براعة الاستهلال في سورة البقرة؛ عرضٌ وتحليلٌ
Keindahan Pembukaan dalam Surah Al-Baqarah: Kajian dan Analisis (Bagian Ketiga Belas)
Oleh : Abdun Nashir Salamah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Keindahan Pembukaan al Baqarah ini termasuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran
والحقُّ أنّ الإشارة إلى الإنفاق في هذا الموضع بهذه العبارة الوجيزة ذات المعاني الغزيرة براعةُ استهلالٍ لسورة البقرة نفسِها؛ إِذْ تناولتْ هذا الموضوع بتوسُّعٍ واستفاضةٍ، وعالجته من جوانب عديدةٍ، وهو براعةُ استهلالٍ لجميع القرآن أيضًا، لا سيما في مدنيِّه الذي اعتنى بموضوع الإنفاق عنايةً زائدةً تحضيضًا للمؤمنين على التكافل الاجتماعيِّ، وتعريضًا باليهود والمنافقين الذين كان البخلُ وأكلُ أموال الناس بالباطل مِن أهمّ صفاتهم، كما تنصُّ على ذلك آياتٌ كثيرة، على غرار قوله تعالى في سورة النساء:
Sesungguhnya penyebutan infak di bagian ini dengan ungkapan yang singkat namun penuh makna merupakan bentuk pembukaan yang istimewa bagi Surah al Baqarah itu sendiri. Sebab, surat ini membahas tema infak secara luas dan mendalam, serta mengupasnya dari berbagai sisi. Ia juga merupakan pembukaan istimewa untuk seluruh Al Quran, khususnya bagian Madani-nya, yang memberikan perhatian sangat besar terhadap topik infak, dalam rangka mendorong kaum mukmin untuk saling peduli dalam kehidupan sosial. Sekaligus juga sebagai sindiran terhadap orang-orang Yahudi dan kaum munafik yang dikenal dengan sifat bakhil dan memakan harta orang lain secara batil — sebagaimana ditegaskan dalam banyak ayat, seperti firman Allah Ta‘ala dalam Surah an-Nisa:
﴿الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا﴾ [النساء: ٣٧]
“(Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain untuk kikir, serta menyembunyikan apa yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.” (Surah an-Nisa ayat 37)
فقد ذكر المفسِّرون أن المعنيّ بهذه الآية اليهود، وقال ابن عاشور: «ويجوز أن تكون في المنافقين؛ فقد كانوا يأمرون الناس بالبخل:
Para ahli tafsir menyebut bahwa ayat ini merujuk kepada orang-orang Yahudi 1, dan Ibnu ‘Āsyūr mengatakan: “Ada kemungkinan ayat itu juga mengenai kaum munafik, karena mereka biasa melarang orang lain berinfak, sebagaimana firman-Nya :
﴿هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا﴾ [المنافقون: ٧]»
‘Merekalah yang berkata: Janganlah kalian memberikan (nafkah) kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah agar mereka pergi.’” (Surah al-Munafiqun ayat 7) 2.
والجدير بالذِّكْر أن هذه الآية الثالثة قد اشتملت على ذِكْر أمّهات الدين؛ إِذْ يمثّل الإيمانُ بالغيب عملَ القلب، وإقامُ الصلاة عملَ البدن، والإنفاقُ بذلَ المال، وهذه -بتعبير أبي حيانٍ- عُمُدُ أفعال المتقي[37]، وعليها مدار التشريع والتكليف كلِّه، وقد تُنُووِلَت في السورة تناولًا مفرَّقًا تارةً؛ وذلك بأن تُذكر منفصلةً عن بعضها، كما تُنوولت مجتمعةً كاجتماعها في مستهلّ السورة تارةً أخرى، كما في قوله تعالى خطابًا لبني إسرائيل:
Perlu dicatat bahwa ayat ketiga ini telah mencakup pokok-pokok agama, yaitu: iman kepada yang gaib sebagai amal hati, mendirikan shalat sebagai amal badan, dan infak sebagai pengorbanan harta. Ini — menurut istilah Abu Hayyan — adalah pilar-pilar utama amal orang yang bertakwa 3, dan seluruh pensyariatan serta kewajiban agama berputar pada tiga hal ini 4. Ketiganya dibahas dalam Surah al-Baqarah, kadang disebut terpisah, dan kadang disebut bersama dalam satu konteks, seperti pada pembukaan surat dan dalam firman-Nya kepada Bani Israil :
﴿وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ * وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ * وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ﴾ [البقرة: ٤١- ٤٣]
