Larangan terhadap Kerusakan Tidak Berarti Pemberontakan



لا يلزم من النهي عن الفساد الخروج على ولي الأمر

Larangan terhadap Kerusakan Tidak Berarti Pemberontakan kepada Penguasa

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Larangan terhadap Kerusakan Tidak Berarti Pemberontakan kepada Penguasa ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

هل من ينتقد الوضع ويصفه بما يستحقه خارج على ولي الأمر؟؟

Apakah orang yang mengkritik keadaan dan menggambarkannya sebagaimana mestinya dianggap keluar (memberontak) terhadap penguasa?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau. Amma ba’du:

فإن انتقاد الأوضاع الفاسدة وبيان الحقائق وإنكار المنكر الظاهر.. حسب المراتب المبينة في الحديث ليست خروجا على السلطان ولا بغيا على الإمام. فما فتئ السلف الصالح رضوان الله عليهم من عهد الصحابة ومن بعدهم ينكرون المنكر بالطرق الشرعية، ويأمرون بالمعروف وينصحون لولاة المسلمين وعامتهم لأن ذلك من لوازم المجتمع المسلم ومميزاته عن غيره كما قال تعالى:

Mengkritik kondisi yang rusak, menjelaskan fakta, dan mengingkari kemungkaran yang tampak sesuai tingkatan yang disebutkan dalam hadits, bukanlah pemberontakan terhadap penguasa dan bukan pula baghy terhadap imam. Sejak zaman sahabat hingga generasi setelahnya, para salafus shalih senantiasa mengingkari kemungkaran dengan cara yang syar’i, memerintahkan kebaikan, serta menasihati penguasa dan masyarakat muslim, karena itu termasuk keharusan dan ciri khas masyarakat muslim. Allah berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ {التوبة: ٧١}.

“Dan orang-orang mukmin, laki-laki maupun perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat.” (Surah At-Taubah: 71).

وقد تواترت نصوص الوحي من الكتاب والسنة على وجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر والنصح للمسلمين.. وذم السكوت على المنكر والفساد.. ولا يلزم من ذلك الخروج على ولي الأمر.

Teks Al Quran dan Sunnah telah banyak menegaskan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, menasihati kaum muslimin, serta mencela diam terhadap kemungkaran dan kerusakan. Namun hal itu tidak berarti pemberontakan terhadap penguasa.

وقد يخطئ بعض الناس فيظن أن كل من أمر بمعروف أو نهى عن منكر أو دعا إلى إصلاح.. أنه خارج على ولي الأمر.

Sebagian orang keliru dengan mengira bahwa setiap orang yang memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran, atau menyeru kepada perbaikan dianggap keluar dari ketaatan kepada penguasa.

فالخروج المنهي عنه شرعا لا يكون إلا بالعصيان وشق عصا الطاعة بالامتناع عن أداء الواجب أو حمل السلاح وخلع الإمام بالقوة. ولهذا عرف أهل العلم البغاة الخارجين بقولهم كما في المختصر للعلامة خليل المالكي:

Padahal pemberontakan yang dilarang secara syar’i adalah berupa kedurhakaan dan memecah persatuan, menolak kewajiban, mengangkat senjata, atau berusaha menggulingkan imam dengan kekuatan. Para ulama mendefinisikan kelompok bughat (pemberontak) sebagaimana disebut dalam Al-Mukhtashar karya Khalil Al-Maliki:

الباغية فرقة خالفت الإمام لمنع حق أو لخلعه.

“Bughat adalah kelompok yang menentang imam untuk mencegah suatu hak atau untuk menggulingkannya.”

وقال الحطاب: الفئة الباغية هي فرقة من المسلمين خالفت الإمام لشيئين: إما لمنع حق وجب عليها من زكاة أو حكم من أحكام الشريعة، أو خالفته لخلعه. 

Al-Haththab berkata: “Firqah bughat adalah sekelompok muslim yang menentang imam dalam dua hal: mencegah hak yang wajib mereka tunaikan seperti zakat atau hukum syariat, atau menentangnya untuk menggulingkannya.”

وجاء في الموسوعة الفقهية: والباغي هو الخارج عن طاعة الإمام العدل لامتناعه من أداء واجب.. والبغاة الخارجون على الإمام من المسلمين بتأويل ولهم شوكة.. والامتناع عن أداء الحق الواجب كالزكاة يعتبر خروجا، والفئة الباغية هي الخارجة عن طاعة الإمام العادل ومنه قول النبي صلى الله عليه وسلم لعمار:

Dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah disebutkan: “Bughat adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada imam yang adil dengan menolak kewajiban. Mereka adalah kaum muslimin yang menentang imam dengan penafsiran tertentu serta memiliki kekuatan. Menolak menunaikan hak wajib seperti zakat dianggap sebagai pemberontakan. Firqah bughat adalah kelompok yang keluar dari ketaatan kepada imam yang adil.” Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ammar :

..تقتله الفئة الباغية.

“… Akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

وبهذا تعلم أن مجرد انتقاد الأوضاع الفاسدة والدعوة إلى الإصلاح والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر والنصح للمسلمين لا يعتبر خروجا على الإمام ما لم يشق أصحابها عصا الطاعة أويرفعوا السلاح أو يقصدوا خلع الإمام بالقوة.

Dengan demikian, jelaslah bahwa sekadar mengkritik kondisi rusak, menyeru kepada perbaikan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dan menasihati kaum muslimin tidak dianggap pemberontakan terhadap imam selama para pelakunya tidak memecah persatuan, tidak mengangkat senjata, dan tidak bermaksud menggulingkan imam dengan kekuatan.

بقي أن ننبه على أمر مهم وهو أن الناصح ينبغي أن يراعي آداب النصيحة، فالنصيحة في الملإ تشهير، والنصيحة بالأسلوب الفاسد قد تدفع المنصوح إلى أن تأخذه العزة بالإثم فلا يستجيب. وقد قال الله جل وعلا لموسى وهارون وهما يقدمان النصح لإمام الكفر والطغيان على مر العصور والأزمان:

Perlu dicatat hal penting: pemberi nasihat hendaknya memperhatikan adab dalam menasihati. Memberi nasihat di depan umum bisa menjadi bentuk penjelekkan, dan memberi nasihat dengan cara yang buruk dapat mendorong orang yang dinasihati untuk menolak dengan kesombongan. Allah berfirman ketika memerintahkan Musa dan Harun saat menasihati Fir’aun, imam kekafiran sepanjang masa :

فَقُولا لَهُ قَوْلاً لَيِّناً لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى. 

“Maka berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Surah Thaha: 44).

كما أن على الحكام أن يصغوا إلى هذا النوع من الناصحين وأن يعلموا أن وجودهم صمام أمان من حصول عذاب شامل، قال تعالى:

Demikian pula, para penguasa hendaknya mendengarkan nasihat seperti ini dan menyadari bahwa keberadaan para penasehat adalah benteng pengaman dari datangnya azab secara umum. Allah berfirman :

فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ {هود: ١١٦}. 

“Maka mengapa tidak ada dari generasi sebelum kamu orang-orang yang memiliki keutamaan yang melarang dari kerusakan di muka bumi.” (Surah Hud: 116).

وللمزيد من الفائدة نرجو الاطلاع على الفتاوى الأخرى هنا :

Untuk tambahan faidah, silakan lihat fatwa-fatwa lain disini :

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb

kritik penguasa | amar ma’ruf nahi munkar | baghy | hukum pemberontakan | adab menasihati



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.