Sejarah Munculnya Sekularisme (1) : “Gantung Raja Terakhir dengan Usus Pendeta Terakhir”



Sejarah Munculnya Sekularisme  (Bagian 1) :

“Gantung Raja Terakhir dengan Usus Pendeta Terakhir”

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Sejarah Munculnya Sekularisme : “Gantung Raja Terakhir dengan Usus Pendeta Terakhir” bagian dari Kategori Pemikiran

عرفت كل الثقافات والحضارات على مر التاريخ تفاعلا وتعارضا بين المفاهيم البشرية النسبية والمفاهيم الدينية المطلقة والمقدسة، ونتيجة لهذا التفاعل ظهرت عدة مفاهيم وتوجهات، ومن بينها مفهوم “العلمانية”.

Setiap budaya dan peradaban sepanjang sejarah telah mengalami interaksi dan pertentangan. termasuk antara konsep-konsep buatan manusia yang bersifat relatif dengan konsep-konsep agama yang bersifat mutlak dan suci. Sebagai hasil dari interaksi ini, muncul berbagai konsep dan orientasi, salah satunya adalah konsep ‘sekularisme

ولفظة العلمانية هي ترجمة غير دقيقة للفظة الإنجليزية (secularism) واللفظة الفرنسية (sécularisme) وكذلك لفظتي (laicism) الإنجليزية و(laïcisme) الفرنسية، وكلتاهما مشتقة من الكلمة اللاتينية (laicus) التي تعني “الشخص العادي”، وهي بدورها مأخوذة عن اللفظ اليوناني ”laós – λαός” ومعناه “الشعب”.

Istilah al ‘almaaniyyah (Bahasa Arab untuk ‘sekularisme’) adalah terjemahan yang kurang tepat dari kata Inggris (secularism) dan kata Prancis (sécularisme) serta kata-kata Inggris (laicism) dan Prancis (laïcisme). Kedua kata tersebut berasal dari kata Latin (laicus) yang berarti ‘orang biasa,’ yang pada gilirannya diambil dari kata Yunani ‘laós – λαός’ yang berarti ‘rakyat.’

غير أن الاستعمال اللاتيني لهذه اللفظة قد تخصص في قسم من “الشعب”، وذلك في مقابل “الكاهن” (clerc)، وهو رجل المعرفة “العالِم” (عوضا عن معنى اللفظ اليوناني “clêros” بمعنى الحظ الموروث)، والمقصود رجل الدين (المسيحي) المنتظم في سلك الكهنوت الكنسي.

Penggunaan kata Latin tersebut telah menjadi sesuatu yang khusus dengan makna bagian tertentu dari ‘rakyat’, yakni bagian masyarakat yang berlawanan dengan ‘pendeta’ (clerc), yang bermakna “orang berilmu” (berbeda dengan arti kata Yunani ‘clêros’ yang berarti warisan), Yang dimaksud pendeta disini adalah pendeta (Kristen) yang tergabung dalam lembaga kepausan.

فصل الدين عن الدولة

والعلمانية تعني في جانبها السياسي اللادينية في الحكم وفصل الدين عن الدولة، وهي اصطلاح لا صلة له بكلمة “العلم” (SCIENCE) التي اشتُقَّت منها، ومعناها الأقرب إلى الصحة هو “الدنيوية” و”اللادينية”، وهي دعوة إلى إقامة الحياة على العلم الوضعي والعقل، وحساب المصلحة بعيدا عن الدين.

Memisahkan agama dari negara

Sekularisme dalam aspek politiknya bermakna tidak adanya agama dalam pemerintahan, dan pemisahan agama dari negara. Istilah ini tidak ada hubungannya dengan kata ‘ilmu’ (SCIENCE) yang menjadi akar kata al ‘almaniyyah dalam Bahasa Arab. Makna yang lebih tepat adalah ‘keduniawian’ dan ‘tidak beragama.’ Sekularisme mengajak orang untuk mendasarkan kehidupan pada ilmu pengetahuan yang empiris, rasional, dan perhitungan kepentingan yang terlepas dari agama.

ويبدو أن الأوائل الذين أدخلوا هذا المفهوم إلى اللغة العربية بدا لهم المصطلح صادما بحمولته هذه التي تلغي الدين من حياة الناس؛ فاختاروا ترجمة تقترب من العِلم وتُيسر انسيابية المفهوم إلى داخل المجتمعات المسلمة.

Tampaknya, para pendahulu yang memasukkan konsep ini ke dalam bahasa Arab merasa bahwa istilah ini, yang memiliki muatan penghilangan agama dari kehidupan masyarakat, terasa terlalu mengejutkan; sehingga mereka memilih terjemahan yang mendekati kata ‘ilmu’ dalam upaya mempermudah penerimaan konsep ini di masyarakat Muslim.

فمدلول العلمانية المتفق عليه يعني عزل الدين عن الدولة وعن حياة المجتمع، وإبقاءه حبيسا في ضمير الفرد لا يتجاوز العلاقة الخاصة بينه وبين ربه؛ فإن سمح له بالتعبير عن نفسه ففي الشعائر التعبدية والمراسيم المتعلقة بالزواج والوفاة ونحوهما فقط.

Arti sekularisme yang disepakati adalah memisahkan agama dari negara dan kehidupan masyarakat, serta menjadikan agama hanya terbatas dalam hati nurani individu, tidak lebih dari hubungan pribadi antara dirinya dan Tuhannya; kalaupun seseorang diizinkan untuk mengekspresikan agama dalam dirinya, hanya boleh dalam bentuk ibadah dan upacara yang berkaitan dengan pernikahan, kematian, dan hal-hal semacamnya.

ويستخدم في الفضاء الفرنكفوني مصطلح آخر؛ هو اللائيكية (Laïcité). وهو يحمل في طياته معنى خاصا مرتبطا بفرنسا تحديدا. وقد عرَّفَ المفكر الفرنسي “موريس باربييه” (Maurice Barbier)‏ اللائكية في مفهومها الواسع بأنها “الفصل بين الدين والحقائق الدنيوية” (les réalités profanes).

Dalam terminologi Bahasa Prancis, digunakan istilah lain yaitu laïcité. Istilah ini memiliki makna khusus yang terkait dengan Prancis secara spesifik. Pemikir Prancis Maurice Barbier mendefinisikan laïcité dalam arti luasnya sebagai ‘pemisahan antara agama dan kenyataan duniawi’ (les réalités profanes).

Bersambung in sya Allah

Sumber Utama : aljazeera



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.