Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer (17)



بناء الدولة اليهودية، ١٨٩٧ـ١٩٤٨: الأداة العسكرية

Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer (Bagian Ketujuh Belas)

Oleh : Walid Khalidi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Pembangunan Negara Yahudi, 1897–1948: Alat Militer ini termasuk dalam Kategori Sejarah Palestina

ثامناً: المرحلة السابعة
من قرار التقسيم إلى قيام الدولة العبرية
(تشرين الثاني/نوفمبر ١٩٤٧ – ١٥ أيار/مايو ١٩٤٨)

Kedelapan: Tahap Ketujuh
Dari Keputusan Pembagian hingga Berdirinya Negara Yahudi
(November 1947 – 15 Mei 1948)

كانت هذه المرحلة مرحلة الحسم العسكري ضد عرب فلسطين، “تنفيذاً” لقرار التقسيم وانطلاقاً من تأييد الدولتين الكبريين له.

Tahap ini merupakan fase penentuan militer terhadap orang Arab Palestina, sebagai “implementasi” dari keputusan pembagian, didorong oleh dukungan dua negara adidaya.

بلغت “مساحة” الدولة العبرية بموجب قرار التقسيم ١٥.٠٠٠.٠٠٠ دونم، بينما لم تزدد المساحة التي في حيازة اليهود الفعلية داخل الدولة العبرية المقترحة على ١.٦٧٨.٠٠٠ دونم، أي بنسبة ١١٫١٨٪. فكان قرار التقسيم في منزلة إعلان للحرب على عرب فلسطين، ودعوة للهاغاناه إلى احتلال ٨٨٫٨٢٪ من “مساحة” الدولة العبرية.

“Luas” negara Yahudi menurut keputusan pembagian adalah 15.000.000 dunam, sementara luas yang benar-benar dikuasai Yahudi di dalam negara yang diusulkan itu tidak lebih dari 1.678.000 dunam, yakni 11,18%. Dengan demikian, keputusan pembagian praktis merupakan deklarasi perang terhadap orang Arab Palestina, sekaligus ajakan kepada Haganah untuk merebut 88,82% dari “luas” negara Yahudi tersebut.1

وعقب قرار التقسيم وإعلان بريطانيا نيتها الانسحاب من البلد في أيار/مايو ١٩٤٨، وضعت الهاغاناه “الخطة د” (Dalet) لتحل محل “الخطة ج” وملحقيها. وقامت “الخطة د” على افتراضين: انسحاب الجيش البريطاني، واحتمال تدخل جيوش عربية بعد نهاية الانتداب.

Setelah keputusan pembagian dan pengumuman Inggris untuk mundur dari Palestina pada Mei 1948, Haganah menyusun “Rencana D (Dalet)” untuk menggantikan “Rencana C (Gimmel)” beserta lampirannya. “Rencana D” berdiri di atas dua asumsi: penarikan tentara Inggris, dan kemungkinan intervensi tentara Arab setelah mandat berakhir.2

هدفت “الخطة د” إلى: أولاً، احتلال كامل مساحة الدولة العبرية؛ ثانياً، “الحفاظ” عسكرياً على “النقاط” اليهودية خارج الدولة العبرية، أي القدس بكاملها والطريق المؤدية إليها من الساحل والجليل الساحلي الغربي؛ ثالثاً، احتلال طولكرم وقلقيلية، و”حصار” يافا وعكا والخليل واللد والرملة وبيت لحم وبيت جالا وغيرها، إضافة إلى عشرات القرى داخل الدولة الفلسطينية. وبكلمة، فإنه باستثناء منطقة نابلس – رام الله كان هدف “الخطة د” السيطرة على كامل البلد بتاريخ ١٥ أيار/مايو، بحجة “استباق” دخول الجيوش العربية بعد ١٥ أيار/مايو؛ نظرياً، “وافقت” القيادة الصهيونية على التقسيم، لكن عملياً كان هذا من باب ذر الرماد في الأعين.

