Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina (2)



قرية ملبّس حجر الأساس لمشروع الاستيطان الصهيوني في فلسطين.. لماذا؟

Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina (Bagian Kedua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina ini termasuk dalam Kategori Tarikh Islam

وأضاف قبلان لـ “عربي21”: “ترجع مأساة القرية إلى عام 1878م حيث قام عدد من الإسرائيليين النمساويين بشراء 3375 دنما من أراضي القرية التي كان يملكها أحد التجار وتم توقيع عقد الشراء في القنصلية النمساوية في مدينة القدس الشريف، وكان ذلك بهدف تأسيس مستعمرة زراعية صهيونية، ولكن الفكرة تعرضت لنكسة بسبب عدم قبول السكان الفلسطينيين لهم وانتشار مرض الملاريا في عام 1881م بسبب المستنقعات التي كانت تحيط في المكان”.

Qabalan menambahkan kepada “Arabi21”: “Tragedi desa ini bermula pada tahun 1878 M ketika sejumlah orang Israel asal Austria membeli 3.375 dunam tanah desa yang dimiliki seorang pedagang. Kontrak pembelian ditandatangani di Konsulat Austria di Kota al-Quds. Tujuannya adalah mendirikan koloni pertanian Zionis, tetapi ide tersebut mengalami kemunduran karena penolakan penduduk Palestina serta merebaknya malaria pada tahun 1881 akibat rawa-rawa yang mengelilingi kawasan tersebut.”

وتابع: “قرية ملبّس كانت أول قرية عربية يقطنها الإسرائيليون، حيث أسسوا مستعمرة بتاح تكفا والتي تعني بداية الأمل ونجحوا في التغلب على العقبات الكثيرة التي اعترضتهم حيث جففوا المستنقعات ونجحوا في التحايل على القوانين التي أصدرتها الدولة العثمانية بمنع الهجرة الصهيونية ومنع بيعهم الأراضي”.

Ia melanjutkan: “Desa Mulabbis adalah desa Arab pertama yang dihuni orang Israel. Mereka mendirikan koloni Petah Tikva yang berarti ‘Awal Harapan’. Mereka berhasil mengatasi berbagai hambatan, mengeringkan rawa-rawa, dan berhasil mengelabui undang-undang yang dikeluarkan Utsmani yang melarang imigrasi Zionis serta melarang penjualan tanah kepada mereka.”

Marwan Qabalan, Direktur Pusat Silon untuk Studi dan Penelitian, sekaligus peneliti sejarah al-Quds dan Palestina.
Marwan Qabalan, Direktur Pusat Silon untuk Studi dan Penelitian, sekaligus peneliti sejarah al-Quds dan Palestina.

وأشار الباحث الفلسطيني إلى أن الصهاينة يحتفلون في كل عام يوم 11 تشرين ثاني/ نوفمبر بذكرى تأسيس المستعمرة عام 1878م.

Peneliti Palestina itu menyebutkan bahwa kaum Zionis setiap tahun merayakan tanggal 11 November sebagai hari peringatan berdirinya koloni tersebut pada tahun 1878 M.

وقال: “بعد احتلال بريطانيا لفلسطين في عام 1917م أصبحت المستعمرة محطة مرور للمهاجرين الصهاينة القادمين من أوروبا وروسيا ووصل عدد سكانها إلى 22 ألفا عام 1948م، حيث وفرت لهم الحماية وأسست فيها بلدية وقدمت لها 3000 جنيه فلسطيني في عام 1939م كقرض غير مسترد من أجل دعم مشاريعها المختلفة”.

Ia berkata: “Setelah Inggris menduduki Palestina pada tahun 1917 M, koloni itu menjadi titik transit bagi para imigran Zionis dari Eropa dan Rusia. Jumlah penduduknya mencapai 22 ribu pada tahun 1948. Inggris memberikan perlindungan, mendirikan balai kota, bahkan memberikan pinjaman tak terutang sebesar 3.000 pound Palestina pada tahun 1939 untuk mendukung berbagai proyek mereka.”

وأضاف: “كانت المستعمرة مقرا للعصابات الصهيونية التي كانت تهاجم القرى الفلسطينية المجاورة حيث قتلوا عددا كبيرا من الفلسطينيين العزل وشكلوا عصابات كانت تختطف الفلسطينيين العزل وتستولي على ممتلكاتهم، في حين كانت قوات الاحتلال الإنجليزية تغض الطرف عن هذه الأعمال الإجرامية وتحاكم المجرمين بأحكام مخففة وفي محاكم صورية”.

Ia menambahkan: “Koloni itu menjadi markas bagi geng-geng Zionis yang menyerang desa-desa Palestina di sekitarnya. Mereka membunuh banyak orang Palestina tak bersenjata, membentuk kelompok-kelompok penculik, merampas harta mereka. Sementara pasukan pendudukan Inggris berpura-pura tidak melihat, hanya menjatuhkan vonis ringan melalui pengadilan sandiwara.”

