Hukum Mendoakan Orang Zhalim yang Hasad agar Sakit



حكم الدعاء على الظالم الحسود بالمرض

Hukum Mendoakan Orang Zhalim yang Hasad agar Sakit

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Hukum Mendoakan Orang Zhalim yang Hasad agar Sakit ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

لدي مكتب لتخليص المعاملات، وكذلك صديقي لديه مكتب مشابه. وذات يوم، أتاني زبون واتفقت معه على أن أُخلِّص وأُنجز له معاملته، وعلم صديقي بذلك وحسدني على المعاملة؛ لأنها كانت بمبلغ مرتفع. ثم تبين لي أن صديقي، الذي له علاقات كثيرة، قام بإيقاف المعاملة. واتضح لي كذلك أن الموظف الذي أوقف المعاملة هو صديق لصديقي.

Saya memiliki kantor jasa pengurusan administrasi, begitu juga teman saya memiliki kantor serupa. Suatu hari, ada seorang pelanggan datang dan saya sudah sepakat untuk mengurus serta menyelesaikan administrasinya. Teman saya mengetahui hal itu lalu hasad kepada saya karena nominalnya cukup besar. Kemudian ternyata teman saya yang memiliki banyak relasi, telah menghentikan proses administrasi tersebut. Juga jelas bagi saya bahwa pegawai yang menghentikannya adalah teman dari teman saya itu.

كل هذا كان نتيجة لحسده، لكي يمل الزبون من تأخيري في إنجاز المعاملة، فيذهب إلى صديقي ليُنجزها له. فهل يعتبر صديقي ظالمًا، لأنه ظلمني وحسدني وأوقف المعاملة؟ وهل يجوز لي أن أدعو عليه بالمرض؟

Semua ini akibat dari hasadnya, agar pelanggan bosan dengan keterlambatan saya sehingga ia berpindah kepada teman saya untuk menyelesaikannya. Apakah teman saya ini dianggap zhalim, karena telah menzhalimi saya, hasad kepada saya, dan menghentikan urusan tersebut? Apakah boleh saya mendoakan agar ia sakit?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فقد ذكرت أنه اتضح لك أن صديقك قد حسدك، ولم تبين كيف حدث ذلك، وعمومًا الأصل في المسلم السلامة مما يشين، ولا يجوز اتهامه بشيء من ذلك إلا عن بينة واضحة، مثل إقراره بذلك، وقد قال تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ (الحجرات: ١٢).

Engkau menyebutkan bahwa ternyata temanmu telah hasad kepadamu, tetapi tidak menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Secara umum, hukum asal seorang muslim adalah selamat dari hal-hal yang buruk, dan tidak boleh dituduh dengan sesuatu kecuali dengan bukti yang jelas, seperti pengakuannya sendiri. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ (الحجرات: ١٢)

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (Surah Al Hujurat ayat 12)

وإذا ثبت عنه ذلك، فلا شك في أنه يعتبر ظالماً لك في سعيه لتعطيل معاملتك؛ ففعله هذا فيه تعدٍ على حقك، وإلحاق ضرر بك، وهذا هو عين الظلم. والدعاء على الظالم جائز، ولكن العفو أفضل وأجره أعظم، كما بينا في الفتويين هنا

Jika hal itu terbukti darinya, maka tidak diragukan lagi ia telah menzhalimimu dengan usahanya menghentikan urusanmu. Perbuatannya itu adalah bentuk pelanggaran terhadap hakmu dan menyebabkan mudharat padamu, dan itu adalah hakikat kezaliman. Mendoakan keburukan atas orang zhalim hukumnya boleh, namun memaafkan lebih utama dan pahalanya lebih besar, sebagaimana telah kami jelaskan dalam fatwa lain disini :

والدعاء على الظالم يكون على قدر مظلمته كما ذكر أهل العلم؛ لأنه نوع من القصاص، وسبق بيان ذلك في الفتوى

Mendoakan keburukan terhadap orang zhalim dilakukan sesuai kadar kezhalimannya, sebagaimana disebutkan para ulama, karena hal itu termasuk bentuk qishash. Penjelasannya telah ada dalam fatwa lain disini :

 لكن الدعاء عليه بالمرض فيه نوع من الاعتداء؛ فيما يظهر.

Namun mendoakan agar ia sakit, itu tampaknya termasuk bentuk berlebih-lebihan dalam doa.

وإن رأيت المصلحة في مواجهته في هذا الأمر إن ثبت صدوره منه، فافعل لتبين له مدى الضرر الذي لحق بك بسبب فعله، وذكره بعواقب الحسد والظلم في الدنيا والآخرة، وليكن ذلك بالحسنى، وكن على حذر في المستقبل من إظهار ما أنعم لله عليك من نعمة؛ فذلك من دواعي الحسد، وفي الكتمان وقاية منه.

Jika engkau melihat ada maslahat dengan menemuinya dalam perkara ini bila terbukti darinya, maka lakukanlah untuk menjelaskan padanya betapa besar mudharat yang menimpamu akibat perbuatannya, serta mengingatkannya tentang akibat buruk dari hasad dan kezhaliman di dunia maupun akhirat. Hendaklah engkau lakukan dengan cara yang baik, dan berhati-hatilah di masa depan untuk tidak menampakkan kenikmatan yang Allah berikan kepadamu, karena itu bisa menimbulkan hasad. Dalam menyembunyikannya ada perlindungan darinya.

روى الطبراني وغيره عن معاذ بن جبل -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم:

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan lainnya dari Mu’adz bin Jabal ra, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

استعينوا على إنجاح حوائجكم بالكتمان؛ فإن كل ذي نعمة محسود

“Mintalah pertolongan untuk tercapainya kebutuhan kalian dengan menyembunyikannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat pasti akan ada yang hasad kepadanya.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.