Bekerja di Perusahaan yang Meminjam dengan Bunga Riba



حكم العمل في شركة تقترض بالفوائد الربوية

Hukum Bekerja di Perusahaan yang Meminjam dengan Bunga Riba

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Bekerja di Perusahaan yang Meminjam dengan Bunga Riba ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

كنت قد أرسلت نفس هذا السؤال قبل يومين ولكن نسيت أن أضيف رأي الدكتور فيه، أرجو اعتماد هذا السؤال وإلغاء الذي قبله،

Saya telah mengirim pertanyaan yang sama dua hari lalu, tetapi lupa menambahkan pendapat doktor di dalamnya. Mohon pertanyaan ini yang dijadikan acuan dan membatalkan pertanyaan sebelumnya

لي بعض الرجاء قبل أن تجيبوا على سؤالي: أن لا تحيلوني إلى أسئلة سابقة لأني أريد جوابًا شافيًا لحالتي، وأن تجيبوني بشيء من التفصيل لأن الموضوع شائك ومصيري، أن يجيب على سؤالي مُفتٍ مختص بالأمور المالية وفقه الواقع كي يكون مقنعًا لي وأُقنع والدي بالفتوى حتى لا يغضب مني إن لم أسمع كلامه.

Saya punya beberapa harapan sebelum Anda menjawab: jangan mengarahkan saya ke pertanyaan terdahulu karena saya membutuhkan jawaban yang tuntas untuk kondisi saya; jawablah dengan agak rinci karena topik ini pelik dan menentukan. Saya berharap yang menjawab adalah mufti yang khusus menangani urusan keuangan dan fiqh realitas agar meyakinkan bagi saya dan agar saya bisa meyakinkan ayah saya tentang fatwa tersebut, supaya beliau tidak marah jika saya tidak mengikuti ucapannya.

أريد رقم هاتف المفتي لأناقشه في نفس المسألة.

Saya ingin nomor telepon mufti untuk mendiskusikan masalah yang sama.

السؤال: أنا أعمل مديرًا ماليًا في شركة، وهذه الشركة تتعامل مع بنوك ربوية حيث إن البنك يمنحها تسهيلات سحب على المكشوف بفائدة ربوية.

Pertanyaan: Saya bekerja sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan. Perusahaan ini berhubungan dengan bank-bank ribawi, di mana bank memberi fasilitas cerukan (overdraft) dengan bunga riba.

الحساب لا يكون دائمًا مكشوفًا ولكن في معظم الأحيان يكشف، فنحن في سلطنة عمان لا يوجد لدينا بنوك إسلامية، لذا معظم الشركات إلا من رحم ربي تتعامل بنفس الطريقة.

Rekening tidak selalu dalam kondisi minus, namun pada kebanyakan waktu memang minus. Di Kesultanan Oman, kami tidak memiliki bank syariah, sehingga sebagian besar perusahaan—kecuali yang dirahmati Allah—bertransaksi dengan cara yang sama.

الشركة تقوم بشراء البضائع وبيعها، ولا يتوفر لديها دائمًا السيولة لذا تلجأ إلى البنك، وتقوم ببعض أعمال الصيانة للبضاعة المباعة والتي هي عبارة عن أجهزة حاسوب وأجهزة إلكترونية.

Perusahaan membeli dan menjual barang. Karena likuiditas tidak selalu tersedia, perusahaan pun meminta bantuan bank. Perusahaan juga melakukan beberapa pekerjaan perawatan untuk barang yang dijual, berupa perangkat komputer dan peralatan elektronik.

وبصفتي مديرًا ماليًا أقوم بإصدار الشيكات والحوالات البنكية، وتجهيز كشوف الرواتب، ولكن لا أوقّع على الشيكات أو الحوالات أو الرواتب المرسلة للبنك، فقط أجهزهم، ويقوم المدير العام والذي هو نفسه صاحب الشركة بالتوقيع عليها، بالإضافة إلى هذا العمل أقوم بأعمال أخرى من عمل فواتير المبيع والشراء، والقيود وغيرها، بمعنى آخر أن الذي أعد جميع الأمور المالية في الشركة.

Sebagai manajer keuangan, saya menerbitkan cek dan transfer bank, menyiapkan daftar gaji, namun saya tidak menandatangani cek, transfer, atau berkas gaji yang dikirim ke bank—saya hanya menyiapkannya. Direktur umum yang juga pemilik perusahaanlah yang menandatanganinya. Selain itu, saya membuat faktur penjualan dan pembelian, pencatatan akuntansi, dan lainnya; singkatnya, saya menyiapkan seluruh urusan keuangan perusahaan.

