الضرائب التي تفرضها الدولة
Hukum Pajak yang Ditetapkan Negara
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Hukum Pajak yang Ditetapkan Negara ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
ما حكم الضرائب التي تفرضها الدولة؟ حيث تسأل جامعة الإمام أبي الحسن الأشعري بداغستان -بعد شرح موجز لأحوال المسلمين هناك-: ما حكم الضرائب التي تفرضها علينا الحكومة على تجارتنا وصناعتنا وحتى على أرضنا وبيوتنا التي نسكنها، وقد بنيناها بأيدينا وعلى حسابنا الخاص وليس للحكومة فيها أيُّ شيء؟
Apa hukum pajak yang ditetapkan oleh negara? Universitas Imam Abu Hasan al-Asy’ari di Dagestan bertanya —setelah penjelasan ringkas mengenai kondisi kaum muslimin di sana—: Apa hukum pajak yang dikenakan oleh pemerintah atas perdagangan kami, industri kami, bahkan atas tanah dan rumah yang kami tempati, padahal rumah itu kami bangun dengan tangan kami sendiri dan dengan biaya pribadi, dan pemerintah tidak memiliki andil apa pun di dalamnya?
الإجابــة
Jawaban:
المقرر في الفقه أن الضريبة هي مقدارٌ محدَّدٌ من المال تفرضه الدولة في أموال المواطنين دون أن يقابل ذلك نفعٌ مخصوص، فتُفْرَض على المِلْك والعَمَل والدخْل نظير خدمات والتزامات تقوم بها الدولة لصالح المجموع، وهي تختلف باختلاف القوانين والأحوال.
Dalam fiqih, telah ditetapkan bahwa pajak adalah sejumlah tertentu dari harta yang diwajibkan oleh negara atas harta warga tanpa adanya manfaat khusus yang langsung diberikan sebagai imbalan. Pajak itu dipungut dari kepemilikan, pekerjaan, dan penghasilan sebagai balasan atas layanan dan kewajiban yang dilakukan negara untuk kepentingan bersama. Besarnya pajak berbeda-beda sesuai dengan undang-undang dan kondisi.
وللدولة أن تفرض ضرائب عادلةً في تقديرها وفي جبايتها؛ وذلك لتغطية النفقات العامة والحاجات اللازمة للأوطان باعتبار أنها هي القائمة على مصالح الناس التي تستلزم نفقاتٍ تحتاج إلى وجود مَوْرِد ثابت لا سيما في هذا العصر الذي كثُرت فيه مهامُّ الدولة واتسعت مرافقها.
Negara berhak menetapkan pajak yang adil dalam penetapan maupun pemungutannya, guna menutupi pengeluaran umum dan kebutuhan yang diperlukan bagi negara. Hal ini karena negara adalah pihak yang mengatur kepentingan masyarakat yang menuntut adanya biaya, sehingga membutuhkan sumber pemasukan tetap. Terlebih lagi di masa kini, di mana tugas-tugas negara semakin banyak dan fasilitasnya semakin luas.
والموازنة العامة للدولة تجتمع فيها الإيرادات العامة والنفقات العامة، فإذا كانت النفقات العامة للدولة أكبر من الإيرادات العامة فإن ذلك معناه عجزٌ في ميزانية الدولة يتعين عليها تعويضُه بعدة سُبُل، منها فرض الضرائب.
Dalam anggaran umum negara terkumpul pendapatan umum dan pengeluaran umum. Jika pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatannya, maka itu berarti terjadi defisit anggaran yang harus ditutupi dengan beberapa cara, di antaranya melalui penetapan pajak.
وبناءً على ما سبق: فإن الأصل في الضريبة أنها حق للدولة، وإعطاؤكم إياها أثرٌ من آثار عقد المواطنة الذي بين المواطن ودولته، ولا يجوز التهرب منها أو دفع الرشوة لإنقاصها.
Berdasarkan hal tersebut: hukum asal pajak adalah hak negara. Membayar pajak merupakan salah satu konsekuensi dari akad kewarganegaraan antara rakyat dan negaranya. Maka tidak boleh menghindar dari pajak, dan tidak boleh memberikan suap untuk mengurangi jumlahnya.
والله سبحانه وتعالى أعلم.
Wallahu Subhanahu wa Ta’ala a’lam.
Sumber : Dar al-Ifta
Leave a Reply