Tujuan “Rencana D” adalah: pertama, merebut seluruh wilayah negara Yahudi; kedua, “mempertahankan” secara militer “titik-titik” Yahudi di luar negara Yahudi—yaitu seluruh Kota Yerusalem dan jalur menuju ke sana dari pesisir serta Galilea pesisir barat; ketiga, merebut Tulkarm dan Qalqiliya, serta “mengepung” Jaffa, ‘Akka, Hebron, Lydda, Ramla, Betlehem, Beit Jala, dan lainnya, di samping puluhan desa di dalam negara Palestina. Singkatnya, dengan pengecualian kawasan Nablus–Ramallah, target “Rencana D” adalah menguasai hampir seluruh negeri per 15 Mei, dengan dalih “mendahului” masuknya tentara Arab selepas 15 Mei; secara teoretis kepemimpinan Zionis “menerima” pembagian, tetapi secara praktis itu hanya untuk menutupi tujuan sebenarnya.3

ووضعت ضمن “الخطة د” سلسلة عمليات (operations) متتالية حُددت فيها أهداف ومهمات كل كتيبة في كل لواء من ألوية الهاغاناه التسعة (٦ ألوية قوة ميدان و٣ ألوية بلماخ).

Di dalam “Rencana D” dirancang serangkaian operasi beruntun yang merinci sasaran dan tugas setiap batalion pada masing-masing dari sembilan brigade Haganah (6 brigade Kekuatan Lapangan dan 3 brigade Palmach).4

كان الضابط الأساسي لتنفيذ “الخطة د” موقف الجيش البريطاني. بيد أن أولوية هذا الجيش المطلقة كانت الانسحاب من الجنوب إلى الشمال، إلى ميناء إقلاعه: حيفا، مع أدنى خسارة ممكنة. لذلك لم يكن في صدد التصدي لعمليات الهاغاناه، بل – بالعكس – كانت مصلحته التعاون معها تأميناً لعملية انسحابه ودرءاً لشر هجمات المنشقين المستمرة عليه.

Faktor penentu utama dalam pelaksanaan “Rencana D” adalah sikap tentara Inggris. Namun prioritas mutlak tentara Inggris saat itu adalah mundur dari selatan ke utara menuju pelabuhan embarkasi mereka, Haifa, dengan kerugian sekecil mungkin. Karena itu, mereka tidak bermaksud menghadang operasi Haganah—bahkan sebaliknya, kepentingan mereka adalah bekerja sama demi kelancaran penarikan diri, sekaligus menghindari gempuran berkelanjutan dari kelompok pemisah.

في الوقت نفسه، كانت بريطانيا تعارض قيام دولة فلسطينية بزعامة الحاج أمين الحسيني، وتؤيد ضم بقايا فلسطين العربية (نابلس/رام الله فحسب) إلى شرق الأردن (اتفاق بيغن – أبو الهدى، ربيع سنة 1948)؛ وهي الاستراتيجيا ذاتها التي اتبعتها القيادة الصهيونية تجاه عمّان.[112]

Pada saat yang sama, Inggris menentang berdirinya negara Palestina yang dipimpin oleh Al-Hajj Amin al-Husayni, dan mendukung penggabungan sisa wilayah Palestina Arab (hanya Nablus/Ramallah) ke Yordania Timur (Perjanjian Begin – Abu al-Huda, musim semi 1948). Inilah strategi yang sama yang diikuti oleh kepemimpinan Zionis terhadap Amman. 5

وفي الوقت نفسه أيضاً، أصرّت بريطانيا على سيادتها السياسية على فلسطين بأكملها حتى 15 أيار/مايو 1948، مع غيابها العسكري المتدرج من مناطق البلد المتعددة في سياق انسحابها منها، فنجم عن ذلك أمران: ردع تدخل الجيوش العربية قبل 15 أيار/مايو، وبالتالي حماية عمليات الهاغاناه (أي “الخطة د”) من تدخل الجيوش العربية حتى 15 أيار/مايو، الأمر الذي فسح المجال لتنفيذ “الخطة د” في مناطق غياب بريطانيا العسكري مع “حضورها” السياسي فيها، وفق مراحل التعبئة العامة للييشوف.

Pada saat yang sama juga, Inggris tetap bersikeras mempertahankan kedaulatan politik atas seluruh Palestina hingga 15 Mei 1948, meskipun secara militer secara bertahap mundur dari berbagai wilayah negara itu dalam konteks penarikan pasukannya. Hal ini menimbulkan dua akibat: pertama, mencegah intervensi tentara Arab sebelum 15 Mei, sehingga melindungi operasi-operasi Haganah (yakni “Rencana D”) dari intervensi tentara Arab hingga 15 Mei; kedua, memberikan kesempatan untuk melaksanakan “Rencana D” di daerah-daerah yang kosong dari kehadiran militer Inggris namun tetap dalam “kehadiran” politiknya, sesuai dengan tahapan mobilisasi umum bagi Yishuv.

بدأت التعبئة العامة في 30 تشرين الثاني/نوفمبر 1947: بفئة العمر 17 – 25 عاماً ثم بسائر الفئات تباعاً، حيث بلغ عدد الذين تقدموا إلى الخدمة حتى 15 آذار/مارس 1948: 52.000 رجل وامرأة، ثم 82.500 شخص حتى 15 نيسان/أبريل 1948، ثم 94.500 شخص عشية إعلان الدولة.[113]

Mobilisasi umum dimulai pada 30 November 1947: dimulai dengan kelompok usia 17–25 tahun, lalu diikuti oleh kelompok usia lainnya secara bertahap. Jumlah yang mendaftar untuk dinas hingga 15 Maret 1948 mencapai 52.000 laki-laki dan perempuan, kemudian meningkat menjadi 82.500 orang hingga 15 April 1948, dan mencapai 94.500 orang menjelang malam proklamasi negara. 6

صمد عرب فلسطين، بمساعدة جيش الإنقاذ غير النظامي (نحو 5000 جندي)، لغاية آخر آذار/مارس، وأوقعوا بالعدو خسائر جسيمة، وخصوصاً في حرب المواصلات. وفي الأسبوع الأول من نيسان/أبريل بدئ بتنفيذ “الخطة د”، وتساقطت القرى والمدن تحت ضربات الهاغاناه المتلاحقة، وسنحت الفرصة للقيادة الصهيونية كي تحقق حلم “الترانسفير” الذي طالما راودها بحجة الضرورات العسكرية.[114]

Orang-orang Arab Palestina, dengan bantuan Tentara Penyelamat yang tidak teratur (sekitar 5.000 tentara), mampu bertahan hingga akhir Maret, dan mereka menimbulkan kerugian besar pada musuh, khususnya dalam perang transportasi. Pada minggu pertama bulan April, pelaksanaan “Rencana D” dimulai, dan desa-desa serta kota-kota jatuh satu demi satu di bawah serangan bertubi-tubi Haganah. Kesempatan itu pun digunakan oleh kepemimpinan Zionis untuk mewujudkan mimpi “transfer” yang telah lama mereka dambakan dengan dalih kebutuhan militer. 7

من المستحيل تقويم الأداة العسكرية اليهودية في فراغ من دون مقارنتها بما كان لدى الطرف الفلسطيني، وبالتالي بما كان لدى القوات النظامية العربية بعد 15 أيار/مايو، ومن دون سبر أغوار ضعف المجتمع العربي وهزال قياداته وبلادتها، لكن ليس هنا المجال لذلك.[115] على أنه لا بد من الإشارة إلى أوجه استمرار نمو الأداة العسكرية اليهودية خلال هذه المرحلة وعشية بدء الحرب النظامية.

Adalah mustahil menilai alat militer Yahudi secara terpisah tanpa membandingkannya dengan apa yang dimiliki pihak Palestina, dan kemudian dengan apa yang dimiliki pasukan reguler Arab setelah 15 Mei, serta tanpa menyingkap kelemahan masyarakat Arab, kelemahan kepemimpinannya, dan ketidakmampuannya. Namun, bukanlah tempatnya di sini untuk membahas hal itu. 8 Meski demikian, perlu dicatat adanya kesinambungan dalam pertumbuhan alat militer Yahudi selama tahap ini dan menjelang dimulainya perang reguler.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Palestine Studies

Catatan Kaki

  1. Jewish Settlements in Palestine (Jerusalem: National Fund, Maret 1948), p. II.
  2. Walid Khalidi, “Plan Dalet Revisited,” Journal of Palestine Studies, vol. 18, no. 1 (Autumn 1988), pp. 3–19; lihat juga teks “Rencana C” di pp. 20–23.
  3. Walid Khalidi, “Plan Dalet Revisited,” Journal of Palestine Studies, pp. 24–35.
  4. Ibid., pp. 35–39.
  5. Lihat: Khalidi, “Khamsun ‘Aaman…”, sumber yang telah disebutkan, hlm. 27-36.
  6. Selotsky/Khalifah, “Min al-Nidhal ila al-Harb”, sumber yang telah disebutkan, hlm. 330/1460.
  7. Lihat: Khalidi, “Khamsun ‘Aaman…”, sumber yang telah disebutkan, hlm. 97 dan seterusnya.
  8. Sumber yang sama, hlm. 11–21, 39 dan seterusnya.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.