Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (2)



تأملات بيانية في سورة الكافرون

Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (Bagian Kedua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya ini termasuk dalam Tadabbur al Quranul Karim

وعلى هذا؛ فإن الكفر في الاصطلاح الشرعي منبثق – على العموم – من معناه اللغوي، الذي يعني الستر والتغطية والجحود، فهو ضدُّ الإيمان؛ لانعدام وجود – عند الكافر – الإيمان بالله ورسله، سواء كان معه تكذيب، أم لم يكن معه تكذيب، بل مجرد شك وريب أو إعراض أو حسد، أو كبر أو اتباع لبعض الأهواء الصادة عن اتباع الرسالة الخاتمة، وإن كان المكذب أعظم كفرًا، وكذلك الجاحدُ والمكذِّب حسدًا، مع استيقان صدق الرسل.

Dengan demikian, dalam istilah syariat, makna kufur pada umumnya bersumber dari makna bahasa aslinya, yaitu menutupi, menyembunyikan, dan mengingkari. Ia merupakan lawan dari iman karena tidak adanya keimanan kepada Allah dan para rasul-Nya pada diri orang kafir, baik disertai pendustaan ataupun tidak. Bisa jadi hanya berupa keraguan, kebimbangan, pengabaian, kedengkian, kesombongan, atau mengikuti hawa nafsu yang menghalangi dari menerima risalah terakhir. Namun, orang yang mendustakan tentu lebih besar kekufurannya, begitu pula orang yang mengingkari karena dengki meskipun ia yakin akan kebenaran para rasul.

أنواع الكفر:

Macam-Macam Kufur:

وقد قسم العلماء الكفر إلى نوعين؛ النوع الأول: كفر أكبر يُخرج من الملة، وهو خمسة أقسام:

Para ulama membagi kekufuran menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah kufur akbar yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam. Kufur jenis ini terbagi lagi menjadi lima macam:

1. Kufur Takdzib (Pendustaan)

القسم الأول: كُفرُ التَّكذيب، والدَّليلُ قوله – تعالى -: 

Kufur Takdzib, yaitu mendustakan kebenaran. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

﴿ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ ﴾ [العنكبوت: ٦٨].

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau mendustakan kebenaran ketika kebenaran itu datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir?” (Surah Al-Ankabut ayat 68).

2. Kufur Iba’ wa Istikbar (Menolak dan Sombong)

القسم الثاني: كفر الإباء والاستكبار مع التصديق، والدليل قوله تعالى: 

Kufur karena menolak dan sombong meskipun membenarkan (kebenaran). Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

﴿ وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ ﴾ [البقرة: ٣٤].

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka mereka pun sujud kecuali Iblis; ia enggan dan menyombongkan diri, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir.” (Surah Al-Baqarah ayat 34).

3. Kufur Syak (Ragu dan Bimbang)

القسم الثالث: كفرُ الشكِّ، وهو كفر الظن، والدليل قوله – تعالى -:

Kufur syak (ragu), yaitu kufur karena prasangka dan kebimbangan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

﴿ وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا * وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا * قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا * لَكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا ﴾ [الكهف:٣٥-٣٨].

“Dan dia memasuki kebunnya dalam keadaan menzalimi dirinya sendiri; dia berkata: ‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. Dan aku kira hari kiamat itu tidak akan datang; dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapatkan tempat kembali yang lebih baik dari ini.’ Kawannya berkata kepadanya sambil berbicara dengannya: ‘Apakah kamu kufur kepada (Tuhan) yang telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu Dia menjadikanmu seorang laki-laki? Tetapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan Tuhanku dengan siapa pun.’” (Surah Al-Kahfi ayat 35–38).

4. Kufur I’radh (Berpaling)

القسم الرابع: كفرُ الإعراضِ، والدليلُ قولُه – تعالى -: 

Kufur berpaling, yaitu berpaling dari kebenaran. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

﴿ وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ ﴾ [الأحقاف: ٣].

“Dan orang-orang yang kafir berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.” (Surah Al-Ahqaf ayat 3).

5. Kufur Nifaq (Kemunafikan)

القسم الخامس: كفرُ النّفاقِ، والدليلُ قوله – تعالى -:

Kufur kemunafikan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

﴿ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ ﴾ [المنافقون: ٣].

“Yang demikian itu karena mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (kembali), maka hati mereka dikunci mati, sehingga mereka tidak mengerti.” (Surah Al-Munafiqun ayat 3).

Jenis Kedua: Kufur Asghar (Kufur Kecil)

النوع الثاني: كفرٌ أصغرُ لا يُخرجُ من الملة، وهو الكفرُ العملي، وهو الذنوب التي وردت تسميتها في الكتاب والسنة كُفرًا، وهي لا تصلُ إلى حدِّ الكفر الأكبر، مثل كفر النعمة المذكور في قوله – تعالى -:

Jenis kedua adalah kufur asghar atau kufur kecil yang tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam. Ini adalah kufur dalam bentuk amal perbuatan, yaitu dosa-dosa yang dalam Al-Quran dan Sunnah disebut sebagai kufur, namun tidak mencapai derajat kufur akbar. Contohnya:

  • Kufur nikmat, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

﴿ وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ ﴾ [النحل: ١١٢]، 

“Dan Allah membuat perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah dari segala penjuru, namun (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah.” (Surah An-Nahl ayat 112).

ومثلُ قتال المسلم المذكور في قوله – صلَّى الله عليه وسلَّم -:

  • Memerangi sesama muslim, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

(سِباب المسلمِ فُسوقٌ، وقتالُه كفر)

“Mencela sesama muslim adalah kefasikan, dan memeranginya adalah kekufuran.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim).

وفي قوله – صلَّى الله عليه وسلَّم -:

Sabda beliau pula:

(لا تَرجعوا بعدي كُفَّارًا يضربُ بعضكم رقابَ بعض)

“Janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, yaitu dengan memenggal leher sebagian kalian terhadap sebagian yang lain.” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

ومثل الحلف بغير الله؛ قال – صلَّى الله عليه وسلَّم -:

  • Bersumpah dengan selain nama Allah, sebagaimana sabda beliau:

(مَن حلَف بغير الله فقد كفر أو أشرك)

“Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh ia telah kufur atau syirik.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Alukah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.