Syubhat Orientalis terhadap Sunnah Nabi (2)



شبهات المستشرقين حول السنة النبوية القائلين بها، أدلتهم، تفنيدها. دراسة نقدية

Syubhat Orientalis terhadap Sunnah Nabi : Argumen Pendukung Mereka, Dalil-Dalil Mereka, dan Penolakannya. (Sebuah Studi Kritis) [Bagian Kedua]

Peneliti: Sami Manshur Muhammad Saif

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Makalah Syubhat Orientalis terhadap Sunnah Nabi masuk dalam Kategori Ilmu Hadits

والذي حملهم على ركوب متن الشطط في طعنهم لسنة المصطفى ﷺ، ما رأوه في الحديث النبوي الذي اعتمده علماؤنا من ثروة فكرية وتشريعية مدهشة، وهم لا يعتقدون بنبوة خاتم النبيين ﷺ، فادعوا أن هذا لا يعقل أن يصدر كله عن النبي الأمي، بل هو عمل المسلمين خلال القرون الثلاثة الأولى، فالعقدة النفسية عندهم هي عدم تصديقهم بنبوة الرسول ﷺ، ومنها تنبع كل تخبطاتهم ومغالطاتهم وأوهامهم.

Motivasi mereka untuk mencela sunnah Nabi Muhammad ﷺ dengan cara yang ekstrim adalah karena mereka melihat bahwa hadits Nabi yang dijadikan rujukan oleh para ulama kita mengandung kekayaan intelektual dan hukum yang menakjubkan. Sementara mereka tidak meyakini kenabian Nabi penutup para nabi ﷺ. Karena itu, mereka mengklaim bahwa semua ini tidak mungkin berasal dari Nabi yang ummi, melainkan merupakan produk umat Islam selama tiga abad pertama. Akar persoalan psikologis mereka adalah ketidakpercayaan mereka terhadap kenabian Rasul ﷺ, dan dari situlah muncul semua kekacauan, kekeliruan, dan khayalan mereka 1

ولكن الله تعالى يُتمّ نوره ولو كره الكافرون، وهيأ لهذه الأمة جهابذة ورجالاً في القديم والحديث حفظوا السنة وصانوها من عبث العابثين ومن افتراءات المغرضين، فميزوا الحق من الباطل، والصحيح من السقيم، وذبّوا عن حِمى السنة المطهرة، وفندوا وردوا على شبهات أولئك الطاعنين بالحجة والبرهان.

Namun Allah tetap akan menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir membencinya. Allah telah menyiapkan untuk umat ini para cendekiawan hebat dan tokoh-tokoh besar, baik di masa lalu maupun sekarang, yang menjaga dan memelihara sunnah dari tangan-tangan yang hendak merusaknya dan dari tuduhan para pendusta. Mereka membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara yang sahih dan yang lemah, serta membela kemurnian sunnah Nabi. Mereka pun membantah dan mematahkan syubhat-syubhat para pencela dengan hujjah dan bukti yang kuat 2

قال الدكتور مصطفى السباعي -رحمه الله تعالى- عن موازين البحث عند المستشرقين: ليكون ضوءاً ساطعاً يستنير بما القارئ أثناء قراءته لهذا المقال، حيث قال:

Dr. Mustafa as-Siba’i rahimahullah berkata tentang standar metodologi penelitian para orientalis—sebagai cahaya pencerah bagi pembaca dalam membaca artikel ini :

“يعتمد هجرة المستشرقين في تحرير أحكامهم عن الشريعة الإسلامية على ميزان غريب بالغ الغرابة في ميدان البحث العلمي، فهم المعروف أن العالم المخلص يتحرر من كل هوى وميل شخصي فيما يريد البحث فيه، ويتبع النصوص والمراجع الموثوق بها، فما أدت إليه بعد المقارنة والمحصوص كان هو النتيجة الخاصة التي يبني عليها اعتقاده، ولكن أغلب هؤلاء المستشرقين يصوغون في أذهانهم فكرة معينة يريدون تصيّد الأدلة لإثباتها، وحين لا تتفق معهم هذه الأدلة أو لا تقيم صحتها مقدار ما يهمهم إمكان الاستفادة منها لدعم آرائهم الشخصية، وكثيراً ما يستبدلون الأمر الكلي في حادثة جزئية، ومن هنا يخرجون في مفارقات عجيبة تدل على هوى والغرض لرأياً بأنفسهم عنها”.

