دلالات تربوية من سورة الإخلاص
Makna-Makna Pendidikan dari Surah Al-Ikhlash (Bagian Ketiga)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Makna Pendidikan Surah Al-Ikhlash ini termasuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
٤) أما بعد العمل فإنه لا ينتظر الأجرَ من الناس؛ لأنه قد نال الثوابَ من الله؛ قال سبحانه:
4) Adapun setelah beramal, ia tidak menunggu imbalan dari manusia, karena ia telah memperoleh pahala dari Allah. Allah Ta‘ālā berfirman :
يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلَا تَعْقِلُونَ [هود: ٥١]،
“Wahai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini, upahku tidak lain hanyalah dari (Allah) yang menciptakanku. Maka tidakkah kamu mengerti?” (Surah Hud: 51).
وهنا يجب الانتباهُ، فالمسلمُ الذي يخلص العمل لربِّه لا يظن آنذاك – في نفسه – أنه حقق الإخلاصَ؛ لأنه يظل يتحرَّى الصدقَ والإخلاصَ لله تعالى حتى ينالَ هذا الشرفَ، فكلَّما تحرَّى الإخلاصَ احتاج إلى مزيدٍ من الإخلاص، وهكذا كان شأن الصالحين.
Di sini perlu dicatat, seorang muslim yang mengikhlaskan amalnya untuk Rabb-nya tidak serta-merta mengira dirinya telah mencapai keikhlasan, karena ia senantiasa berusaha mencari kejujuran dan keikhlasan kepada Allah hingga meraih kehormatan tersebut. Setiap kali ia berusaha ikhlas, ia akan merasa butuh pada keikhlasan yang lebih besar. Demikianlah keadaan orang-orang saleh.
كما كان ذلك هو شأن الصحابة – رضوان الله عليهم – فعن حنظلة الأسيدي قال – وكان من كتَّاب رسول الله، صلى الله عليه وسلم – قال: لقيني أبو بكر، فقال: كيف أنت يا حنظلة؟ قال: قلت: نافق حنظلة، قال: سبحان الله! ما تقول؟ قال: قلت: نكون عند رسول الله صلى الله عليه وسلم يذكِّرنا بالنار والجَنَّة حتى كأنَّا رَأْيَ عين، فإذا خرجنا من عند رسول الله صلى الله عليه وسلم عافسْنا الأزواجَ والأولادَ والضيعات، فنسينا كثيرًا، قال أبو بكر: فوالله، إنا لنلقى مثل هذا، فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم قلت: نافق حنظلة يا رسول الله، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((وما ذاك؟)) قلت: يا رسول الله، نكون عندك تذكِّرنا بالنار والجنة حتى كأنَّا رأي عين، فإذا خرجنا من عندك، عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيرًا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
Demikian pula keadaan para sahabat – semoga Allah meridai mereka. Dari Hanzhalah al-Usaydi – yang merupakan penulis Rasulullah ﷺ – ia berkata: Abu Bakar bertemu denganku lalu berkata, “Bagaimana kabarmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah telah munafik.” Abu Bakar berkata, “Subḥānallāh, apa yang kamu katakan?” Aku berkata, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah ﷺ, beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga seakan-akan kami melihatnya langsung dengan mata kepala kami. Namun ketika kami keluar dari sisi Rasulullah ﷺ, kami sibuk dengan istri, anak-anak, dan pekerjaan sehingga banyak yang kami lupakan.” Abu Bakar berkata, “Demi Allah, kami juga mengalami hal yang sama.” Lalu aku dan Abu Bakar pergi hingga kami masuk menemui Rasulullah ﷺ. Aku berkata, “Hanzhalah telah munafik wahai Rasulullah.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Apa maksudnya?” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ketika kami berada bersamamu, engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga seakan-akan kami melihatnya langsung. Namun ketika kami keluar dari sisimu, kami sibuk dengan istri, anak-anak, dan pekerjaan sehingga banyak yang kami lupakan.” Rasulullah ﷺ bersabda,
والذي نفسي بيده، إنْ لو تَدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر، لصافحتكم الملائكة على فُرُشِكم، وفي طرقكم، ولكن يا حنظلةُ، ساعةً وساعةً – ثلاثَ مراتٍ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika kalian selalu berada dalam keadaan seperti ketika bersamaku dan dalam keadaan berzikir, niscaya para malaikat akan bersalaman dengan kalian di tempat tidur kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, (ibadah itu) ada saatnya dan (urusan dunia) ada saatnya.” Beliau mengulanginya tiga kali. 1
٥) والعمل الذي يشوبه الرياءُ أو عدمُ الإخلاص مردودٌ على صاحبه، لا يقبله الله – تعالى – قال سبحانه:
5) Amal yang tercampuri riya atau tidak ikhlas akan tertolak dari pelakunya dan tidak diterima Allah Ta‘ālā. Allah berfirman :
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا [الفرقان: ٢٣]،
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Surah Al-Furqan: 23).
وَلَيْتَ الأمر يقتصر على هذه العقوبة فحسب، بل إن هذا العملَ الذي أشرك فيه العبدُ حبَّ المدح والسمعة الحسنة من الناس يكون سببًا في دخوله النار؛ فعن النبي صلى الله عليه وسلم:
Dan seandainya hukuman ini hanya sebatas itu saja, namun ternyata amal yang di dalamnya seorang hamba menyekutukan Allah dengan cinta pujian dan popularitas dari manusia bisa menjadi sebab ia masuk neraka. Dari Nabi ﷺ:
إن أول الناس يقضى يوم القيامة عليه رجلٌ استشهد، فأتي به فعرَّفه نعمه فعرفها، قال: فما عملتَ فيها؟ قال: قاتلتُ فيك حتى استشهدتُ، قال: كذبتَ، ولكنك قاتلتَ لأن يقالَ: جريءٌ، فقد قيل، ثم أمر به فسُحب على وجهه حتى ألقي في النار،
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Lalu ia didatangkan dan Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengakuinya. Allah berfirman: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang demi Engkau hingga aku mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Engkau berdusta. Engkau berperang agar dikatakan: dia pemberani, dan itu sudah dikatakan.’ Lalu diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.
ورجلٌ تعلَّم العلمَ وعلَّمه وقرأ القرآن، فأتي به فعرَّفه نعمه فعرفها، قال: فما عملتَ فيها؟ قال: تعلَّمتُ العلم وعلَّمته، وقرأت فيك القرآن، قال: كذبتَ، ولكنك تعلمتَ العلمَ ليقالَ: عالمٌ، وقرأتَ القرآنَ ليقالَ: هو قارئٌ، فقد قيل، ثم أمر به فسُحب على وجهه حتى ألقي في النار،
Berikutnya adalah seorang laki-laki yang belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an. Lalu ia didatangkan dan Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengakuinya. Allah berfirman: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur’an karena-Mu.’ Allah berfirman: ‘Engkau berdusta. Engkau belajar ilmu agar dikatakan: dia seorang alim, dan engkau membaca Al-Qur’an agar dikatakan: dia seorang qari, dan itu sudah dikatakan.’ Lalu diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.
ورجل وسَّع الله عليه وأعطاه من أصناف المال كلِّه، فأتى به فعرفه نعمه فعرفها، قال: فما عملتَ فيها؟ قال: ما تركتُ من سبيلٍ تحب أن ينفقَ فيها إلا أنفقتُ فيها لك، قال: كذبتَ، ولكنك فعلتَ ليقالَ: هو جوادٌ، فقد قيل، ثم أمر به فسُحب على وجهه، ثم ألقي في النار
Berikutnya adalah seorang laki-laki yang Allah luaskan rezekinya dan memberinya berbagai jenis harta. Lalu ia didatangkan dan Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengakuinya. Allah berfirman: ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Tidak ada satu jalan pun yang Engkau sukai untuk diinfakkan harta kecuali aku telah menginfakkannya demi Engkau.’ Allah berfirman: ‘Engkau berdusta. Engkau melakukannya agar dikatakan: dia seorang dermawan, dan itu sudah dikatakan.’ Lalu diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.” 2
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Alukah
Leave a Reply