الأرض المقدسة بين اليهودية والنصرانية والإسلام
Tanah Suci antara Yudaisme, Kekristenan, dan Islam (1)
Oleh : Hudzaifah Samir al Kahlut
Dibawah Bimbingan : DR. Ahmad Jaber al-‘Amshi
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Rangkaian terjemahan tesis ini dapat anda ikuti pada Kategori : Tanah Suci antara Yudaisme, Kekristenan, dan Islam
المقدمة
Pendahuluan
اللهم لك الحمد منزل الكتاب مجري السحاب هازم الأحزاب، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده، وأشهد أن محمداً عبد الله ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وأتباعه وحاملي لوائه إلى يوم الدين، وبعد:
Ya Allah, bagi-Mu segala puji; Engkaulah yang menurunkan Kitab, yang menggerakkan awan, dan yang mengalahkan golongan al-Ahzab. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Semoga shalawat tercurah kepada beliau, keluarga, para sahabat, para pengikutnya, serta para pemegang panjinya hingga Hari Agama. Amma ba’du:
سُرقت أرض الإسراء والمعراج، ولا تزال، واستُبيحت، ولم تتحقق بعد، لكنها ليست سرقة سياسية أو تاريخية، أو حاجة إنسانية – كما يراد تصويرها – بل سُرقت واستُبيحت في فترات التاريخ – والتي كان آخرها على يد بني صهيون – تحت شعارات دينية؛ توراتية تلمودية صليبية!! محاطة بهالة من “التقديس” والتدليس، الذي يراد منه زرع بذرة الشر على أرض الخير المقدسة، ودارت دورة الأيام ولا تزال، والمسلمون متمسكون بهذا: الأرض تمسُّكاً عقدياً؛ لا سياسياً وثورياً وقومياً فحسب.
Tanah Isra’ dan Mi’raj telah dicuri—dan terus saja dicuri—dirampas kehormatannya, dan hingga kini belum terbebaskan. Namun, pencurian itu bukanlah sekadar pencurian politik atau sejarah, atau karena alasan kemanusiaan sebagaimana ingin digambarkan. Sesungguhnya, tanah itu dicuri dan dirampas berulang kali sepanjang sejarah—dan yang terakhir dilakukan oleh Bani Sion—dengan mengusung slogan-slogan keagamaan: Taurat, Talmud, dan Salib!! Semua itu dilapisi dengan aura “pensucian” dan penyesatan, yang tujuannya menanam benih kejahatan di atas tanah kebaikan yang disucikan. Zaman terus berputar, dan hingga kini kaum Muslimin tetap berpegang teguh padanya: keterikatan terhadap tanah itu adalah ikatan akidah; bukan semata-mata ikatan politik, revolusioner, atau kebangsaan.
لكن أجيال المسلمين لا بد أن تكون على بصيرة بحجم المعركة العقدية على هذه الأرض، ولا بد أن تعي أن «مكرَ الليلِ والنهارِ» الذي يُحاك لهذه الأرض منذ زمن بعيد، ليس تلاعُباً لكسب حقٍّ تاريخيٍّ متنازعٍ عليه، ولا لأجل «دولة» أو «سيادة» أو «تقرير مصير» فحسب؛ بل هو صراعٌ بين الحق والباطل، ساحته الأساسية العقيدة، وميدانه الأعم الدين، مع المفارقة والمقارنة بين أصحاب الحق الذين انتصروا لربِّ العالمين، وأصحاب الأديان المنحرفة الذين انتصروا لدنياهم، فخسروا كثيراً وخابوا بالخزي والخسران المبين.
Namun generasi kaum Muslimin harus benar-benar memiliki pandangan yang jernih tentang besarnya pertarungan akidah di atas tanah ini. Mereka harus menyadari bahwa “tipu daya siang dan malam” yang telah ditenun untuk tanah ini sejak masa yang sangat lama, bukanlah sekadar permainan untuk merebut hak sejarah yang diperselisihkan, bukan pula hanya demi “sebuah negara”, “kedaulatan”, atau “penentuan nasib sendiri”. Sesungguhnya ini adalah pertarungan antara kebenaran dan kebatilan; medan utamanya adalah akidah, dan gelanggang terbesarnya adalah agama. Di situlah tampak jelas perbedaan: para pemilik kebenaran menolong Rabb semesta alam, sementara para penganut agama-agama yang menyimpang menolong dunia mereka sendiri; akibatnya mereka merugi besar, terhinakan, dan terjatuh dalam kerugian yang nyata.
وهذا البحث يتناول عقائد أهل الكتاب من اليهود والنصارى، وعقيدة المسلمين، فيما يتعلق بقدسية أرض فلسطين وما يترتب عليها من منطلقات واقعية، عرضاً ونقداً وتحليلاً.