“Dan berimanlah kalian kepada apa yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa yang ada pada kalian, dan janganlah menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah, dan hanya kepada-Ku lah kalian bertakwa. Dan janganlah kalian campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan jangan kalian sembunyikan kebenaran padahal kalian mengetahuinya. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (Surah al Baqarah ayat 41–43)
يقول صاحب (نظم الدرر) -وذلك منه بديعٌ-: «ولمّا فرغ سبحانه من أمرِ أهل الكتاب بالإيمان بالله والنبيِّ والكتابِ الذي هو من الهدى الآتي إليهم المشار إلى ذلك كله بالإيفاء بالعهد، عطف بقوله: ﴿وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ﴾، أي: حافظوا على العبادة المعهود بها في كلِّ يومٍ بجميع شرائطها وأركانها، ﴿وَآتُوا الزَّكَاةَ﴾، أي: المفروضة في كلّ حَوْلٍ؛ لتجمعوا أوصاف المتقين المهديين بهذا الكتاب: ﴿الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ﴾ [البقرة: ٣]، المحسنين بذلك فيما بينهم وبين الحقِّ، وفيما بينهم وبين الخلق، وهاتان العبادتان أُمَّا العبادات البدنية والمالية فخُصَّا بالذِّكْر؛ لأنّ من شأنهما استجرارَ سائر العبادات واستتباعَها»
Penulis Nazhm ad-Durar berkata — dan ini sangat indah —: “Setelah Allah menyelesaikan perintah kepada Ahli Kitab untuk beriman kepada Allah, Nabi, dan Kitab yang merupakan bagian dari petunjuk yang datang kepada mereka — sebagaimana ditunjukkan oleh perintah untuk menunaikan janji — maka Dia menyambungnya dengan firman-Nya: ‘Dan dirikanlah shalat,’ yakni jagalah ibadah harian kalian dengan semua syarat dan rukunnya. ‘Dan tunaikanlah zakat,’ yakni zakat wajib setiap tahun. Agar kalian mengumpulkan sifat-sifat orang bertakwa yang mendapat petunjuk melalui kitab ini: ‘(yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka’ (Surah al Baqarah ayat 3). Mereka adalah orang-orang yang berbuat baik dalam hubungan mereka dengan Allah dan sesama manusia. Dua ibadah ini — shalat dan zakat — disebutkan secara khusus karena keduanya menarik dan mengiringi seluruh bentuk ibadah lainnya.” 5
ونظير هذا أيضًا آيةُ البِرِّ، وهي قوله تعالى:
Yang serupa dengan ini adalah Ayat al-Birr (kebajikan), yaitu Firman Allah :
﴿لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ﴾ [البقرة: ١٧٧]
“Bukanlah kebaikan itu dengan menghadapkan wajah ke arah timur dan barat, tetapi sesungguhnya kebaikan itu adalah siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, Kitab, dan para nabi; dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan untuk memerdekakan budak; serta mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji bila berjanji, dan bersabar dalam kesempitan, penderitaan, dan saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Surah al Baqarah ayat 177).
فهذه الآية جاءت جامعةً لهذه الخصال الثلاث في سياقٍ واحدٍ بترتيبها المتقدِّم، ولذلك عُدَّت عند المفسِّرين من عظائم الآي
Ayat ini menggabungkan ketiga karakter utama (iman, shalat, dan infak) dalam satu rangkaian dengan urutan yang sama seperti di awal surat. Oleh karena itu, para mufassir menganggapnya sebagai salah satu ayat teragung 6
وبهذا الذي ذكرناه آنفًا يتبين وجهٌ آخرُ من أوجه براعة الاستهلال في هذه الآية الثالثة العظيمة الشأن.
Dengan penjelasan yang telah disebutkan di atas, maka tampak satu lagi sisi dari keindahan pembukaan (badi‘ al-istihlal) dalam ayat ketiga yang agung ini.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid
Catatan Kaki
- Lihat: al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, al-Qurṭubī, Beirut: Mu’assasah ar-Risālah, 1427 H / 2006 M, jilid 6, hlm. 319.
- Lihat: at-Taḥrīr wa at-Tanwīr, jilid 5, hlm. 53.
- Lihat: al-Baḥr al-Muḥīṭ fī at-Tafsīr, jilid 1, hlm. 68.
- Lihat: Naẓm ad-Durar, jilid 1, hlm. 88–89.
- Lihat: Naẓm ad-Durar, jilid 1, hlm. 332–333.
- Lihat: al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān (3/59), Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm (1/485), Irsyād al-‘Aql as-Salīm (1/194), at-Taḥrīr wa at-Tanwīr (2/128), Aḍwā’ al-Bayān, asy-Syinqīṭī, Beirut: Dār al-Fikr, 1415 H / 1995 M, jilid 8, hlm. 251.
Leave a Reply