الآيات القرآنية في رؤية الله في الآخرة
Ayat-Ayat Al Quran tentang Melihat Allah di Akhirat (Bagian Pertama)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Ayat Al Quran tentang Melihat Allah di Akhirat ini masuk dalam Kategori Aqidah
تمهيد
صرحت الآيات القرآنية بإثبات رؤية الله في الآخرة في مواضع كثيرة من القرآن الكريم يمكن تقسيمها إلى قسمين:
Pembuka
Ayat-ayat Al Quran menegaskan bolehnya melihat Allah di akhirat pada banyak tempat. Dalil-dalil itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar.
القسم الأول: الآيات المصرحة باللقاء
Bagian Pertama: Ayat yang Menyatakan Perjumpaan (Liqa’)
{الذين يظنون أنهم ملاقوا ربهم وأنهم إليه راجعون} (البقرة:٤٦)
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Surah al Baqarah ayat 46).
{واتقوا الله واعلموا أنكم ملاقوه} (البقرة:٢٢٣)
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kalian akan menemui-Nya. (Surah al Baqarah ayat 223).
{تحيتهم يوم يلقونه سلام} (الأحزاب:٤٤)
Salam penghormatan kepada mereka pada hari mereka menemui-Nya adalah: “Salam sejahtera.” (Surah al Ahzab ayat 44).
{قد خسر الذين كذبوا بلقاء الله} (الأنعام:٣١)
Sungguh merugilah orang-orang yang mendustakan perjumpaan dengan Allah. (Surah al An’am ayat 31).
{وهدى ورحمة لعلهم بلقاء ربهم يؤمنون} (الأنعام:١٥٤)
Al Quran sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman kepada perjumpaan dengan Rabb mereka. (Surah al An’am ayat 154).
{إن الذين لا يرجون لقائنا ورضوا بالحياة الدنيا} (يونس:٧)
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia… (Surah Yunus ayat 7).
{فنذر الذين لا يرجون لقاءنا في طغيانهم يعمهون} (يونس:١١)
Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami tenggelam dalam kedurhakaan mereka. (Surah Yunus ayat 11).
{قال الذين لا يرجون لقاءنا ائت بقرآن غير هذا} (يونس:١٥)
Orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Quran selain ini.” (Surah Yunus ayat 15).
{وقال الذين لا يرجون لقاءنا لولا أنزل علينا الملائكة} (الفرقان:٢١)
Orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami berkata: “Mengapa malaikat tidak diturunkan kepada kami?” (Surah al Furqan ayat 21).
{فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا} (الكهف:١١١)
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, hendaklah ia beramal saleh. (Surah al Kahf ayat 111).
{من كان يرجو لقاء الله فإن أجل الله لآت} (العنكبوت:٥)
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah pasti datang. (Surah al Ankabut ayat 5).
{قد خسر الذين كذبوا بلقاء الله وما كانوا مهتدين} (يونس:٤٥)
Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan perjumpaan dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk. (Surah Yunus ayat 45).
{يدبر الأمر يفصل الآيات لعلكم بلقاء ربكم توقنون} (الرعد:٢)
Dia mengatur urusan, menjelaskan ayat-ayat, agar kalian meyakini perjumpaan dengan Rabb kalian. (Surah ar Ra’d ayat 2).
{أولئك الذين كفروا بآيات ربهم ولقائه فحبطت أعمالهم} (الكهف:١٠٥)
Mereka yang kafir kepada ayat-ayat Rabb mereka dan perjumpaan dengan-Nya, maka gugurlah amal mereka. (Surah al Kahf ayat 105).
{والذين كفروا بآيات الله ولقائه} (العنكبوت:٢٣)
Orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan perjumpaan dengan-Nya… (Surah al Ankabut ayat 23).
{إنك كادح إلى ربك كدحا فملاقيه} (الانشقاق:٦)
Sesungguhnya engkau benar-benar akan berjerih payah menuju Rabbmu, lalu engkau akan menemui-Nya. (Surah al Insyiqaq ayat 6).
{بل هم بلقاء ربهم كافرون} (السجدة:١٠)
Tetapi mereka kafir terhadap perjumpaan dengan Rabb mereka. (Surah as Sajdah ayat 10).
{فلا تكن في مرية من لقائه} (السجدة:٢٣)
Maka janganlah engkau ragu terhadap perjumpaan itu. (Surah as Sajdah ayat 23).
