Ragam Lafazh Jarh
Artikel Ragam Lafazh Jarh ini masuk dalam kategori Ilmu Jarh wa Ta’dil
Tingkatan lafal jarh, para ulama muhadditsin juga membaginya menjadi enam.
Urutan yang pertama lebih mendekati ta’dil daripada tingkatan-tingkatan setelahnya.
Pertama, menyifati perawi dengan sifat-sifat yang menunjukkan kedha’ifannya, akan tetapi dekat dengan ta’dil. Misalnya :
ليس بذلك القوي, ليس بحجة, فيه مقال, فيه ضعف, غيره أوثق منه.
Kedua, kata-kata yang menunjukkan penilaian dha’if atas perawi atau kerancuan hafalannya. Misalnya :
مضطرب الحديث, لا يحتج به, ضعفوه , له مناكير , ضعيف.
Ketiga, kata-kata yang menunjukkan bahwa perawi tersebut sangat dha’if. Misalnya :
رد حديثه, ضعيف جدا, ليس بشيئ, طرح حديثه, لا يكتب حديثه.
Keempat, kata-kata yang menunjukkan bahwa seorang perawi tertuduh sebagai pendusta, pemalsu, atau yang sejenis. Misalnya
متهم بالكذب, متهم بالوضع, يسرق الحديث.
Masuk juga lafazh yang menunjukkan ditinggalkan haditsnya. Misalnya :
متروك, هالك, ليس بثقة.
Kelima, jarh dengan kedustaan atau pemalsuan. Misalnya
كذاب, وضاع.
merupakan kata-kata yang menunjukkan mubalaghah tetapi masih lebih ringan daripada tingkatan di bawah.
Keenam, yang menunjukkan tingkatan paling rendah, menggunakan kata-kata yang menunjukkan mubalaghah dalam hal jarh. Misalnya
أكذب الناس, ركن الكذب.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Tingkatan Jarh ini :
- Untuk dua tingkatan pertama tidak bisa dijadikan sebagai hujjah terhadap hadits mereka, akan tetapi boleh ditulis untuk diperhatikan saja. Dan tentunya orang untuk tingkatan kedua lebih rendah kedudukannya daripada tingkatan pertama.
- Sedangkan empat tingkatan terakhir tidak boleh dijadikan sebagai hujjah, tidak boleh ditulis, dan tidak dianggap sama sekali
Leave a Reply