وأوضح أن المستعمرة كانت تتعرض لهجمات الثوار الفلسطينيين والذين تمكنوا من قتل أربعة مستعمرين في عام 1921م، مشيرا إلى أنه في الثورة الفلسطينية الكبرى عام 1936م هاجمها الثوار عدة مرات وتمكنوا من قتل عدد كبير من الصهاينة، وعلى إثر هذا عززت قوات الاحتلال الإنجليزي المستعمرة بمئة جندي من أجل حمايتها من هجمات الثوار.

Ia menjelaskan bahwa koloni itu pernah diserang para pejuang Palestina yang berhasil membunuh empat pemukim pada tahun 1921. Dalam Revolusi Besar Palestina tahun 1936, koloni itu beberapa kali diserang dan banyak orang Zionis tewas. Akibatnya, pasukan pendudukan Inggris memperkuat koloni dengan 100 tentara untuk melindunginya dari serangan para pejuang.

وقال قبلان: “شهدت المستعمرة توترا كبيرا مع الإنجليز قبيل عام 1947م حيث قاموا بالهجوم على قوات الاحتلال الإنجليزي قرب المستعمرة وخطفوا عددا منهم وساومهم على إطلاق سراح بعض الصهاينة الذين سجنوا بسبب جرائم قتل، وقامت قوات الاحتلال الإنجليزي بمحاصرة المستعمرة ومنع التجول فيها بعد تنامي الهجمات على القوات الإنجليزية والمواطنين الفلسطينيين العزل الذين استشهد منهم العشرات”.

Qabalan berkata: “Koloni itu mengalami ketegangan besar dengan Inggris menjelang tahun 1947. Mereka menyerang pasukan Inggris di dekat koloni, menculik sejumlah tentara, lalu menukar mereka dengan pembebasan Zionis yang dipenjara karena pembunuhan. Pasukan Inggris kemudian mengepung koloni, memberlakukan jam malam, setelah meningkatnya serangan terhadap pasukan Inggris dan warga Palestina tak bersenjata yang gugur dalam jumlah besar.”

وأضاف: “أمام هذا الواقع الذي فرضه الوجود الإسرائيلي في القرية اضطر سكان القرية الفلسطينيون إلى مغادرتها في بداية فترة الاحتلال الإنجليزي لفلسطين بعد أن أصبحوا أقلية صغيرة يعيشون وسط الصهاينة الذين كانوا يعتدون عليهم صباح مساء، وهذا الأمر جعل القرية مهملة من الناحية التاريخية لأن أهلها لم يهجروا في نكبة عام 1948م وكان تهجيرهم في وقت مبكر من زمن الاحتلال الإنجليزي الذي منح الإسرائيليين الحماية والأسلحة التي مهدت لتهجيرهم إلى المدن والقرى الفلسطينية المجاورة”.

Ia menambahkan: “Menghadapi realitas yang dipaksakan oleh kehadiran Israel di desa, penduduk Palestina terpaksa meninggalkan desa pada awal masa pendudukan Inggris di Palestina. Mereka menjadi minoritas kecil di tengah Zionis yang menyerang siang malam. Hal ini membuat desa itu terabaikan secara sejarah, karena penduduknya bukanlah korban pengusiran Nakba 1948, melainkan telah diusir lebih awal, di masa pendudukan Inggris yang memberi perlindungan dan senjata kepada Zionis untuk memuluskan pengusiran mereka ke kota-kota dan desa-desa Palestina di sekitarnya.”

واستعرضت نريمان خِلة الباحثة في التاريخ والآثار تاريخ القرية والمد الاستيطان البشري فيها من حوض نهر اليركون (العوجا) الممتدّ من العصر الحجري الحديث إلى نهاية الحكم العثماني، والاحتلال البريطاني والإسرائيلي.

Nariman Khillah, peneliti sejarah dan arkeologi, memaparkan sejarah desa ini dan gelombang pemukiman manusia di kawasan Lembah Sungai Yarkon (al-‘Auja), yang berlangsung sejak zaman Neolitik hingga akhir pemerintahan Utsmani, lalu berlanjut pada masa pendudukan Inggris dan Israel.

وأكدت على أن القرية كانت في العصر البرونزي موطناً لمجتمع ريفي صغير، كما أُقيمت في العصر الحديدي مستوطنة على أراضيها خلال الحكم الفارسي وامتدّت نحو التلال المجاورة لها.

Ia menegaskan bahwa pada Zaman Perunggu, desa ini merupakan tempat tinggal komunitas pedesaan kecil. Pada Zaman Besi, didirikan permukiman di tanahnya selama pemerintahan Persia yang meluas hingga perbukitan di sekitarnya.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : Arabi21



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.