Meng-Hajr Istri dengan Meninggalkan Rumah, Apa Kata Ulama ?



مذاهب العلماء في هجر الزوجة بالخروج من البيت

Pendapat Para Ulama Tentang Suami yang Meninggalkan Rumah dalam Rangka Menghajr (Menjauhi untuk Memberikan Pelajaran) Pada Istri

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Meng-Hajr Istri dengan Meninggalkan Rumah, Apa Kata Ulama ? ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

قرأتُ أن النبيَّ صلى الله عليه وسلم اعتزل نساءه شهرًا لغضبه عليهن، فهل يَحِلّ لي، إن تكرّر غضبي من زوجتي أو من أهلها، أن أذهب إلى بيت أهلي، ولا أُكلّمها حتى يهدأ قلبي، ولعلّها تنصلح وتتحسّن معاملتها لي؟

Saya membaca bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjauhi istri-istrinya selama sebulan karena marah kepada mereka. Apakah saya boleh, jika saya marah berulang kali kepada istri saya atau keluarganya, pergi ke rumah orang tua saya dan tidak berbicara dengannya sampai hati saya tenang, dengan harapan dia akan memperbaiki sikap dan perilakunya terhadap saya?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فقد ذكرنا قصة اعتزال النبي صلى الله عليه وسلم نساءه شهرًا، وسبب هذه الحادثة في الفتوى الأخرى هنا : 

Kami telah menyebutkan kisah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjauhi istri-istrinya selama sebulan dan sebab peristiwanya dalam Fatwa lain disini :

، وليس لك أن تهجر زوجتك بسبب غضبك من أهلها، إذ لا تزر وازرة وزر أخرى، ومن الظلم أن تعاقب زوجتك بسبب أهلها، وتحملها تبعات أخطائهم في حقك.

Tidak dibenarkan bagimu menghajr (menjauhi) istrimu hanya karena marah kepada keluarganya, karena seseorang tidak menanggung dosa orang lain. Maka termasuk kezaliman jika engkau menghukum istrimu karena keluarganya, dan membebankan kepadanya kesalahan mereka terhadapmu.

وأمّا هجرها بسبب خطئها وجنايتها هي، فالهجر ليس هو أول العلاج في الحياة الزوجية، وقد ذكرنا كيفية علاج الزوجة الناشز في الفتوىالأخرى هنا : 

Adapun jika penghajran itu karena kesalahan dan pelanggaran istrimu sendiri, maka menghajr bukanlah solusi pertama dalam kehidupan rumah tangga. Kami telah menjelaskan cara menangani istri yang nusyuz dalam Fatwa lain disini :

وكذا ذكرنا كيفية الهجر عند نشوز الزوجة في الفتوى الأخرى هنا : 

juga tata cara menghajr istri yang nusyuz dalam Fatwa lain disini :

وأمّا هجرها بالخروج من البيت، فمن العلماء من يمنعه، ويرى أن الهجر إنما هو في الفراش فقط، لحديث معاوية بن حيدة القشيري قال: قلت: يا رسول الله! ما حق زوج أحدنا عليه؟ قال: 

Adapun menghajr istri dengan cara meninggalkan rumah, sebagian ulama melarangnya dan berpendapat bahwa penghajran hanya boleh dilakukan di tempat tidur saja, berdasarkan hadits dari Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi. Ia berkata: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa hak istri salah seorang dari kami atas suaminya?” Beliau menjawab :

تطعمها إذا أكلت، وتكسوها إذا اكتسيت، ولا تضرب الوجه، وَلَا تُقَبِّحْ، ولا تهجر إلا في البيت. رواه أحمد وأبو داود والنسائي وابن ماجه.

“Engkau memberinya makan ketika engkau makan, memberinya pakaian ketika engkau berpakaian, jangan memukul wajah, jangan mencaci, dan jangan menghajr kecuali di dalam rumah.” (Hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

قال شرّاح الحديث ومعنى، ولا تهجر إلا في البيت. أي لا تتحول عنها، أو لا تحولها إلى دار أخرى، لقوله تعالى: واهجروهن في المضاجع. كذا في عون المعبود.

Para pensyarah hadits menjelaskan bahwa maksud “jangan menghajr kecuali di rumah” adalah jangan berpindah darinya, atau jangan memindahkannya ke rumah lain, sebagaimana Firman Allah : “Dan jauhilah mereka di tempat tidur.” (Surah an-Nisa’: 34). Hal ini disebutkan dalam kitab Aunul Ma’bud.

ويرى آخرون أنه يجوز هجر الزوجة بالتحول عنها، والانتقال لسكن آخر تأديبًا لها، استدلالاً بقصة اعتزال النبي صلى الله عليه وسلم، 

Sementara sebagian ulama lain berpendapat bahwa boleh menghajr istri dengan berpindah tempat tinggal sebagai bentuk pendidikan dan teguran, dengan dalil kisah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjauhi istri-istrinya.

وهذا ما يشير إليه صنيع الإمام البخاري في صحيحه، فقد بوّب بابًا فقال: باب هجرة النبي صلى الله عليه وسلم نساءه في غير بيوتهن. ويذكر عن معاوية بن حيدة رفعه: غير أن لا تهجر إلا في البيت. والأول أصح. اهـ.

Pendapat ini diperkuat dengan apa yang ditulis oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya yang membuat bab berjudul : “Bab tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghajr istri-istrinya di luar rumah mereka.” Dan beliau meriwayatkan hadits Mu’awiyah bin Haidah yang menyebutkan: “Kecuali jangan menghajr kecuali di dalam rumah.” Namun, pendapat pertama lebih kuat.

قال الحافظ في الفتح: كأنه يشير إلى أن قوله: واهجروهن في المضاجع، لا مفهوم له، وأنه تجوز الهجرة فيما زاد على ذلك، كما وقع للنبي صلى الله عليه وسلم من هجره لأزواجه في المشربة، وللعلماء في ذلك اختلاف….

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari: Seolah-olah beliau (al-Bukhari) mengisyaratkan bahwa firman Allah “dan jauhilah mereka di tempat tidur” tidak menunjukkan pembatasan, dan bahwa menghajr (menjauhi) dibolehkan lebih dari sekadar di tempat tidur, sebagaimana yang terjadi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menghajr istri-istrinya di ruangan atas (mushrubah). Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini…

قال المهلب: هذا الذي أشار إليه البخاري، كأنه أراد أن يستن الناس بما فعله النبي صلى الله عليه وسلم من الهجر في غير البيوت رفقًا بالنساء؛ لأن هجرانهن مع الإقامة معهن في البيوت آلم لأنفسهن، وأوجع لقلوبهن بما يقع من الإعراض في تلك الحال،

Al-Muhallab berkata: Inilah yang dimaksud oleh al-Bukhari, yaitu bahwa beliau ingin agar manusia meneladani perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghajr di luar rumah, karena hal itu lebih ringan bagi wanita. Sebab, menghajr sambil tetap tinggal bersama mereka di rumah lebih menyakitkan jiwa dan lebih menyayat hati mereka karena sikap berpaling yang terjadi dalam kondisi itu.

ولما في الغيبة عن الأعين من التسلية عن الرجال.

Adapun ketidakhadiran (suami) dari pandangan mata, maka hal itu justru dapat menghibur mereka dari kehadiran suami.

قال: وليس ذلك بواجب؛ لأن الله قد أمر بهجرانهن في المضاجع، فضلاً عن البيوت، وتعقّبه ابن المنير بأن البخاري لم يرد ما فهمه، وإنما أراد أن الهجران يجوز أن يكون في البيوت وفي غير البيوت، وأن الحصر المذكور في حديث معاوية بن حيدة غير معمول به، بل يجوز الهجر في غير البيوت، كما فعل النبي صلى الله عليه وسلم.

Ia menambahkan: Namun hal itu bukanlah kewajiban, karena Allah hanya memerintahkan menghajr di tempat tidur, bukan di luar rumah. Ibnul Munayyir menanggapi: Apa yang dipahami tadi bukanlah maksud dari al-Bukhari. Yang benar, al-Bukhari hanya ingin menunjukkan bahwa menghajr boleh dilakukan di dalam rumah maupun di luar rumah, dan bahwa pembatasan yang disebutkan dalam hadits Mu’awiyah bin Haidah tidak bersifat mutlak. Bahkan, boleh menghajr di luar rumah sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

والحق أن ذلك يختلف باختلاف الأحوال، فربما كان الهجران في البيوت أشدّ من الهجران في غيرها، وبالعكس، بل الغالب أن الهجران في غير البيوت آلم للنفوس، وخصوصًا النساء، لضعف نفوسهن.

Yang benar, semua itu tergantung pada situasi dan kondisi. Bisa jadi menghajr di dalam rumah lebih menyakitkan dibanding di luar rumah, dan bisa juga sebaliknya. Namun secara umum, menghajr di luar rumah lebih menyakitkan jiwa, terutama bagi kaum wanita karena lemahnya jiwa mereka.

واختلف أهل التفسير في المراد بالهجران، فالجمهور على أنه ترك الدخول عليهن، والإقامة عندهن على ظاهر الآية، وهو من الهجران، وهو البعد. اهـ.

Para ahli tafsir pun berbeda pendapat mengenai makna penghajran. Mayoritas berpendapat bahwa maksudnya adalah tidak berhubungan dan tidak tinggal bersama mereka, sebagaimana yang tampak dari makna ayat. Ini termasuk bentuk menghajr, yakni menjauhkan diri.

والذي نوصي به في هذا؛ أن يكون هجر المرأة الناشز ابتداء في البيت، فإن لم ينفع ورُجِي من هجرها في البيت منفعة، فلا حرج فيه إن شاء الله.

Yang kami rekomendasikan dalam hal ini adalah memulai penghajran terhadap istri yang nusyuz dari dalam rumah terlebih dahulu. Jika ternyata hal itu tidak membuahkan hasil, dan diharapkan ada manfaat dari menghajr di dalam rumah, maka tidak mengapa dilakukan, insya Allah.

والله أعلم.

Dan Allah Maha Mengetahui.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.