Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer (10)



بناء الدولة اليهودية، ١٨٩٧ـ١٩٤٨: الأداة العسكرية

Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer (Bagian Kesepuluh)

Oleh : Walid Khalidi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer ini termasuk dalam Kategori Sejarah Palestina

(9) الدور الاستيطاني للهاغاناه

(9) Peran Haganah dalam Permukiman

كان الاستيطان، أساساً، عملية “احتلال” من حيث غائية المشروع الصهيوني (هدف الدولة وتثبيت السيادة على الأرض المستوطنة)، وجرى في العهد العثماني بأسلوب مدني متدرج وعلى الرغم من التشريعات القائمة نظراً إلى ضعف السلطات العثمانية وتدخل قناصل الدول الغربية. وظل مدنياً متدرجاً بعد الاحتلال البريطاني، لكن بحماية التشريعات الانتدابية والجيش البريطاني عن بعد، وبقي حتى صدور تقرير بيل (1937) ضمن حدود المخطط N الذي سبق ذكره.

Permukiman pada dasarnya adalah bentuk “pendudukan” dari tujuan proyek Zionis (yakni pendirian negara dan penetapan kedaulatan atas tanah yang diduduki). Pada masa Utsmani, permukiman dilakukan secara sipil bertahap meskipun ada peraturan yang berlaku, karena lemahnya otoritas Utsmani dan campur tangan konsul-konsul negara Barat. Pola bertahap ini berlanjut setelah pendudukan Inggris, namun dengan perlindungan peraturan mandat dan tentara Inggris dari jauh, dan tetap demikian hingga lahirnya Laporan Peel (1937), yang masih dalam kerangka Rencana N yang telah disebut sebelumnya.

وعقب صدور تقرير بيل واحتدام الثورة الفلسطينية من جديد ضد مشروع التقسيم، اتخذ الاستيطان أسلوباً عسكرياً مباشراً بالتنسيق بين “شرطة المستعمرات اليهودية” و”الوحدات الليلية الخاصة” و”الحرس السيار” والهاغاناه من جهة، وبين الجيش البريطاني من جهة أُخرى. وتم إنشاء ٥٢ مستعمرة معظمها بهذا الأسلوب، عرفت بمستعمرات “السور والبرج” لأنها قامت حول نواة حصينة في ليلة واحدة. وامتدت هذه المستعمرات خارج المخطط N، وخصوصاً في اتجاه الحدود اللبنانية الساحلية والسهل جنوبي بيسان وأبواب النقب لتدخل هذه المناطق ضمن الدولة اليهودية المرتقبة.

Setelah keluarnya Laporan Peel dan meletusnya kembali perlawanan Palestina terhadap rencana pembagian wilayah, pola permukiman berubah menjadi militer langsung. Hal ini dilakukan melalui koordinasi antara “Polisi Pemukiman Yahudi”, “Pasukan Malam Khusus”, “Penjaga Bergerak”, serta Haganah di satu sisi, dan tentara Inggris di sisi lain. Sebanyak 52 koloni didirikan dengan metode ini, dikenal dengan nama koloni “Menara dan Pagar” karena didirikan dalam semalam mengelilingi inti benteng kecil. Koloni-koloni ini berkembang melampaui batas Rencana N, khususnya ke arah perbatasan pesisir Lebanon, dataran selatan Beisan, dan pintu-pintu Negev untuk memasukkan wilayah tersebut ke dalam negara Yahudi yang diproyeksikan.12

(10) التحصينات

(10) Benteng Pertahanan

أنشئ حول كل مستعمرة نظام تحصينات ملائم لقوة نيران العرب وتكتيكاتهم، مؤلف من أسلاك شائكة، ومواقع من الأسمنت المسلح مع كوات لإطلاق النار، وأبراج، ومصابيح كاشفة، وخنادق للوصول إلى المواقع، وحقول ألغام.[66]

Dibangun di sekitar setiap koloni sistem pertahanan yang sesuai dengan kekuatan tembakan dan taktik orang Arab. Sistem ini terdiri dari kawat berduri, pos dari semen bertulang dengan celah tembak, menara, lampu sorot, parit untuk menuju ke pos, serta ladang ranjau.3

(11) التعبئة

(11) Mobilisasi

في هذه المرحلة فرضت الهاغاناه على طلاب جميع المدارس الثانوية ذكوراً وإناثاً، ما بين الـ 14 و17 عاماً، برنامج تدريب تمهيدي عسكري (pre-military).[67] وأصدرت، سنة 1934، تعليمات تحدد مهمات الأعضاء الإناث، وأجرت دورات تدريبية لهن على تلك المهمات. كما جرى تدريب الأطباء على المسؤوليات العسكرية، والاستعانة بالعلماء في الصناعة العسكرية.[68]

Pada tahap ini, Haganah mewajibkan seluruh siswa sekolah menengah, baik laki-laki maupun perempuan, berusia antara 14 hingga 17 tahun untuk mengikuti program pelatihan pendahuluan militer (pre-military).4 Pada tahun 1934, dikeluarkan instruksi yang menetapkan tugas anggota perempuan dan diadakan kursus pelatihan bagi mereka sesuai dengan tugas tersebut. Para dokter juga dilatih untuk tanggung jawab militer, sementara para ilmuwan dimanfaatkan dalam bidang industri militer.5

