupakan perkara yang dibenarkan. Akan tetapi, wajib bagi setiap pembaca untuk mengetahui dan menyadari bahwa agama-agama samawi selain Islam telah mengalami berbagai bentuk penyimpangan dan perubahan yang sangat banyak, yang tidak ada seorang pun dapat menghitung dan mengetahuinya secara rinci kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ما عدا دين الإسلام الذي بعث الله به نبيه وخليله وخيرته من خلقه نبينا وإمامنا وسيدنا محمد بن عبدالله ﷺ فقد حمله الله وحفظه من التغيير والتبديل، وذلك بحفظه لكتابه العزيز وسنة رسوله الأمين عليه من ربه أفضل الصلاة والتسليم، حيث قال الله عز وجل :

Adapun agama Islam — agama yang Allah utus dengannya Nabi-Nya, kekasih-Nya, dan manusia pilihan-Nya dari seluruh makhluk-Nya, yakni Nabi kita, imam kita, dan junjungan kita, Muhammad bin Abdullah ﷺ — maka sungguh Allah sendiri yang memikul tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi agama ini dari segala bentuk perubahan dan penyimpangan. Allah menjaganya dengan penjagaan terhadap Kitab-Nya yang mulia (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya yang terpercaya — semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah kepadanya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ [الحجر:٩]

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.” (Surah al Hijr ayat 9)

فقد حفظ الله الدين وصانه من مكايد الأعداء بجهابذة نقاد أمناء، ينفون عنه تحريف الغالين وانتحال المبطلين وكذب المفترين وتأويل الجاهلين، فلا يقدم أحد على تغيير أو تبديل إلا فضحه الله وأبطل كيده.

Maka Allah telah menjaga agama ini dan melindunginya dari makar dan tipu daya para musuh melalui para ulama besar yang kritis, teliti, jujur, dan amanah — mereka inilah yang senantiasa membersihkan agama ini dari berbagai bentuk penyimpangan orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beragama, dari pengakuan dan kebohongan para pendusta, dari pengada-ngadaan para pelaku kebatilan, dan dari penyelewengan makna yang dilakukan oleh orang-orang bodoh yang menafsirkan tanpa ilmu. Tidaklah seorang pun berani untuk melakukan perubahan atau penyimpangan terhadap agama ini, kecuali pasti Allah akan membongkar kedustaannya, mempermalukannya di hadapan manusia, dan menggagalkan seluruh tipu dayanya.

أما الأديان الأخرى فلم يضمن حفظها سبحانه، بل استحفظ عليها بعض عباده فلم يستطيعوا حفظها،

Adapun agama-agama selain Islam, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjamin penjagaan terhadap agama-agama tersebut. Bahkan Allah hanya menyerahkan urusan penjagaannya kepada sebagian hamba-hamba-Nya, namun mereka tidak mampu untuk menjaganya sebagaimana mestinya.

فدخلها من التغيير والتحريف ما الله به عليم كما قال عز وجل:

Akibat dari kelemahan dan ketidakmampuan mereka tersebut, masuklah ke dalam agama-agama itu berbagai bentuk perubahan dan penyimpangan, yang hanya Allah saja yang mengetahui kadar dan rinciannya. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla:

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ [المائدة : ٤٤]

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; dengannya para nabi yang menyerahkan diri kepada Allah memberi keputusan hukum untuk orang-orang Yahudi, demikian pula para ulama dan ahli ibadah, karena mereka diperintahkan untuk menjaga Kitab Allah itu dan mereka menjadi saksi terhadapnya.” (Surah al Maaidah ayat 44)

وقال عز وجل :

Dan Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ [المائدة : ٤١] الآية.

“Wahai Rasul, janganlah engkau bersedih hati terhadap orang-orang yang bersegera dalam kekafiran — dari kalangan orang-orang yang berkata: ‘Kami telah beriman’ padahal hati mereka belum beriman — dan juga dari kalangan orang-orang Yahudi; mereka adalah pendengar kebohongan, pendengar untuk (kepentingan) kaum lain yang belum mendatangimu. Mereka itu suka merubah-rubah kalimat-kalimat (Kitab Allah) dari tempat-tempatnya setelah ditetapkan.” (Surah al Maaidah ayat 41)

وقال عز وجل :

Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ [البقرة : ٧٩]

“Maka celakalah bagi mereka yang menulis Al-Kitab (kitab suci) dengan tangan mereka sendiri, kemudian mereka berkata: ‘Ini dari sisi Allah,’ untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka celakalah bagi mereka atas apa yang telah ditulis oleh tangan mereka, dan celakalah bagi mereka atas apa yang mereka perbuat.” (Surah al Baqarah ayat 79)

وقال تعالى :

Dan Allah Ta’ala juga berfirman :

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونََ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ [آل عمران : ٧٨]

“Dan sungguh, di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidah mereka dalam membaca Al-Kitab (kitab suci), supaya kalian mengira bahwa apa yang mereka baca itu berasal dari Al-Kitab, padahal itu bukan dari Al-Kitab, dan mereka berkata: ‘Ini dari sisi Allah,’ padahal itu bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (Surah Ali Imran ayat 78)

الآيات في هذا المعنى كثيرة.

Dan ayat-ayat yang mengandung makna seperti ini sangatlah banyak.

أما ما كان من الأديان السماوية السابقة سليم من التغيير والتبديل فقد نسخه الله ببعث رسول الله ﷺ وإنزاله القرآن الكريم،

Adapun bagian dari ajaran agama-agama samawi terdahulu yang masih selamat dari perubahan dan penyimpangan, maka syariat tersebut telah dihapus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan diutusnya Rasulullah Muhammad ﷺ dan dengan diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim.

فإن الله سبحانه أرسل رسوله محمدا ﷺ إلى الناس كافة ونسخ بشريعته سائر الشرائع،

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi-Nya Muhammad ﷺ kepada seluruh manusia, dan Allah telah menghapus seluruh syariat sebelumnya dengan syariat Nabi Muhammad ﷺ.

وجعل كتابه الكريم مهيمنا على سائر الكتب السماوية.

Allah menjadikan Kitab-Nya yang mulia (Al-Qur’an) sebagai penguasa dan penyempurna atas seluruh kitab-kitab samawi sebelumnya.

فالواجب على جميع أهل الأرض من الجن والإنس سواء كانوا من اليهود أو النصارى أو غيرهم من سائر أجناس بني آدم، ومن سائر أجناس الجن أن يدخلوا في دين الله الذي بعث به خاتم الرسل إلى الناس عامة وأن يلتزموا به ويستقيموا عليه، لأنه هو دين الإسلام الذي لا يقبل الله من أحد دينا سواه، كما قال سبحانه وتعالى :

Maka wajib atas seluruh penduduk bumi — dari kalangan jin maupun manusia — untuk masuk ke dalam agama Allah yang telah dibawa oleh penutup para rasul, yaitu Nabi Muhammad ﷺ, kepada seluruh umat manusia. Tidak ada perbedaan dalam hal ini — baik mereka berasal dari kalangan Yahudi, Nasrani, maupun selain mereka dari seluruh jenis keturunan Bani Adam, ataupun dari seluruh jenis makhluk jin — semuanya wajib untuk masuk ke dalam agama Allah ini, beriman kepadanya, berpegang teguh dengannya, dan berjalan di atas petunjuknya. Karena sesungguhnya agama inilah — yaitu agama Islam — satu-satunya agama yang diterima oleh Allah, dan Allah tidak akan menerima dari siapa pun suatu agama selain Islam.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ۝

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Dan tidaklah orang-orang yang telah diberi Kitab itu berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka ilmu, karena kedengkian dan permusuhan di antara mereka. Dan barang siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ [آل عمران:١٩ – ٢٠]

Maka jika mereka membantahmu (wahai Muhammad), katakanlah: ‘Aku telah menyerahkan diriku kepada Allah, demikian pula orang-orang yang mengikutiku.’ Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan kepada orang-orang yang buta huruf (kaum musyrik Arab): ‘Apakah kalian mau masuk Islam?’ Maka jika mereka masuk Islam, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (risalah). Dan Allah Maha Melihat keadaan para hamba-Nya.” (Surah Ali Imraan ayat 19 – 20)

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : https://binbaz.org.sa



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.