{ألا إنهم في مرية من لقاء ربهم ألا إنه بكل شيء محيط} (فصلت:٥٤)
Ingatlah, mereka ragu terhadap perjumpaan dengan Rabb mereka. Ingatlah, Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Surah Fussilat ayat 54).
{وإن كثيرا من الناس بلقاء ربهم لكافرون} (الروم:٨)
Dan sungguh banyak manusia yang kafir terhadap perjumpaan dengan Rabb mereka. (Surah ar Rum ayat 8).
ودلالة هذا القسم على الرؤية من حيث أن معنى اللقاء هو المواجهة، والمواجهة تتضمن الرؤية ما لم يمنع منها مانع من عمى ونحوه، ومانع العمى منتف يوم القيامة فالمؤمنون يبعثون مبصرين، فإذا لقوا الله رأوه، وهو ما تدل عليه هذه الآيات .
Dalil bagian ini menunjukkan ru’yah (melihat Allah) karena makna “liqa’” adalah berhadapan. Berhadapan mengandung konsekuensi melihat, selama tidak ada penghalang seperti buta. Pada Hari Kiamat, kebutaan tidak ada pada orang beriman—mereka dibangkitkan dalam keadaan melihat; maka ketika mereka berjumpa dengan Allah, mereka pun melihat-Nya. Inilah yang ditunjukkan ayat-ayat tersebut.
القسم الثاني: الآياتُ المُصَرِّحَةُ بالرؤيةِ والنظر
Bagian Kedua: Ayat yang Menyatakan Melihat dan Memandang
{ولما جاء موسى لميقاتنا وكلمه ربه قال رب أرني أنظر إليك قال لن تراني ولكن انظر إلى الجبل فإن استقر مكانه فسوف تراني} (الأعراف:١٤٣)
Dan ketika Musa datang untuk waktu yang telah Kami tetapkan dan Tuhannya berbicara kepadanya, ia berkata: “Wahai Rabbku, tampakkanlah (Diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman: “Engkau tidak akan melihat-Ku (di dunia ini); tetapi lihatlah gunung itu, jika ia tetap di tempatnya niscaya engkau akan melihat-Ku.” (Surah al A’raf ayat 143).
قال أهلُ العلمِ: سُؤالُهُ – عليه السلام – الرؤيةَ دليلُ جوازِها، إذ لو كانت مستحيلةً لما جاز لموسى أن يسألَها، ولكان علمُهُ بالله مانعًا له من أن يسألَه ما لا يجوزُ في حقِّهِ، وإجابةُ الله بقوله: {لن تراني} لا لامتناعِ الرؤيةِ في نفسها، ولكن لقيامِ مانعِ الضعفِ البشريِّ في موسى – عليه السلام –، وتجلي الله للجبلِ وضعفُه عن تحمُّلِ ذلك دليلٌ على أن انتفاءَ الرؤيةِ في الدنيا مُراعاةٌ للضعفِ البشريِّ ولِجِريانِ التكليفِ بالإيمانِ بالله غيبًا لا شهادةً.
Para ulama menjelaskan: Permintaan Nabi Musa ‘alaihissalam untuk melihat Allah adalah dalil bolehnya ru’yah; seandainya mustahil, niscaya tidak layak bagi Musa memintanya, dan pengetahuannya tentang Allah tentu mencegahnya meminta sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Jawaban Allah, {لن تراني} “engkau tidak akan melihat-Ku”, bukan karena ru’yah mustahil pada zat-Nya, tetapi karena adanya penghalang berupa kelemahan manusiawi pada Musa ‘alaihissalam. Tajalli Allah kepada gunung hingga gunung itu tak kuasa menanggungnya menunjukkan bahwa ketiadaan ru’yah di dunia adalah demi mempertimbangkan kelemahan manusia, serta agar taklif berlangsung dalam ranah iman kepada Allah secara ghaib, bukan syahadah.
أمّا يومَ القيامةِ فإنَّ اللهَ يُهَيِّئُ عبادَهُ لرؤيتِهِ، فيُعطيهم من القوّةِ ما يُمَكِّنُهُم من رؤيتِهِ سبحانه وتعالى.
Adapun pada Hari Kiamat, Allah mempersiapkan hamba-hamba-Nya untuk dapat melihat-Nya; Dia menganugerahkan kekuatan sehingga mereka mampu melihat-Nya, Subhanahu wa Ta’ala.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply