Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (5)



تأملات بيانية في سورة الكافرون

Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (Bagian Kelima)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya ini termasuk dalam Tadabbur al Quranul Karim

والعابد: المُوَحِّدُ، قال الليث: العِبِدَّى: جماعة العَبِيد الذين وُلِدوا في العُبودِيَّة، تَعْبِيدَةُ ابنُ تعبيدةٍ؛ أَي: في العُبودة إِلى آبائه، قال الأَزهري: هذا غلط، يقال: هؤلاء عِبِدَّى الله؛ أَي: عباده.

Al-‘Ābid (orang yang beribadah) adalah orang yang mentauhidkan Allah. Al-Laits berkata: al-‘ibiddā adalah sekelompok budak yang lahir dalam keadaan perbudakan. Dikatakan juga: “Ta‘bīdah bin Ta‘bīdah,” artinya berasal dari silsilah budak sejak nenek moyangnya. Namun Al-Azhari mengoreksi pendapat ini dan berkata: “Itu adalah kesalahan.” Yang benar, ungkapan “hā’ulā’i ‘ibiddā’ullāh” berarti “mereka adalah hamba-hamba Allah.”

وفي الحديث الذي جاء في الاستسقاء: هؤلاء عِبِدَّاكَ بِفِناءِ حَرَمِك؛ العِبِدَّاءُ، بالمد والقصر، جمع العبد.

Dalam hadits tentang istisqa’ (minta hujan), disebutkan: “Hā’ulā’i ‘ibiddāka bi-finā’i haramik” — “Ini adalah hamba-hamba-Mu di pelataran Tanah Haram-Mu.” Kata ‘ibiddā’, baik dengan mad atau qashr (panjang atau pendek), adalah bentuk jamak dari kata ‘abd (hamba).

وفي حديث عامر بن الطفيل: أَنه قال للنبي – صلَّى الله عليه وسلَّم -: ما هذه العِبِدَّى حوْلَك يا محمد؟

Dalam hadits dari ‘Amir bin Ath-Thufail, ia berkata kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam: “Apa ini para ‘ibiddā’ yang ada di sekitarmu, wahai Muhammad?”

أَراد فقَراءَ أَهل الصُّفَّة، وكانوا يقولون: اتَّبَعَه الأَرذلون،

Yang dimaksudkannya adalah kaum fakir dari kalangan Ahlus-Shuffah. Mereka sering dikatakan: “Orang-orang rendah itulah yang mengikutinya.”

قال شمر: ويقال للعبيد مَعْبَدَةٌ، وأَنشد للفرزدق:

Syammar berkata: Untuk para budak juga digunakan istilah ma‘badah. Al-Farazdaq bersyair:

وَمَا كَانَتْ فُقَيْمٌ حَيْثُ كَانَتْ ♦♦♦ بِيَثْرِبَ غَيْرَ مَعْبَدَةٍ قُعُودِ

“Fuqaim tidaklah di mana pun berada di Yatsrib kecuali sebagai kaum budak yang duduk bersimpuh.”

قال الأَزهري: ومثلُ مَعْبَدة جمع العَبْد مَشْيَخَةٌ جمع الشيْخ، ومَسْيَفة جمع السَّيْفِ،

Al-Azhari berkata: Kata ma‘badah (jamak dari ‘abd) seperti halnya mashyakhah (jamak dari syaykh), dan masyaifah (jamak dari saif).

قال اللحياني: عَبَدْتُ الله عِبادَة ومَعْبَدًا.

Al-Lihyani berkata: “Aku menyembah Allah dengan ‘ibādah dan ma‘bad (ibadah secara tempat atau perbuatan).”

وقال الزجاج في قوله – تعالى -: 

Az-Zajjāj menjelaskan makna firman Allah Ta’ala:

﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴾

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.” (Surah Az-Zariyat ayat 56)

المعنى: ما خلقتهم إِلا لأَدعوهم إِلى عبادتي وأَنا مريد للعبادة منهم،

Maknanya adalah: “Aku tidak menciptakan mereka kecuali untuk mengajak mereka kepada ibadah kepada-Ku, dan Aku menghendaki ibadah dari mereka.”

وقد علم الله قبل أن يخلقهم مَن يَعبده ممَّن يَكفر به، ولو كان خلقَهم ليجبرهم على العبادة لكانوا كلهم عُبَّادًا مؤمنين؛ 

Namun Allah telah mengetahui sebelum menciptakan mereka siapa yang akan menyembah-Nya dan siapa yang akan kufur kepada-Nya. Seandainya penciptaan mereka adalah dalam rangka paksaan untuk beribadah, niscaya semuanya akan menjadi hamba-hamba yang beriman.

قال الأَزهري: وهذا قول أَهل السنَّة والجماعة.

Al-Azhari berkata: Inilah pendapat Ahlus Sunnah wal Jama‘ah.

 لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agamaku

المسلم له طريق واضح المعالم، بيّن الهدف والمقصد، فلا يخبط خبط عشواء، بل يسير بخطًى ثابتة رزينة، لا ارتجاج فيها ولا مرج، وعلى هذا تكون الآية إعلانًا للمقاطعة والمفاصلة بين المؤمنين، ومَن دونهم مِن الكفار والمشركين؛ لأن هدفهم هو الإبعاد عن الحق؛ كما في قوله – تعالى -: 

Seorang muslim memiliki jalan yang jelas petanya, terang tujuan dan maksudnya. Ia tidak berjalan secara acak atau membabi buta, melainkan menapaki langkah-langkah yang mantap dan tenang, tanpa guncangan atau kegamangan. Maka, ayat ini merupakan deklarasi pemutusan dan pemisahan antara kaum beriman dengan selain mereka dari kalangan kafir dan musyrik, karena tujuan mereka adalah menjauhkan manusia dari kebenaran. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

﴿ وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ﴾[البقرة: ١٠٩].

“Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki dalam diri mereka, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (Surah Al-Baqarah ayat 109).

وقد عبر القرآن الكريم عن النبي – صلَّى الله عليه وسلَّم- بأنه ليس متصفًا بعبادة ما يعبدون، ولا هم عابدون ما يعبد، فكان وصفه هو – صلَّى الله عليه وسلَّم – في الجملتين بوصفين مختلفين، بالجملة الفعلية تارة وبالجملة الاسمية تارة أخرى، فكانت إحداهما لنفي الوصف الثابت، والأخرى لنفي حدوثه فيما بعد.

Al-Qur’an menggambarkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah dan tidak akan pernah menyembah apa yang mereka sembah. Dalam dua kalimat yang merujuk kepada beliau, digunakan dua bentuk kalimat berbeda: satu berbentuk fi‘liyah (kalimat kerja), dan satu lagi berbentuk ismiyah (kalimat nominal). Salah satunya untuk menafikan keadaan tetap, dan yang lain untuk menafikan kejadian yang akan datang.

أما هم، فلم يوصفوا في الجملتين إلا بالجملة الاسمية الدالة على الوصف الثابت؛ أي: في الماضي إلى الحاضر، ولم يكن فيما وُصفوا به جملة فعلية، والتي من خصائصها التجدد والحدوث، فلم يكن فيها ما يتعرض للمستقبل، فلم يكن إشكال، واللَّه تعالى أعلم.

Adapun kaum musyrikin, dalam kedua kalimat yang menyangkut mereka, hanya digunakan bentuk kalimat ismiyah yang menunjukkan sifat tetap — dari masa lalu hingga masa kini. Tidak digunakan kalimat fi‘liyah yang mengisyaratkan kemungkinan perubahan atau kejadian baru di masa depan. Maka tidak ada indikasi bahwa mereka akan berubah, dan tidak ada kontradiksi dalam ayat. Allah Ta’ala lebih mengetahui.

في هذه السورة منهج إصلاحي؛ وهو عدم قبول ولا صلاحية أنصاف الحلول؛ لأن ما عرضوه عليه – صلَّى الله عليه وسلَّم – من المشاركة في العبادة يعتبر في مقياس المنطق حلًّا وسطًا لاحتمال إصابة الحق في أحد الجانبين، فجاء الردُّ حاسمًا وزاجرًا وبشدة؛ لأن فيه – أي: فيما عرضوه – مساواة للباطل بالحق، وفيه تعليق المشكلة، وفيه تقرير الباطل، إن هو وافقهم ولو لحظةً.

Surah ini mengajarkan prinsip reformasi yang tegas: tidak menerima kompromi setengah hati atau solusi tengah-tengah. Tawaran kaum musyrikin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk saling berbagi dalam ibadah mereka tampaknya logis sebagai solusi moderat — seolah bisa jadi benar dari salah satu sisi. Namun jawaban yang datang dari Allah adalah penolakan keras dan tegas, karena tawaran tersebut menyamakan antara kebatilan dan kebenaran, menggantungkan kebenaran, dan seakan menyetujui kebatilan jika beliau menyetujui tawaran itu walau sesaat.

وقد تعتبر هذه السورة مميزة وفاصلة بين الطرفين، ونهاية المهادنة، وبداية المجابهة.

Surah ini bisa dianggap sebagai pembeda dan pemisah yang jelas antara dua kubu: kubu iman dan kubu kufur. Ia merupakan akhir dari masa tenggang dan awal dari konfrontasi terang-terangan.

وقد قالوا: إن ذلك بناء على ما أمره الله به في السورة قبلها:

Sebagian ulama berkata bahwa hal ini berdasarkan perintah Allah dalam surah sebelumnya:

﴿ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ﴾ [الكوثر:١]؛ 

“Sesungguhnya Kami telah memberimu al-Kautsar.” (Surah Al-Kautsar ayat 1)

أي: وإن كنت وصحبك قلة، فإن معك الخير الكثير، ولمجيء ﴿ قل ﴾ لما فيها من إشعار بأنك مبلِّغ عن اللَّه، وهو الذي ينصرك، ولذا جاء بعدها حالًا (سورة النصر)، وبعد (النصر) تبُّ العدو، وهذا في غاية الوضوح، وللَّه الحمد.

Artinya, meskipun engkau dan pengikutmu sedikit, namun bersamamu ada kebaikan yang sangat banyak. Perintah “Qul” dalam surah Al-Kafirun menunjukkan bahwa Nabi hanyalah menyampaikan dari Allah, dan Dialah yang akan menolongnya. Maka datanglah sesudahnya Surah An-Nashr sebagai kabar kemenangan, dan setelah kemenangan itu datanglah kehancuran bagi musuh-musuh. Ini semua sangat jelas, dan segala puji bagi Allah.

Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 5 (Lima) Seri

Sumber : Alukah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.