“Para orientalis ketika menyusun penilaian terhadap syariat Islam, menggunakan standar yang sangat aneh dan asing dalam dunia penelitian ilmiah. Padahal yang dikenal dari ilmuwan yang jujur adalah ia melepaskan diri dari semua hawa nafsu dan kecenderungan pribadi dalam hal yang ingin ia teliti. Ia mengikuti nash-nash dan referensi yang terpercaya. Apapun hasilnya setelah dianalisis dan dibandingkan, itulah kesimpulan yang dibangun atas dasar keyakinan ilmiah. Namun kebanyakan orientalis menyusun dalam pikiran mereka sebuah ide tertentu, lalu mereka mencari-cari bukti untuk mendukung ide itu. Dan ketika bukti-bukti yang ada tidak sesuai atau tidak cukup kuat, mereka tetap memaksakan penggunaannya demi mendukung pendapat pribadi mereka. Seringkali mereka mengganti hukum umum dengan kasus parsial, sehingga mereka jatuh ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang aneh dan kontradiktif, yang menunjukkan hawa nafsu dan motif tersembunyi dalam benak mereka.” 3

إن التتبع للشبهات التي تثار حول السنة النبوية من قبل المستشرقين والمعادين لدين الله تعالى، فإنه سيجد أن هؤلاء يحاولون التشكيك في كل شيء في هذا الدين، وليست هناك شبهات محددة، وإنما هو كله مثار للشك والشبهة عندهم، ويظهر ذلك واضحاً في كتاباتهم ومحاضراتهم وندواتهم، وحتى في صحفهم وإعلامهم. وهذا يبعث إلى التصدي الحقيقي للاستشراق يمكن في دراسة أصوله وحقيقة أهدافه، وبيان ذلك لأبناء الأمة، في كل مناسبة وكل مكان، لأن كثيراً من هذه الشبهات هي قديمة في حقيقتها ومضمونها تنتهيا المغالطة والخروج في فترات معينة، وخمدت نارها بعد أن تصدى لها علماء الأمة المخلصون، حتى جاء هؤلاء المستشرقون وأعادوها إثارةً وصياغتها من جديد.

Jika kita telusuri syubhat-syubhat yang dilontarkan terhadap sunnah Nabi oleh para orientalis dan orang-orang yang memusuhi agama Allah, maka akan kita dapati bahwa mereka berusaha meragukan segala hal dalam agama ini. Tidak ada syubhat yang terbatas, karena seluruh ajaran Islam menjadi objek keraguan dan fitnah mereka. Hal ini sangat jelas terlihat dalam tulisan-tulisan mereka, ceramah-ceramah mereka, seminar-seminar mereka, bahkan dalam media dan publikasi mereka. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perlawanan ilmiah yang nyata terhadap orientalisme, dengan mengkaji akar-akar pemikiran mereka dan tujuan-tujuan sebenarnya. Ini harus dijelaskan kepada umat Islam di setiap kesempatan dan di setiap tempat. Karena banyak dari syubhat ini sejatinya merupakan syubhat lama yang sudah dibantah oleh para ulama tulus ikhlas, namun kini dimunculkan kembali oleh para orientalis dalam bentuk baru dan dalam kemasan yang diperbarui. 4

لذلك يصعب على الباحث أن يحصر هذه الشبهات جميعها، ويناقشها بالأدلة العقلية والمنطقية، والأحداث التاريخية، والدراسات الموضوعية، لأن ذلك يحتاج إلى مجلدات ومصنفات، ولكن حسبه أن يورد أهم الشبهات التي اتفقت عليها كلمة معظم المستشرقين حول السنة النبوية. ومن أهم هذه الشبهات ما يلي:

Oleh karena itu, sulit bagi seorang peneliti untuk merangkum seluruh syubhat ini, lalu membahasnya satu per satu dengan dalil-dalil rasional dan logis, serta peristiwa-peristiwa sejarah dan studi-studi objektif, karena hal itu akan membutuhkan berjilid-jilid buku dan karya ilmiah. Namun, cukuplah jika ia menyebutkan syubhat-syubhat utama yang disepakati oleh mayoritas orientalis terkait sunnah Nabi. Di antara syubhat yang paling penting adalah sebagai berikut:

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Alukah

Catatan Kaki

  1. Lihat: al-Istisyraq wa al-Mustasyriqūn: Mā Lahum wa Mā ‘Alayhim, Dr. Mustafa as-Siba‘i, hlm. 28; dan *al-Mustasyriqūn wa as-Sunnah*, Dr. Sa‘ad ar-Ru‘aini, hlm. 195.
  2. Lihat: ar-Radd ‘alā Jawāmi‘ Shubuhāt al-Mustasyriqīn, Abdullah al-Khatib, hlm. 1.
  3. Lihat: al-Istisyraq wa al-Mustasyriqūn: Mā Lahum wa Mā ‘Alayhim, Dr. Mustafa as-Siba‘i, hlm. 54–55.
  4. Lihat: al-Istisyraq wa Mawqifuhu min as-Sunnah an-Nabawiyyah, Faleh bin Muhammad bin Faleh ash-Shaghir, hlm. 216.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.