والدي رجل فاضل وعنده بعض العلم ومصرٌّ على أن عملي لا شيء فيه، ودائمًا يقول: افهم فقه الواقع الذي تعيش فيه، وأن الحكم الشرعي يختلف عن الفتوى الشرعية، وأن المفتي يحب أن يكون ملمًّا بالواقع الذي يعيشه المجتمع حتى يفتي، فهو يوافق على حرمة الربا ويقول لي: أنت موظف، والنظام القائم في البلد يعمل بهذه الطريقة ولا يوجد نظام إسلامي بديل، كما أني لستُ المسؤول عن التوقيع فأصل عملي حلال والإثم يقع على صاحب العمل.

Ayah saya seorang yang baik dan memiliki sedikit ilmu, dan bersikeras bahwa pekerjaan saya tidak bermasalah. Ia selalu berkata: pahami fiqh realitas yang engkau jalani; bahwa hukum syar’i berbeda dengan fatwa; mufti hendaknya memahami realitas masyarakat sebelum berfatwa. Ia mengakui keharaman riba dan berkata kepada saya: engkau hanyalah pegawai; sistem yang berjalan di negara ini seperti itu dan tidak ada sistem Islam alternatif; lagi pula engkau bukan penanggung jawab penandatanganan, maka asal pekerjaanmu halal dan dosa ditanggung oleh pemilik perusahaan.

وقد قمت بسؤال كثير من المشايخ ولم أحصل على جواب شاف في الموضوع، فمنهم من يقول إن في المسألة نظر، ومنهم من يحتار ويحيرني معه، ومنهم من يقول اسأل المفتي في بلدتك فهو أعلم بحال البلد، وأنا سني بحمد الله والمفتي في بلدتنا إباضي وإن كان ذو علم.

Saya sudah bertanya kepada banyak ulama namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dalam masalah ini. Ada yang mengatakan bahwa persoalan ini perlu ditinjau lebih jauh, ada yang ragu sehingga membuat saya tambah bingung, ada pula yang menyarankan agar saya bertanya kepada mufti di negeri saya karena ia lebih mengetahui kondisi negara. Saya seorang Sunni, alhamdulillah, sementara mufti di negeri kami bermazhab Ibadi, meskipun ia seorang yang berilmu.

ولكن في الحقيقة أني واقع في حيرة من أمري حيث أني كثيرا ما أحس أني آثم في معاونتهم حتى لو لم يتوفر البديل.

Namun kenyataannya, saya berada dalam kebingungan. Saya sering merasa berdosa karena membantu mereka, meskipun tidak ada pilihan lain yang tersedia.

هل عملي حلال أم حرام؟
وان كان حراما هل حكمي حكم المرابي؟ وهل حكمي حكم من لعنهم الله من آكل الربا وموكله، وكاتبه وشاهديه؟

Apakah pekerjaan saya halal atau haram? Jika haram, apakah kedudukan saya sama seperti rentenir? Apakah saya termasuk golongan yang dilaknat Allah, seperti pemakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya, dan saksinya?

وهل أترك العمل مباشرة أم أبحث عن عمل آخر؟ وعندما أجده أترك العمل مع العلم أني متزوج وعندي بنت ومسؤول عن أسرة وعندي التزامات أم أني غير آثم وهذا هو الواقع؟ وهل أدخل ضمن من قال الله عنهم في القرآن: لا يكلف الله نفس إلا وسعها. أو قول الرسول صلى الله عليه وسلم: اتقوا الله ما استطعتم.؟

Apakah saya harus segera meninggalkan pekerjaan ini, atau mencari pekerjaan lain terlebih dahulu lalu meninggalkannya? Mengingat saya sudah menikah, memiliki seorang putri, bertanggung jawab atas keluarga, serta memiliki berbagai tanggungan. Ataukah saya tidak berdosa, dan ini adalah kondisi nyata yang harus dijalani? Apakah saya termasuk dalam golongan yang Allah firmankan dalam Al Quran: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-Baqarah: 286). Atau sabda Rasulullah ﷺ: “Bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kalian.” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

أنا لا أريد أن أتخذ قرارا من غير علم، ولا أريد أن أكون متشددا وفي نفس الوقت أريد الحلال، بالإضافة إلى ذلك كله أنا أعاني من مرض القلق والتوتر وعدم القدرة على النوم، وأحيانا أكون في حاله نفسية صعبة إذا وقعت في حيرة من أمري في ما يتعلق بأمور كهذه، وآخذ علاجات، والحمد لله أشعر أني في طريقي إلى الشفاء فلا أريد أن أتصرف إلا عن علم حتى لا أصاب بانتكاسه.

Saya tidak ingin mengambil keputusan tanpa ilmu, dan saya juga tidak ingin bersikap keras, tetapi di saat yang sama saya ingin yang halal. Selain itu, saya menderita penyakit kecemasan, stres, dan kesulitan tidur. Terkadang saya mengalami kondisi psikis yang sulit ketika bingung dalam urusan-urusan seperti ini. Saya sedang menjalani pengobatan, alhamdulillah saya merasa dalam proses menuju kesembuhan, sehingga saya tidak ingin mengambil langkah tanpa ilmu yang jelas agar tidak mengalami kemunduran dalam kondisi kesehatan saya.

لقد استشرت الطبيب الخاص في موضوع ترك العمل ورفض، وقال لي إني مازلت مريضا أي تغير أو عدم استقرار قد يؤدي الى انتكاسة، وطلب مني تأجيل الموضوع حتى تستقر حالتي الصحية – حقيقة أنا لا أريد أن أجد المبررات- ولكن الدكتور ذو علم وخلق ودين.

Saya telah berkonsultasi dengan dokter pribadi tentang rencana berhenti bekerja, namun ia menolak. Katanya, saya masih dalam keadaan sakit, dan perubahan atau ketidakstabilan bisa menyebabkan kambuh. Ia meminta saya menunda masalah ini sampai kondisi kesehatan saya stabil. Sebenarnya saya tidak ingin mencari-cari alasan, namun dokter tersebut adalah orang yang berilmu, berakhlak, dan beragama.

الحمد لله أنا مرتاح في عملي ولا يؤرقني إلا هذا الموضوع.

Alhamdulillah, saya merasa nyaman dengan pekerjaan saya, dan satu-satunya yang mengganggu saya hanyalah persoalan ini.

أرجو الإجابة الشافية التي فيها تفصيل لجميع ما ذكرت من أسئلة ومن حيثيات للموضوع ؟

Saya memohon jawaban yang tuntas dan rinci untuk semua pertanyaan serta rincian keadaan yang sudah saya paparkan di atas.

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فالعمل في مثل هذه الشركة التي تعمل بها والتي تقترض بالفوائد الربوية له حالتان:

Bekerja di perusahaan seperti yang Anda sebutkan, yaitu perusahaan yang meminjam dengan bunga riba, memiliki dua keadaan:

الحالة الأولى: أن يعمل فيها المرء ولا يكون لعمله تعلق بالاقتراض بالربا بأي صورة من صور التعلق، وفي هذه الحالة يجوز العمل في هذه الشركة.

Pertama: jika seseorang bekerja di perusahaan itu namun pekerjaannya sama sekali tidak terkait dengan aktivitas pinjaman ribawi dalam bentuk apa pun, maka dalam kondisi ini boleh bekerja di perusahaan tersebut.

الحالة الثانية: أن يعمل فيها المرء ويكون عمله متعلقاً بالاقتراض بالربا، وفي هذه الحالة لا يجوز العمل في هذه الشركة لأن في ذلك إعانة على المعصية، وقد قال الله تعالى: وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ. {المائدة: ٢}. وروى مسلم عن جابر رضي الله عنه قال: لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم آكل الربا وموكله وشاهديه وكاتبه وقال: هم سواء.

Kedua: jika pekerjaannya memang terkait dengan urusan pinjaman riba, maka tidak boleh bekerja di perusahaan tersebut, karena itu berarti membantu kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Surah Al-Maidah: 2). Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ melaknat pemakan riba, yang memberinya makan, kedua saksinya, dan penulisnya, lalu beliau bersabda: “Mereka semuanya sama.”

قال المناوي عن الكاتب والشاهد: واستحقاقهما اللعن من حيث رضاهما به وإعانتهما عليه.

Al-Manawi menjelaskan tentang penulis dan saksi: mereka berhak mendapatkan laknat karena ridha terhadap praktik riba tersebut dan turut membantu terjadinya.

والذي ظهر لنا من كلامك أن عملك مشتمل على الإعانة على الاقتراض بالربا، وعلى هذا لا يجوز لك الاستمرار في هذا العمل إلا إذا بلغت حد الضرورة، فإذا كنت مضطرا اضطرارا ملجئا، كأن تشرف على الهلاك ولا تجد سبيلاً لإطعام نفسك ومن تعول، أو كنت في حرج وضائقة كأن لم تجد لباسا تكسو به بدنك، أو مسكناً يؤيك ولو بالأجرة، فلك البقاء حتى تجد البديل، وإذا وجدت العمل البديل براتب يكفي للأشياء الضرورية، فإنه يجب عليك ترك هذا العمل فورا.

Dari penjelasan Anda, nampak bahwa pekerjaan Anda termasuk bentuk bantuan terhadap pinjaman riba. Karena itu, tidak boleh bagi Anda melanjutkan pekerjaan ini kecuali dalam keadaan darurat. Misalnya, jika Anda benar-benar terpaksa hingga hampir binasa dan tidak menemukan jalan untuk memberi makan diri sendiri maupun keluarga; atau Anda berada dalam kesulitan besar, seperti tidak punya pakaian untuk menutup badan, atau tempat tinggal meskipun hanya sewa, maka Anda boleh bertahan sampai menemukan pekerjaan pengganti. Namun jika Anda telah mendapatkan pekerjaan lain dengan gaji yang mencukupi kebutuhan pokok, maka wajib segera meninggalkan pekerjaan ini.

ونذكرك بأن السلامة في الدين لا يعدلها شيء، وأن أفضل السبل للسعادة في الدنيا والفلاح في الآخرة هو طاعة الله تعالى، نسأله الله تعالى أن يتم شفاءك وأن يغنيك بحلاله عن حرامه.

Kami mengingatkan Anda bahwa keselamatan dalam urusan agama tidak ada bandingannya. Jalan terbaik untuk meraih kebahagiaan di dunia dan keberuntungan di akhirat adalah dengan menaati Allah Ta’ala. Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar menyempurnakan kesembuhan Anda dan mencukupi Anda dengan rezeki halal, serta menjauhkan Anda dari yang haram.

ولمزيد الفائدة يمكنك مراجعة الفتاوى الآتية :

Untuk menambah manfaat, Anda dapat merujuk pada fatwa-fatwa berikut :

ولمعرفة آلية الفتوى في موقعنا والقائمين عليها يمكنك مراجعة الفتوى الأخرى هنا :

Untuk mengetahui mekanisme fatwa di situs kami dan siapa yang menanganinya, Anda bisa merujuk pada fatwa lain disini :

وننبهك إلى أن قول الله تعالى: فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. {التغابن: ١٦} سورة التغابن ليس حديثاً كما ذكرت في سؤالك.

Kami juga mengingatkan bahwa firman Allah Ta’ala: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (Surah At-Taghabun: 16) bukanlah hadits, sebagaimana yang Anda sebutkan dalam pertanyaan.

ومعنى الآية بينه العلامة الشنقيطي في أضواء البيان فقال: قوله تعالى: فَاتَّقُواْ اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. يفهم منه أن التكليف في حدود الاستطاعة، ويبينه قوله تعالى: لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا. {البقرة: ٢٨٦}. وقوله تعالى: رَبَّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ. {البقرة: ٢٨٦}. وفي الحديث: قال الله: قد فعلت، وهذا في الأوامر دون النواهي لأن النواهي تروك، كما جاء في السنة: ما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم، وما نهيتكم عنه فاجتنبوه. اهـ.

Makna ayat ini dijelaskan oleh al-‘Allamah Asy-Syinqithi dalam Adhwa’ul Bayan: firman Allah Ta’ala: “Maka bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu.” menunjukkan bahwa taklif (pembebanan hukum) berada dalam batas kemampuan. Hal ini dijelaskan pula oleh firman Allah Ta’ala: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-Baqarah: 286) dan firman-Nya: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami beban yang kami tidak sanggup menanggungnya.” (Surah Al-Baqarah: 286). Dalam sebuah hadits, Allah berfirman: Aku telah melakukannya.” Ini berlaku dalam perkara perintah, bukan larangan, karena larangan adalah bentuk meninggalkan. Sebagaimana dalam sunnah Nabi ﷺ: “Apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah semampu kalian, dan apa yang aku larang maka jauhilah.”

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb

keselamatan dalam agama | fatwa islamweb | hukum kerja ribawi | taklif sesuai kemampuan | tafsir syinqithi

hukum bekerja di perusahaan ribawi | fatwa kerja pinjaman berbunga | darurat dalam muamalah | tolong menolong dalam dosa | larangan riba



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.