Hadits Al-Mustadrak Tidak Semua Sesuai Syarat Bukhari-Muslim

أحاديث المستدرك للحاكم ليست كلها على شرط الشيخين

Hadits-Hadits dalam Al-Mustadrak Karya Al-Hakim Tidak Semuanya Sesuai Syarat Bukhari-Muslim

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Hadits Al-Mustadrak Tidak Semuanya Sesuai Syarat Bukhari-Muslim ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

في هذه الرواية محمد بن عمر وهو ضعيف، فلماذا ذكرت القصة في المستدرك للحاكم، 

Dalam riwayat ini terdapat Muhammad bin Umar, padahal ia dikenal sebagai perawi yang dha’if (lemah). Lantas mengapa kisah ini dimuat dalam kitab Al-Mustadrak karya Al-Hakim? Riwayatnya adalah :

حدثنا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَطَّةَ، حدثنا الْحَسَنُ بْنُ الْجَهْمِ، حدثنا الْحُسَيْنُ بْنُ الْفَرَجِ، حدثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ، حَدَّثَهُ مَخْرَمَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْوَالِبِيُّ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ، قَالَ: قَالَ لِي طَلْحَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَضَرْتُ سُوقَ بُصْرَى، فَإِذَا رَاهِبٌ فِي صَوْمَعَتِهِ يَقُولُ: سَلُوا أَهْلَ هَذَا الْمَوْسِمِ، أَفِيهِمْ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْحَرَمِ؟ قَالَ طَلْحَةُ: قُلْتُ: نَعَمْ، أَنَا، فَقَالَ: هَلْ ظَهَرَ أَحْمَدُ بَعْدُ؟ قَالَ: قُلْتُ: وَمَنْ أَحْمَدُ؟ قَالَ: ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، هَذَا شَهْرُهُ الَّذِي يَخْرُجُ فِيهِ، وَهُوَ آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ، مَخْرَجُهُ مِنَ الْحَرَمِ، وَمُهَاجِرُهُ إِلَى نَخْلٍ، وَحَرَّةَ.

Telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Baththah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Al-Jahm, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Al-Faraj, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Umar, dari Adh-Dhahhak bin Utsman, dari Makhramah bin Sulaiman Al-Walibi, dari Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah, ia berkata: Thalhah bin Abdillah berkata kepadaku, “Aku menghadiri pasar Bushra, lalu tiba-tiba ada seorang rahib di dalam biaranya berseru: ‘Tanyakan kepada orang-orang yang menghadiri musim ini, apakah di antara mereka ada yang berasal dari Tanah Haram?’ Thalhah berkata: Aku menjawab, ‘Ya, aku dari Haram.’ Rahib itu bertanya: ‘Apakah Ahmad telah muncul?’ Aku berkata: ‘Siapa Ahmad?’ Ia berkata: ‘Ibnu Abdillah bin Abdul Muththalib. Inilah bulan kemunculannya, dan dia adalah nabi terakhir. Tempat keluarnya dari Tanah Haram dan hijrahnya ke daerah pohon kurma dan tanah berbatu (Madinah).’

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فإن الحاكم ألف المستدرك وأراد أن يكون على شرط الشيخين، وقد انتقد عليه كثير من الأحاديث كان في أسانيدها بعض الضعفاء، وحكم المحدثون على بعضها بأنه ضعيف، أو منكر، أو موضوع، ولذا تعقبه الذهبي في التلخيص فضعف كثيرا مما ذكره، وقال السيوطي في ألفيته في المصطلح في كلامه على المستدرك:

Al-Hakim menulis kitab Al-Mustadrak dengan tujuan agar isinya sesuai dengan syarat Imam Bukhari dan Muslim. Namun, dalam kenyataannya, banyak hadits dalam kitab tersebut yang di dalam sanadnya terdapat perawi yang lemah. Para ulama hadits menilai sebagian hadits dalam Mustadrak sebagai hadits dha’if, munkar, bahkan maudhu’ (palsu). Oleh karena itu, Adz-Dzahabi memberikan banyak catatan dalam kitab At-Talkhish, dan melemahkan banyak hadits yang dicantumkan Al-Hakim. As-Suyuthi pun berkata dalam Alfiyah-nya tentang Al-Mustadrak:

وكم به تساهل حتى ورد فيه مناكر وموضوع يرد

وابن الصلاح قال ما تفردا فحسن إلا لضعف فارددا.

“Betapa banyak Al-Hakim bermudah-mudahan, hingga dalam kitabnya terdapat hadits-hadits munkar dan palsu yang seharusnya ditolak.

Dan Ibnu Shalah berkata: Hadits yang hanya diriwayatkan oleh Al-Hakim sendiri tidak bisa dianggap hasan, kecuali jika tidak ada perawi yang lemah. Jika ada perawi lemah, maka wajib ditolak.”

ولمزيد فائدة راجع الفتوى الأخرى هنا :

Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat fatwa lain disini :

• Mengapa Al-Waqidi Dilemahkan dalam Ilmu Hadits namun Tidak dalam Ilmu Sirah?

والله أعلم.

Wallahu a‘lam.

Sumber : IslamWeb