قصة أبي نواس عند موته
Kisah Abu Nuwas Saat Menjelang Wafat
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Kisah Abu Nuwas Saat Menjelang Wafat ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
ما صحة: قصة رفض الإمام الشافعي ـ رحمه الله ـ الصلاة على أبي نواسٍ، ثم وجود رقعة مكتوب عليها شعر، فيه توبة في جيبه، وبكاء الإمام الشافعي، ثم الصلاة عليه؟.
Apa benar kisah tentang Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah yang menolak menshalatkan Abu Nuwas, lalu ditemukan secarik kertas berisi syair tobat di sakunya, yang kemudian membuat Imam Asy-Syafi‘i menangis dan akhirnya menyolatkannya?
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:
فإنا لم نعثر ـ بعد البحث ـ على ما يدل على صحة ما ذكر: من رفض الإمام الشافعي ـ رحمه الله ـ الصلاة على أبي نواسٍ، وإنما وجدنا في: البداية، والنهاية لابن كثير: قال الربيع، وغيره، عن الشافعيّ، قال: دَخَلْنَا عَلَى أَبِي نُوَاسٍ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، وَهُوَ يَجُودُ بِنَفْسِهِ، فَقُلْنَا: مَا أَعْدَدْتَ لِهَذَا الْيَوْمِ؟ فَأَنْشَأَ يَقُولُ:
Kami tidak menemukan—setelah menelusuri—dalil yang menunjukkan kebenaran cerita bahwa Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah menolak menshalatkan Abu Nuwas. Namun, yang kami temukan dalam *Al-Bidāyah wa An-Nihāyah* karya Ibnu Katsir adalah bahwa Ar-Rabi‘ dan yang lainnya meriwayatkan dari Asy-Syafi‘i bahwa ia berkata: “Kami masuk menemui Abu Nuwas pada hari kematiannya, dan ia sedang menghadapi sakaratul maut. Kami bertanya kepadanya: ‘Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari ini?’ Maka ia pun bersyair:
تَعَاظَمَنِي ذَنْبِي، فَلَمَّا قَرَنْتُهُ بِعَفْوِكَ رَبِّي، كَانَ عَفْوُكَ أَعْظَمَا
وما زِلْتَ ذَا عَفْوٍ عَنِ الذَّنْبِ لَمْ تَزَلْ تجود، وتعفو منّةً، وتكرما
ولولاك لم يقدر لإبليس عابدٌ وكيف وقد أغوى صفيك آدما
رواه ابْنُ عَسَاكِرَ.
“Dosaku begitu besar hingga terasa berat, namun ketika aku bandingkan dengan ampunan-Mu, ya Rabbku, maka ampunan-Mu lebih agung.
Engkau selalu mengampuni dosa, senantiasa memberi dan memaafkan sebagai karunia dan kemurahan.
Tanpa-Mu, tiada seorang pun sanggup melawan Iblis, bukankah ia juga telah menyesatkan kekasih-Mu Adam?”
Riwayat ini disebutkan oleh Ibnu ‘Asakir.
وَرُوِيَ أَنَّهُمْ وَجَدُوا عِنْدَ رَأْسِهِ رُقْعَةً مَكْتُوبًا فِيهَا بِخَطِّهِ:
Diriwayatkan juga bahwa mereka menemukan di dekat kepalanya selembar kertas bertuliskan dengan tulisan tangannya:
يَا رَبِّ إِنْ عظمت ذنوبي كثرة فلقد علمت بأن عفوك أعظم
أدعوك ربي كَمَا أَمَرْتَ تَضَرُّعًا فَإِذَا رَدَدْتَ يَدِي، فَمَنْ ذا يرحم
إِنْ كَانَ لَا يَرْجُوكَ إِلَّا مُحْسِنٌ فَمَنِ الّذي يرجو المسيء المجرم
مَا لِي إِلَيْكَ وَسِيلَةٌ إِلَّا الرَّجَا وَجَمِيلُ عفوك، ثم أني مسلم
“Wahai Rabb, jika dosaku sangat banyak, sungguh Engkau tahu bahwa ampunan-Mu jauh lebih besar.
Aku berdoa kepada-Mu sebagaimana Engkau perintahkan, dengan penuh kerendahan hati. Jika Engkau menolak tanganku, lalu siapa lagi yang akan menyayangiku?
Jika hanya orang baik yang berharap kepada-Mu, maka siapa yang akan diharapkan oleh si pendosa dan penjahat?
Aku tidak memiliki perantara kepada-Mu kecuali harapan dan keindahan ampunan-Mu. Dan aku adalah seorang Muslim.”
وقد نقل هذه القصة ابن عساكر، وابن كثيرٍ، وغيرهما، ولم نر من ذكر رفض الإمام الشافعي ـ رحمه الله ـ الصلاة على أبي نواسٍ.
Kisah ini telah diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir, Ibnu Katsir, dan lainnya. Kami tidak menemukan satu pun yang menyebutkan bahwa Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah menolak menshalatkan Abu Nuwas.
والله أعلم.
Wallahu a‘lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply