المستوطنات الإسرائيلية الوجه الآخر لعملية الاحتلال
Permukiman Israel: Wajah Lain dari Proses Pendudukan (Bagian Kedua)
Oleh : Nabil Al-Sahli
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Permukiman Israel: Wajah Lain dari Proses Pendudukan ini termasuk dalam Kategori Sejarah Palestina
التقاط الفكرة
Penangkapan Ide
تشير الموسوعة الفلسطينية إلى سعي الحركة الصهيونية بعد ظهورها حركة سياسية عنصرية في النصف الثاني من القرن التاسع عشر، إلى السيطرة على الأراضي الفلسطينية، وكان من أبرز نشطائها لورنس أوليفانت (1888-1820) الذي كان عضوًا في البرلمان الإنجليزي، وعمل أيضًا في السلك الدبلوماسي الإنجليزي، واعتقد ضرورة تخليص اليهود من الحضارة الغربية بتوطينهم في فلسطين، وذلك بإدخالهم كعنصر لإنقاذ الدولة العثمانية من مشاكلها الاقتصادية، لما يتمتع به اليهود من ذكاء في الأعمال التجارية ومقدرة على جمع الأموال.
Ensiklopedia Palestina mencatat bahwa gerakan Zionis, setelah kemunculannya sebagai gerakan politik rasis pada paruh kedua abad ke-19, berusaha menguasai tanah Palestina. Salah satu tokoh utamanya adalah Laurence Oliphant (1820–1888), anggota parlemen Inggris sekaligus diplomat, yang meyakini perlunya membebaskan orang Yahudi dari peradaban Barat dengan menempatkan mereka di Palestina. Ia berpendapat bahwa orang Yahudi dapat menjadi unsur penyelamat Kekaisaran Utsmani dari masalah ekonominya karena kecerdikan mereka dalam perdagangan dan kemampuan mereka mengumpulkan modal.
ومن أجل ذلك قام عام 1880م بنشر كتاب بعنوان “أرض جلعاد” اقترح فيه إنشاء مستوطنة يهودية شرقي الأردن شمال البحر الميت، لتكون تحت السيادة العثمانية بحماية بريطانية، وكذلك شجع استعمار اليهود في فلسطين والمناطق المجاورة عن طريق إقامة مستوطنات جديدة.
Untuk tujuan itu, pada tahun 1880 ia menerbitkan sebuah buku berjudul Tanah Gilead, di mana ia mengusulkan pendirian permukiman Yahudi di sebelah timur Yordania, utara Laut Mati, yang berada di bawah kedaulatan Utsmani namun dilindungi oleh Inggris. Ia juga mendorong kolonisasi Yahudi di Palestina dan wilayah sekitarnya melalui pendirian permukiman baru.
وبالإضافة إلى أوليفانت حاول العديد من زعماء اليهود في القرن التاسع عشر القيام بمشاريع لتوطين اليهود في فلسطين، ومن بين هؤلاء مونتفيوري (1784-1885) الذي حاول استئجار 200 قرية في الجليل لمدة 50 عامًا مقابل 10%-20% من إنتاجها، إلا أن هذه المحاولة فشلت أمام رفض الحكم المصري لبلاد الشام آنذاك.
Selain Oliphant, banyak pemimpin Yahudi pada abad ke-19 mencoba melaksanakan proyek-proyek pemukiman Yahudi di Palestina. Di antaranya adalah Moses Montefiore (1784–1885), yang berusaha menyewa 200 desa di Galilea selama 50 tahun dengan imbalan 10%–20% dari hasil produksinya. Namun upaya ini gagal karena ditolak oleh pemerintahan Mesir yang saat itu menguasai Syam.
ثم نجح في الحصول على موافقة السلطان العثماني بشراء عدد من قطع الأرض بالقرب من القدس ويافا، وأسكن فيها مجموعة من العائلات اليهودية، إلا أن هذه الخطوة أخفقت أيضا تحت تحفظ السلطات العثمانية على مشاريع الاستيطان في فلسطين.
Kemudian Montefiore berhasil memperoleh izin dari Sultan Utsmani untuk membeli sejumlah bidang tanah di dekat Yerusalem dan Jaffa, lalu menempatkan beberapa keluarga Yahudi di sana. Namun langkah ini pun akhirnya gagal karena keberatan pemerintah Utsmani terhadap proyek-proyek pemukiman Yahudi di Palestina.
كما بذل وليم هشلر جهودا في جمع تبرعات مادية وإرسالها إلى الجمعيات الصهيونية لتشجيع الاستيطان في فلسطين تحت الحماية البريطانية.
Selain itu, William Hechler juga berupaya menggalang dana dan mengirimkannya ke organisasi-organisasi Zionis untuk mendorong permukiman Yahudi di Palestina dengan dukungan perlindungan Inggris.
بداية النشاط الاستيطاني
Awal Aktivitas Permukiman
قامت مجموعة من اليهود في عام 1878 بشراء 3375 دونما من أراضى قرية ملبس وتم تسجيلها باسم النمساوي سلومون، واستمرت المحاولات اليهودية للسيطرة على الأراضي الفلسطينية حتى عام 1881 الذي يعتبره المؤرخ اليهودي والترلاكور بداية التاريخ الرسمي للاستيطان اليهودي في فلسطين بعد أن وصل حوالي 3000 يهودي من أوروبا الشرقية، تمكنوا من إنشاء عدد من المستوطنات في الفترة من 1882-1884.
Pada tahun 1878, sekelompok orang Yahudi membeli 3.375 dunam tanah dari desa Mlabes dan mendaftarkannya atas nama orang Austria bernama Solomon. Upaya Yahudi untuk menguasai tanah Palestina terus berlanjut hingga tahun 1881, yang dianggap oleh sejarawan Yahudi Walter Laqueur sebagai awal resmi sejarah permukiman Yahudi di Palestina. Saat itu, sekitar 3.000 orang Yahudi dari Eropa Timur tiba dan berhasil mendirikan sejumlah permukiman pada periode 1882–1884.
وتوالت فيما بعد عمليات الاستيلاء على الأراضي الفلسطينية بشتى الوسائل منها الشراء والاستئجار لمدة طويلة، وقد لعبت المؤسسات اليهود التي أنشئت لهذا الغرض دورا هاما في ذلك ومن بينها: منظمة بيكا التي أسسها روتشيلد، والوكالة اليهودية التي انبثقت من المؤتمر الصهيوني العالمي الأول عام 1897، والصندوق القومي اليهودي “الكيرن كايمت” وصندوق التأسيس اليهودي “الكيرن هايسود” والشركة الإنجليزية الفلسطينية.
Setelah itu, proses pengambilalihan tanah Palestina terus berlanjut melalui berbagai cara, termasuk pembelian dan penyewaan jangka panjang. Lembaga-lembaga Yahudi yang didirikan khusus untuk tujuan ini memainkan peran penting, di antaranya: Organisasi PICA yang didirikan oleh Rothschild, Badan Yahudi yang lahir dari Kongres Zionis Dunia pertama tahun 1897, Dana Nasional Yahudi (Keren Kayemet), Dana Pendirian Yahudi (Keren Hayesod), serta Perusahaan Inggris-Palestina.
ونشطت هذه المؤسسات بعد الحرب العالمية الأولى خصوصًا بعد تمكن المنظمة الصهيونية العالمية من استصدار وعد بلفور الشهير عام 1917 الذي يقضي بإنشاء وطن قومي لليهود في فلسطين، ثم وقوع فلسطين تحت الانتداب البريطاني، إذ لعبت حكومة الانتداب دورًا كبيرًا في تمكين اليهود من السيطرة على مساحات كبيرة من الأراضي الفلسطينية، وذلك باتخاذها العديد من الإجراءات، منها فتح الأراضي الأميرية وجعلها أراضي ملكية وسن قانون أملاك الغائبين.
Lembaga-lembaga ini semakin aktif setelah Perang Dunia I, khususnya setelah Organisasi Zionis Dunia berhasil memperoleh Deklarasi Balfour tahun 1917 yang menyerukan pembentukan tanah air nasional bagi orang Yahudi di Palestina. Ketika Palestina jatuh ke bawah mandat Inggris, pemerintah mandat memainkan peran besar dalam memungkinkan Yahudi menguasai wilayah luas tanah Palestina melalui berbagai langkah, seperti membuka tanah milik negara untuk dijadikan hak milik pribadi dan menetapkan Undang-Undang Harta Absen.
وتمكن اليهود بالاعتماد على تلك الإجراءات من امتلاك أكثر من عشرين مليون دونمًا من أراضي الفلسطينيين بعد قيـام دولة إسرائيل في مايو/أيار من عام 1948.
Dengan memanfaatkan langkah-langkah tersebut, orang Yahudi berhasil memiliki lebih dari 20 juta dunam tanah milik Palestina setelah berdirinya Negara Israel pada Mei 1948.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : al Jazeera
Leave a Reply