Penelitian ini membahas akidah Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, serta akidah umat Islam, terkait kesucian tanah Palestina dan implikasi yang timbul darinya, ditinjau dari sisi realitas, pemaparan, kritik, serta analisis.
أسباب اختياري للموضوع:
Alasan Saya Memilih Tema Ini:
١) رغبتي الكبيرة في التعرّف وتعريف الناس بخفايا معتقد اليهود وطوائف من النصارى – خاصة الإنجيليين الأصوليين والصهيونيين المسيحيين في الغرب – فيما يتعلق بأرض فلسطين وقدسيتها.
1) Keinginan besar saya untuk mengenal dan memperkenalkan kepada masyarakat rahasia keyakinan Yahudi dan sebagian kelompok Nasrani—khususnya kaum Injili fundamentalis dan kaum Kristen Zionis di Barat—terkait tanah Palestina dan kesuciannya.
٢) دراستي واطلاعي على دراسات وأبحاث صهيونية وغربية سياسية ودينية وإعلامية مترجمة، وأخرى عربية تتعلق بأرض فلسطين والقضية الفلسطينية، والتي يتناول فيها الغربيون والصهاينة مواضيع تتعلق بالحق التاريخي والديني والحضاري لليهود في أرض فلسطين، والدعم الأعمى من نصارى الغرب لهم، ورغبتي في استقصاء حقيقة تقديس الطائفتين لفلسطين.
2) Kajian dan penelaahan saya terhadap berbagai studi dan penelitian Zionis maupun Barat—baik yang bersifat politik, keagamaan, maupun media yang telah diterjemahkan—serta kajian-kajian Arab yang berkaitan dengan tanah Palestina dan persoalan Palestina. Dalam kajian-kajian itu, kaum Barat dan Zionis membicarakan isu-isu terkait klaim hak sejarah, agama, dan peradaban Yahudi atas tanah Palestina, serta dukungan buta kaum Nasrani Barat terhadap mereka. Dari sinilah timbul keinginan saya untuk meneliti secara mendalam kebenaran klaim kesucian Palestina menurut kedua kelompok tersebut.
٣) رغبتي في تحقيق شيء بسيط من حلم شيخنا الأستاذ الدكتور الشهيد نزار ريان في كتابة أحد تلاميذه حول هذا الأمر، خاصة في التأصيل العقدي الشرعي لحقنا في بلادنا المباركة من رب العالمين.
3) Keinginan saya untuk mewujudkan sebagian kecil dari impian guru kami, al-Ustadz Doktor Syahid Nizar Rayyan, yakni agar salah seorang muridnya menulis tentang hal ini—khususnya dalam aspek peneguhan akidah syar’i tentang hak kita atas negeri kita yang diberkahi oleh Rabb semesta alam.
أهمية الموضوع:
Pentingnya Topik Ini:
١. أنه يتناول بالبحث والمقارنة قضية من أخطر قضايا المسلمين، بل أهمها على الإطلاق في هذا الزمان، وهي قضية بلادنا فلسطين، الأرض المقدسة التي باركها الله وبارك ما حولها.
Karena penelitian ini membahas dan membandingkan salah satu persoalan paling krusial bagi umat Islam—bahkan yang paling penting dan utama pada masa kini—yaitu persoalan negeri kita, Palestina: tanah suci yang Allah berkahi dan juga diberkahi sekelilingnya.
٢. أنه يحاول إزالة الغشاوة عن أعين الناظرين إلى قضيتنا على أنها قضية سياسية بحتة، بلا جذور عقدية دينية عميقة.
2. Karena penelitian ini berusaha menghapus kabut dari pandangan orang-orang yang melihat persoalan kita hanya sebagai persoalan politik murni, tanpa akar akidah agama yang mendalam.
٣. أنه يمس صلب عقيدة المسلمين، من منطلق أن التورط بهذه الأرض – مع قداستها – هو توريط بشيء من القرآن، فضلاً عن التنكر للموروث الحضاري العظيم لهذه الأمة.
3. Karena hal ini menyentuh inti akidah umat Islam; sebab keterikatan dengan tanah ini—dengan kesuciannya—berarti keterikatan dengan bagian dari Al Quran, sekaligus bentuk pengingkaran terhadap warisan peradaban agung umat ini bila diabaikan.
٤. استجدت الحاجة إلى الموضوع أكثر إلحاحاً – حديثاً – بعد ما تكشّف أخيراً من تنازلات من قبل بعض المنتسبين لهذه الأمة عن أجزاء وأشرف بقاع هذه الأرض لصالح اليهود.
4. Kebutuhan untuk membahas tema ini semakin mendesak pada masa kini, setelah terungkapnya berbagai bentuk kompromi yang dilakukan sebagian pihak yang mengaku dari umat ini, dengan menyerahkan sebagian wilayah paling mulia dari bumi ini kepada kaum Yahudi.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Universitas Islam Gaza
Leave a Reply