Larangan Berlebihan Saat Makan (2)



Larangan Berlebihan Saat Makan (Bagian Kedua)

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Larangan Berlebihan Saat Makan ini Masuk dalam Kategori Akhlaq

Semua Artikel dalam Serial ini dapat dibaca di link berikut ini

ثالثا :

Ketiga :

ذكر العلماء فوائد الاعتدال في الطعام وعدم الإسراف ، ومنها :

Para ulama telah menyebutkan manfaat dari bersikap seimbang dalam makan dan tidak berlebihan, di antaranya:

١- صفاءُ القلبِ وإيقادُ القريحة وإنفاذ البصيرة ، فإنّ الشبعَ يورثُ البلادةَ ويُعمي القلب ، ولهذا جاءَ في الحكمة ( مَن أجاعَ بطنَه عظُمت فكرتُه وفَطُن قلبُه ) .

Pertama : Kejernihan hati, ketajaman pikiran, dan ketajaman pandangan. Karena kekenyangan menyebabkan kebodohan dan membutakan hati. Oleh karena itu, dalam hikmah disebutkan: “Barang siapa yang membuat lapar perutnya, maka pikirannya akan tajam dan hatinya cerdas.”

٢- الانكسارُ والذلُ وزوالُ البَطَرِ والفرحِ والأشرِ ، الذي هو مبدأُ الطغيانِ والغفلةِ عن الله تعالى .

Kedua, Tumbuhnya rasa rendah hati, membumi, serta hilangnya kesombongan, kegembiraan berlebihan, dan perilaku sombong, yang merupakan awal dari kedurhakaan dan kelalaian terhadap Allah Ta’ala.

٣ – أن لا ينسى بلاءَ الله وعذابه ، ولا ينسى أهلَ البلاء ، فإن الشبعانَ ينسى الجائعَ وينسى الجوع ، والعبدُ الفطنُ لا يجدُ بلاءَ غيرِه إلا ويتذكرُ بلاءَ الآخرة .

Ketiga, Tidak melupakan ujian dari Allah dan ancaman adzabNya, serta tidak melupakan orang-orang yang sedang diuji. Karena orang yang kenyang cenderung melupakan orang yang lapar dan melupakan rasa lapar itu sendiri. Hamba yang cerdas tidak melihat ujian orang lain kecuali dia akan mengingat ujian akhirat.

٤ – من أكبر الفوائد : كسرُ شهواتِ المعاصي كلّها ، والاستيلاءُ على النفسِ الأمّارةِ بالسوء ، فإنَّ منشأَ المعاصي كلِّها الشهواتُ والقوى ، ومادةُ القوى والشهواتِ لا محالة الأطعمة . قال ذو النون : ما شبعتُ قطُّ إلا عصيتُ أو هممتُ بمعصية .

Keempat, Salah satu manfaat terbesar dari bersikap seimbang dalam perilaku makan adalah mematahkan syahwat dari semua maksiat dan mengendalikan nafsu yang senantiasa memerintahkan pada kejahatan. Sebab, asal dari semua maksiat adalah syahwat dan kekuatan, sedangkan makanan adalah sumber kekuatan dan syahwat tersebut. Dzun Nun berkata: “Saat aku merasa kenyang maka aku berbuat maksiat atau berniat untuk bermaksiat.”

٥ – دفعُ النومِ ودوامُ السَّهر ، فإنَّ مَن شَبِع كثيرًا شرب كثيرًا ، ومن كثر شربُه كثرَ نومه ، وفي كثرةِ النومِ ضياعُ العمر وفوتُ التهجدِ وبلادةُ الطبعِ وقسوةُ القلب ، والعمرُ أنفسُ الجواهرِ ، وهو رأسُ مالِ العبدِ ، فيه يتجر ، والنومُ موت ، فتكثيره يُنقِصُ العمر .

Kelima, Menghindari kemunculan rasa kantuk dan memperpanjang waktu terjaga. Karena siapa yang banyak makan, dia akan banyak minum, dan siapa yang banyak minum, dia akan banyak tidur. Sedangkan terlalu banyak tidur menyebabkan sia-sia umur, hilangnya kesempatan beribadah di malam hari, membuat seseorang menjadi lamban, serta mengeraskan hati. Umur adalah hal paling berharga yang dimiliki manusia, yang merupakan modal untuknya dalam beramal, sedangkan tidur adalah kematian. Maka memperbanyak tidur akan mengurangi umur.

٦ – صحةُ البدن ودفعُ الأمراض ، فإن سببَها كثرةُ الأكل وحصولُ الأخلاط في المعدة ، وقد قالَ الأطباء : البِطْنةُ أصلُ الداء ، والحِميةُ أصلُ الدواء .

Keenam, Terjaganya Kesehatan tubuh dan mencegah penyakit, karena penyebab penyakit adalah banyak makan dan adanya campuran zat-zat yang tidak baik dalam perut. Para dokter pun mengatakan: “Perut yang penuh adalah sumber dari segala penyakit, sedangkan menjaga pola makan adalah sumber obat.”

” ملخصة من إحياء علوم الدين (٣/١٠٤ – ١٠٩) “

(Ringkasan dari Ihya Ulumuddin, 3/104-109)

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : https://islamqa.info/



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.