(12) دور الهاغاناه في تأسيس الدولة

(12) Peran Haganah dalam Pendirian Negara

تعمق الانقسام داخل الحركة الصهيونية بشأن موضوع التقسيم بعد صدور تقرير بيل. وكان التصحيحيون أشد المعارضين للتقسيم، بينما أيده كل من وايزمن وبن – غوريون. انطلق بن – غوريون في تأييده من اعتبارين أساسيين: أولهما توصية الترانسفير التي صدرت عن لجنة بيل، والتي حلّت بالنسبة إلى بن – غوريون “معضلة” السكان العرب في الدولة العبرية المقترحة؛ ثانيهما، اعتبار بن – غوريون أن دولة عبرية على جزء من فلسطين ستكون قاعدة صالحة لاحتلال فلسطين بكاملها.[69] وفعلاً، فإن أليميلخ أفنير (Avner)، قائد الهاغاناه في تل أبيب، وضع في هذه المرحلة (1937) خطة في غاية التفصيل لقيام الهاغاناه باحتلال كامل فلسطين على ثلاث مراحل، محدداً القوات اللازمة نوعاً وعدداً للدفاع والهجوم عند كل مرحلة. وناقش قادة الهاغاناه هذه الخطة نقاشاً مستفيضاً.[70]

Perpecahan dalam gerakan Zionis semakin mendalam terkait isu pembagian wilayah setelah keluarnya Laporan Peel. Kaum Revisionis adalah penentang paling keras terhadap pembagian, sementara Weizmann dan Ben-Gurion mendukungnya. Ben-Gurion mendasarkan dukungannya pada dua pertimbangan utama: pertama, rekomendasi transfer yang diajukan oleh Komisi Peel, yang menurutnya menyelesaikan “masalah” penduduk Arab dalam negara Yahudi yang diusulkan; kedua, keyakinannya bahwa sebuah negara Yahudi di sebagian Palestina akan menjadi basis yang layak untuk menguasai seluruh Palestina.6 Memang, Elimelekh Avner, komandan Haganah di Tel Aviv, pada tahap ini (1937) menyusun sebuah rencana sangat rinci bagi Haganah untuk menguasai seluruh Palestina dalam tiga tahap, dengan menetapkan jenis dan jumlah pasukan yang diperlukan untuk pertahanan dan serangan pada setiap tahap. Para pemimpin Haganah membahas rencana ini secara mendalam.7

مُني الشعب الفلسطيني في مجابهته الجيش البريطاني بخسائر جسيمة في الأرواح والأملاك والأرزاق والاقتصاد العام، وفي بنيته السياسية والاقتصادية والمقاوِمة، وذلك جرّاء القتل والإعدام والجرح والاعتقال والنفي والتشريد والهدم والغرامة ونزع السلاح الشامل. كما تعمقت الخلافات الداخلية تحت ضغط الأحداث ونتيجة أخطاء القيادة الفلسطينية، فإذا أضفنا هذه السلبيات إلى مكاسب الطرف الآخر تبين لنا المقدار الذي ماله ميزان القوى لمصلحة الصهيونية خلال هذه المرحلة.[71]

Rakyat Palestina, dalam menghadapi tentara Inggris, menderita kerugian besar dalam jiwa, harta, sumber daya, perekonomian umum, serta dalam struktur politik, ekonomi, dan perlawanan mereka. Hal ini disebabkan oleh pembunuhan, eksekusi, luka, penahanan, pengasingan, pengusiran, penghancuran, denda, dan pelucutan senjata secara menyeluruh. Perselisihan internal juga semakin dalam di bawah tekanan peristiwa dan akibat kesalahan kepemimpinan Palestina. Jika kita menambahkan kelemahan-kelemahan ini ke keuntungan pihak lain, tampaklah sejauh mana keseimbangan kekuatan condong kepada Zionisme pada tahap ini.8

من جهة أُخرى، تخلت بريطانيا عن التقسيم وأصدرت الكتاب الأبيض (1939) متأثرة بشدة المقاومة الفلسطينية، وبتوتر الأوضاع العالمية عشية اندلاع الحرب العالمية الثانية.

Di sisi lain, Inggris meninggalkan rencana pembagian dan menerbitkan Buku Putih (1939), dipengaruhi oleh kuatnya perlawanan Palestina dan ketegangan situasi global menjelang pecahnya Perang Dunia II.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Palestine Studies

Catatan Kaki

  1. Ibid., hlm. 313/897.
  2. Ibid., hlm. 259/851.
  3. Ibid., hlm. 349/929.
  4. Ibid., hlm. 351/931.
  5. Ibid., hlm. 352/932.
  6. Ibid., hlm. 355/935.
  7. Ibid., hlm. 357/937.
  8. Ibid., hlm. 359/939.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.